BAGIAN 46

10.8K 599 450
                                    

HAY HAYY HAYYY BRE BRO CUYYY👋🤗🤗

KENAPA KALIAN BETAH JOMLO? APA KARENA AKU CANTIK? OH, MAKASIH:V

DAH, DAH, KAGAK NYAMBUNG SEKALE YE BOR! :V

JANGAN LUPA VOTE + KOMEN + FOLLOW AKUN AUTHOR!!!

Happy reading ....

####

Risa merasa mual kembali. Ia buru-buru membuka laci, mencari benda kecil yang sempat dibelinya kemarin.

"Semoga negatif," gumam Risa, menggenggam erat benda tersebut di tangannya.

Ia segera masuk ke kamar mandi, tak lupa mengunci pintu. Dibukanya bungkusan benda tadi, lalu segera ia gunakan sesuai dengan instruksi yang tertera di bungkusnya.

Setelah menunggu sekitar lima menit, Risa segera memeriksanya. Degup jantungnya terpacu dua kali lebih cepat, saat tertera dua garis biru pada benda di tangannya.

Ya, benda kecil itu adalah ... testpack.

Badan Risa melemas. Dirinya terduduk di lantai kamar mandi. Perlahan air matanya menetes. Tangan Risa mengusap perlahan perutnya yang masih rata.

"Bro! Gue bingung, mau bersyukur apa sedih. Masalahnya, lu ini hasil pemerkosaan. Kalo di bikin sinetron, pasti judulnya "Azab Seorang Suami yang Tega Memperkosa Istrinya Sendiri!" Eh, kepanjangan. Kasih judul "Azab si Nardi" ajalah. Kasian kamu, Bro. Punya bapak klorofil!" Oceh Risa, seakan mengajak bicara janin yang ada di perutnya.

Namun, ia merasa ada yang salah dari perkataannya barusan. Ia segera menepuk dahinya, saat sadar akan sesuatu.

"Maksud gue tadi pedofil, Bro. Gue tau, lu pasti ngerti maksudnya, 'kan?" Ralat Risa.

Risa segera bangkit berdiri. Menghapus jejak air mata di pipinya, lalu keluar dari kamar mandi. Melangkah menuju meja kerja Leon, mengecek jadwal kerja suaminya hari ini.

"Senin, kantor," gumam Risa, membaca note pada kertas di tangannya.

Risa langsung bersiap-siap, hendak menyusul Leon untuk meminta pertanggung jawaban. Sekalian, ia ingin membeli ice cream rasa saus tiram.

####

Setelah sampai di kantor Leon, Risa melangkah masuk dengan sedikit terburu-buru. Tatapan aneh dari para karyawan Leon tak ia hiraukan.

Risa mendekati meja resepsionis. "Di mana Nar— Maksud saya, di mana Pak Leon?" tanyanya sesopan mungkin kepada wanita di depannya tersebut.

"Maaf, Mbak ini siapa, ya? Apakah sudah membuat janji sebelumnya dengan beliau?" tanya sang resepsionis itu dengan nada sesopan mungkin.

"Sudah. Jadi, apa saya boleh menemuinya?" tanya Risa, mulai tidak sabar.

"Kalau begitu, silakan tunggu dulu. Beliau sedang ada rapat penting di lantai atas," jawab resepsionis tersebut.

"Kelamaan!" Risa langsung melangkah menuju lift. Panggilan dari wanita tadi pun, tak ia hiraukan.

Ting!

Bunyi hujan di atas genting.

Halu!

Setelah lift kembali terbuka, Risa segera keluar. Melangkah dengan bermodalkan nekat. Ia melihat setiap ruangan yang ada di sana, sampai kedua netranya menangkap sebuah pintu bertuliskan CEO.

DOSEN GILA [SELESAI]Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang