02

3.2K 376 71
                                    

Dahyun menutup matanya. Air mata mulai mengalir membasahi. Dahyun terisak dalam diam. Keinginan Jeongyeon tadi membuat hatinya sakit.

"Kurasa aku menyukai Sana, Dahyuna!"

"Eoh? Tiba-tiba?" Dahyun begitu terkejut dengan percakapan tiba-tiba Jeongyeon. Itupun situasi dan kondisi rasanya tak cocok sama sekali. Karena mereka sedang berada di ruang latihan. Dan Dahyun baru saja duduk untuk beristirahat sejenak disamping gadis Yoo itu.

"Tingkah aktifnya entah kenapa membuatku senang melihatnya. Dan sikapnya yang selalu membuat skinship itu malah membuatku terbawa perasaan. Dan tanpa terduga, aku sudah menyukainya"

Dahyun yang mendengar tak sadar meremas botol air minumnya yang tersisa sedikit. "Sejak kapan?"

"Eoh?"

"Sejak kapan Eonnie menyukai Sana Eonnie?"

"Entahlah" Jeongyeon menjawab seraya mata lekat menatap Sana yang masih terlihat berlatih bersama Momo. "Aku tak tau sejak kapan. Dan Dahyuna.." Jeongyeon menatap Dahyun semangat. "Bantu aku.."

Dahyun mengernyit bingung. "Bantu apa?"

"Bantu aku jadian dengan Sana"

"APA?" Dahyun yang terkejut jelas berteriak. Mengambil atensi membernya yang lain.

"Kau kenapa Dahyun?" Nayeon bertanya bingung.

Yang ditanya menggeleng kecil dengan tawa yang mengisyarakan jika tak terjadi hal-hal buruk.

"Aish kau ini! Kenapa harus berteriak begitu?" Jeongyeon menegur.

"Aku hanya kaget Eonnie"

"Jadi bagaimana? Mau bantu aku atau tidak?"

"Kenapa harus aku?"

"Karena kau yang paling dekat dengan Sana. Dan Sana terlihat percaya sekali padamu. Jadi Please bantu aku" Jeongyeon memohon.

Dahyun terdiam. Dia berpikir. Apakah harus dia melakukan hal itu?

Mata kembali menatap ke arah Sana. Tak disangka, Sana ternyata membalas tatapannya. Bahkan seuntas senyum diberikan untuknya juga. Dahyun membalas lalu tatapan kembali lagi pada Jeongyeon disampingnya.

Rasa sakit mulai menyeruak didalam tubuh. Dahyun jelas tak ingin melakukan hal itu. Karena dia juga sangatlah mencintai Sana. Sangat-sangat mencintai. Tapi kenyataannya, Sana hanya menganggapnya sebagai adik dan sahabat yang baik. Yang membuat segala harapan pupus begitu saja.

"Baiklah Eonnie. Akan ku bantu" Dahyun akhirnya mengambil keputusan. Meskipun itu sangatlah sulit. Tapi jika ini untuk kebahagiaan Sana, apa saja akan dilakukannya. Jeongyeon terlihat cocok untuk dijadikan pendamping oleh gadis yang dicintainya itu.

Air mata jatuh kian bebas kala serbebak ingatan tak mengenakan itu tiba-tiba menghampiri. Bibir digigit demi menghalau suara yang akan keluar. Dada rasanya benar-benar sakit.

"Apapun demi kebahagianmu Eonnie. Aku rela terluka" Dahyun berucap dengan suara seraknya. Dan berakhir membenamkan wajah di bantal. Membiarkan bantal miliknya dibasahi oleh air matanya. Setidaknya untuk malam ini dia bisa melepas rasa sakit itu dengan sebuah tangisan.

.

"Eonnie bangun!" Rasa berat dan teriakkan memekakan telinga membangunkan Dahyun. Matanya terbuka dan mendapati Chaeyoung berada diatas tubuhnya. Menindihnya tanpa rasa bersalah.

"Chae, kau berat"

Yang ditegur tertawa dan berakhir mengakhiri penderitaan sang Eonnie. "Eonnie, ini sudah pagi. Kita ada jadwal 2 jam lagi. Jadi bangunlah lalu makan"

Dahyun bangun terduduk. Dia mengucek matanya yang kabur lalu meraih kaca matanya dan segera memakainya. "Tumben kau cepat bangun."

Chaeyoung tersenyum. "Itu gunanya punya kekasih" ucapnya. "Mina Eonnie membangunkanku dengan penuh cinta pagi ini. Jadi aku bisa bangun dengan cepat begini"

Dahyun terkekeh kecil. Gadis Son itu mendeskripsikan rasa cintanya dengan berlebihan. Jadi terdengar lucu. "Berbahagialah kau yang punya kekasih" ucap Dahyun lalu bangun berdiri dari atas ranjangnya. Dan berjalan keluar dari kamarnya.

"Eonnie baik-baik saja kan?" Chaeyoung mengejar. Karena gadis itu tau semua yang bersangkutan dengan Dahyun.

Dahyun menguap menatap Chaeyoung heran. "Apa maksudmu? Aku baik-baik saja"

"jinjja?"

Anggukan Dahyun berikan. "Morning eonnie-dul" Dahyun menyapa Nayeon, Jihyo, Momo dan Mina yang berada di ruang menonton. Dia tak mungkin mengabaikan membernya itu.

"Morning Dahyunie" Mereka menjawab membuat Dahyun tersenyum.

Langkah berlanjut menuju dapur dengan Chaeyoung yang senantiasa mengikutinya. Hingga sebuah penampakkan membuat Dahyun membuang muka. Dia menatap Chaeyoung yang memang berjalan dibelakangnya.

"Kenapa?" Chaeyoung bingung.

Yang ditanya memilih diam. Chaeyoung mengernyitkan keningnya seraya menatap ke arah depannya. Dan dia juga berakhir terkejut kala melihat Jeongyeon dan Sana berciuman mesra didapur.

"Eonnie-dul?" Chaeyoung memilih menegur. Dia tak mau Dahyun semakin merasa sesak melihat itu.

Yang ditegur kaget bukan main. Tautan mereka terlepas. Serempak mata beralih ke ambang pintu dan mendapati dua maknae mereka berada disitu.

"Sudah kubilang jangan disini" suara Sana terdengar memarahi Jeongyeon yang hanya dibalas dengan kekehan.

"Aku akan mandi dulu" Jeongyeon memilih pamit.

"Chaeyoung? Bantu kami dulu" teriakan leader memecah keheningan sesaat mereka disitu.

Yang di panggil jelas sangat terkejut.

"Pergilah" Dahyun berucap. Dia tau Chaeyoung enggan meninggalkannya.

"Aku akan segera kembali eonnie"

Dahyun mengangguk dan akhirnya memutar tubuh menatap Sana. Lalu ke Jeongyeon yang seperti enggan pergi padahal tadi sudah pamit.

"Kau tidak jadi pergi? Katanya mau mandi" Sana menegur gadis Yoo itu.

"Ah. Iya. Aku tidak akan lama" Jeongyeon menjawab. Tak lupa mengecup pipi Sana dan akhirnya melegangkan kakinya keluar dari dapur.

Tatapan lekat dan tajam Dahyun terima seiring gadis Yoo itu melangkahkan kakinya. Dan Dahyun tau jelas apa maksudnya.

"Tenang saja.." Dahyun berucap kecil kala tubuh mereka berpapasan. Dan Jeongyeon hanya berdecak sebal.

Helaan napas Dahyun keluarkan dan akhirnya melangkahkan kaki masuk ke dapur. Berjalan lurus menuju kulkas dan tak menggubris Sana yang terlihat tak enak padanya.

Dahyun membuka pintu kulkas. Meraih sebotol air minum dan menuangkannya ke gelas.

"Dahyun, maaf karena kau melihatnya" Sana menegur didetik setelahnya.

Yang di tegur melirik kecil. "Tidak apa. Aku tau kalian hanya mencari waktu untuk berdua" Dahyun menjawab lalu berjalan ke meja makan. Meraih selembar roti lalu bermaksud keluar dari dapur. Tapi Sana dengan cekatan menahannya.

"Dahyuna?"

Dahyun melepaskan tangan Sana dari lengannya dengan cepat dan membuat jarak.

Sana cukup terkejut akibat itu. "Kau.." Sana beralih menatap mata cokelat milik Dahyun. "..membuat jarak dariku. Kenapa?"

_Tbc_

Be Okay! ✔Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang