BAGIAN 47

18.3K 566 367
                                    

HAY HAYY HAYYY BRE BRO CUYYY👋🤗🤗

SUDAH SIAP MEMBACA ENDING CERITANYA?

JANGAN LUPA VOTE + KOMEN + FOLLOW AKUN AUTHORNYA + BANTU SHARE ❤

Happy Reading ....

####

Risa mengajak Leon ke sebuah sorum mobil. Di hadapan keduanya sekarang sudah berjejer berbagai macam jenis mobil. Tentunya dengan harga yang cukup fantastis.

"Mau yang mana?" tawar Leon.

Mata Risa menelisik ke semua mobil bermacam-macam bentuk di hadapannya. Ia merasa kebingungan. Pasalnya, semua mobil di sini sangatlah keren.

Namun, matanya tak berhenti menatap salah satu mobil, yang letaknya paling pinggir dari barisan baja besi yang berderet rapi.

Risa langsung berlari ke arah mobil berwarna merah menyala tersebut. Sangat indah. Di mana hanya terdapat dua kursi pada badan mobil tersebut, yang terdiri dari satu kursi kemudi, dan satunya lagi kursi penumpang. Keduanya terletak bersebelahan.

Senyuman Risa tak henti-hentinya terus mengembang. Sepertinya, ia telah jatuh hati kepada mobil cantik tersebut.

"Kau mau yang ini?" tanya Leon.

Risa menatap Leon, lalu segera mengangguk penuh semangat.

"Baiklah, kita ambil yang ini."

Risa sontak kegirangan. Leon pergi sebentar, hendak menyelesaikan transaksi dengan pemilik sorum tersebut. Setelah selesai, keduanya langsung membawa pulang mobil baru Risa, tentunya Leon yang mengemudi.

Sebelumnya, Leon sudah menyuruh seseorang, untuk mengambil mobil miliknya di tempat tadi.

"Kau bahagia?" tanya Leon di tengah perjalanan mereka.

Risa langsung menoleh ke sumber suara. Ia kembali mengangguk dengan semangat. "Tentu. Terima kasih."

Tak berselang lama, mereka sudah sampai di rumah Leon. Risa keluar dari mobil terlebih dahulu.

"Tin! Tin! Tin! Ada mowah ... mowahku roda empat ... kudapat dari suami ... karena rajin menodong."

(Mowah = mobil mewah)

Risa bernyanyi dengan riangnya, sambil berjalan memasuki rumah. Disusul Leon di belakangnya, sambil terus beristigfar dalam hati.

Kadang kala, terlintas dalam benak Leon untuk menenggelamkan Risa ke dasar inti bumi. Namun, apalah daya, menggali tanah sedalam setengah meter saja rasanya Leon seakan ingin tumbang.

Baru saja keduanya tiba di dalam rumah, Risa kembali heboh. Entah apa lagi yang ia ributkan sekarang. Hingga membuat kepala Leon serasa ingin meledak.

"Om Bapak, sini!" teriak Risa dari lantai atas. Membuat Leon yang masih berada di lantai bawah terpaksa melangkah dengan gontai menghampiri Risa.

"Apa?" tanya Leon setelah sampai di kamar.

"Om Bapak, si Black ilang!" seru Risa histeris.

"Hanya itu?" tanya Leon memastikan.

"Apa? Hanya itu? Astaga bagong, Om Bapak gimana, sih?! Si Black ilang bukannya khawatir malah santai banget! Itu sama sekali tidak mencerminkan bapak yang baik untuk anak-anaknya!" kesal Risa tanpa jeda.

Leon memijat pangkal hidungnya. Masalah kucing saja sudah dibesar-besarkan. Apa ini karena pengaruh hormon ibu hamil? Pikir Leon.

"Terus saya harus ngapain?" tanya Leon tak paham.

DOSEN GILA [SELESAI]Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang