BAGIAN 32

9.7K 569 322
                                    

HAY HAYY HAYYY BRE BRO CUYYY 👋🤗

KANGEN AUTHOR GAK, NIH? KANGENLAH PASTI. KALO GAK KANGEN, AUTHOR PAKSA BIAR KANGEN. MWEHEHEH😂

JANGAN LUPA VOTE + KOMEN, YA.

Happy Reading ....

####

Risa mengambil kardus bekas kulkas usang, yang sengaja disimpan di gudang rumahnya. Saking banyaknya debu, sampai membuat Risa terbatuk-batuk.

"Ebuset, dah! Nih kardus kagak pernah dibayklin apa, yak?" tanya Risa entah kepada siapa.

Setelah dibersihkan, Risa memandang kardus tersebut. Memutarinya hingga lima kali. Mengelus sisi kardus, berharap akan ada jin yang keluar.

Halah halu!

"Hoalah Bay, Bay. Coba kalo kamu masih hidup. Pasti udah aku suruh cuciin nih kardus." Curhat Risa.

Yap, kardus tersebut pemberian dari Almarhum Bayu. Ralat, maksudnya, isi di dalam kardus tersebut adalah barang peninggalan dari Bayu.

Risa membuka kardus tersebut dengan pelan, sangat menghayati. Lima belas menit berlalu, kardus tersebut belum juga terbuka. Sampai akhirnya ....

Srek!

Risa merobek bagian depan kardus. "Kelamaan!"

Terpampanglah isi kardus berukuran besar tersebut, yaitu gantungan kunci minion. Risa membalikkan kardusnya, agar benda kecil itu dapat keluar.

Not have akhlak!

"Nah, gini kan enak. Bisa gue jual, buat makan mie ayam." Mengantongi benda tersebut, seraya berjalan keluar.

Risa keluar dari gudang. Ia yakin, suatu saat, benda tersebut akan berguna.

####

Ruang tamu ....

Risa berjalan dengan senyum yang terus mengembang. Sampai akhirnya langkah Risa berhenti di ambang pintu.

"Loh, Om Bapak tumben jam segini udah pulang?" tanya Risa, saat melihat Leon baru keluar dari mobil.

Tidak ada jawaban, mungkin Leon tidak mendengarnya.

Yeuh si budi (budek dikit). Ditanyain gak di jawab, batin Risa.

Risa mencoba mengulangi pertanyaannya. "Om Bapak kenapa pulang?"

"Ck. Ini rumah saya," jawab Leon malas, sambil memasuki rumah dengan langkah gontai. Seperti hidup segan, mati mau-mau saja, asal masuk surga.

Wo iya juga, ya? Pikir Risa.

"Maksud saya, Om Bapak tumben pulangnya cepet? Udah selesai kerjanya?" tanya Risa mencoba selembut mungkin. Sepertinya ada niatan untuk damai kali ini.

Leon tak menghiraukan pertanyaan Risa, menaruh tas dan juga jasnya ke sofa.

"Saya lapar." Leon merengek manja.

"Apa?" tanya Risa bingung.

"Buatkan saya makanan." Leon menunjukan muka memelas.

Ck. Merepotkan! Dongkol Risa dalam hati. Namun, dirinya tetap berjalan menuju dapur.

"Masak apa, ya?" Risa mengetukkan jarinya di dagu, menyiratkan sedang berpikir.

Aha! Ide cemerlang muncul di dengkul Risa. Maklum, orang cantik kan otaknya tidak di kepala. Biar beda! Padahal sebenarnya memang otak Mpok Risa yang menggelinding.

DOSEN GILA [SELESAI]Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang