33

2.5K 353 73
                                    

Aku double up lagi dong..
Enjoy~
.

Pintu dorm dibuka oleh Dahyun. Suasana hening menyambut. Ketiga gadis muda itu pun masuk lebih dalam dan tak mendapati siapapun.

Dahyun berbalik dan menatap dua gadis yang berjalan dibelakangnya itu. "Jangan lupa berikan ice cream itu pada yang lain. Termasuk Sana eonnie juga. Dan pastikan, saat kalian memberikannya, dia sudah selesai mak-"

"Kenapa eonnie tak memberikannya sendiri?" Potong Chaeyoung.

"Huh?"

"Kenapa tak berikan sendiri saja?" Chaeyoung memperjelas.

"Ck! Aku mencoba membatasi diriku. Hari ini aku terlalu banyak membuat kontak dengannya" Ucap Dahyun. "Aku sebenarnya ingin memberikan itu langsung padanya. Tapi ada hati yang harus ku jag-"

"Oh. Kalian sudah pulang?" Suara Mina terdengar dari arah tangga. Jelas memotong ucapan Dahyun juga.

"Aku duluan ke kamar" Dahyun malah pamit. Meninggalkan ketiga membernya itu dengan raut wajah kecewa.

"Dahyun kenapa?" Mina bertanya bingung.

"Kami berdua membuat kesalahan eonnie" Jawab Chaeyoung

"Ani" Tzuyu ikutan bersuara. "Aku dari tadi diam. Kau yang terus memancing Dahyun eonnie"

"Heol" Chaeyoung kaget. "Kita ini sahabat. Jadi harus saling membagi kesalahan"

"Shirreo" Tzuyu menolak. "Kau harus menanggungnya sendiri" Lanjutnya. "Dan aku mau kekamar Jihyo eonnie dulu. Bye Bye"

Sepeninggal nya Tzuyu, Mina mulai terkekeh kecil. Cukup lucu melihat pacarnya dan juga gadis termuda diantara mereka itu bertikai kecil seperti tadi.

"Itu tidak lucu eonnie" Chaeyoung menegur kesal. Mempoutkan bibir seperti anak kecil. Sungguh menggemaskan.

"Aigoo.. Mianhae" Mina mencubit gemas pipi gadis didepannya itu. "Oh iya, aku ingin bicara serius denganmu" Tiba tiba arah pembicaraan mulai serius.

"Huh?" Chaeyoung memberikan atensinya. "Tentang apa? Apa aku berbuat kesalahan?" Chaeyoung mulai panik sendiri.

"Tidak. Ini tentang hal lain"

Chaeyoung terlihat lega. Dia tadi benar menyangka telah berbuat kesalahan fatal.
"Ya sudah..Aku letakkan ice cream ini di kulkas dulu. Setelah itu kita bicara"

Mina mengangguk setuju. Dan memilih mengikuti langkah sang pacar. Menuju dapur yang sepi.

Klek..
Pintu kulkas di tutup. Chaeyoungpun memberikan atensinya pada si gadis Jepang.

"Kita bicara disini. Lagipula yang lain sibuk dikamar mereka masing masing" Ucap Mina seraya menarik Chaeyoung untuk duduk bersebelahan.

"Jadi ada apa eonnie?" Chaeyoung lebih dulu membuka percakapan. Lagipula dia sudah sangat penasaran sekarang.

"Ani. Itu..seharusnya aku bertanya tentang ini padamu lebih cepat" Mina menatap lekat sang pacar. "Percakapan antara Dahyun dan Jeongyeon eonnie waktu itu, kau mendengarnya juga kan?"

Chaeyoung terdiam. Dia sebenarnya tidak ingin membahas hal ini dengan Mina. "I-Iya. Aku mendengarnya" Jujurnya kemudian. Dia tak bisa berkata tidak.

"Lalu kenapa kau berlari turun kembali saat Sana eonnie melanjutkan langkahnya untuk menghentikan perdebatan mereka? Saat aku mengejarmu, kau juga tak mengatakan apa apa"

Chaeyoung menghela nafasnya. "Aku kaget waktu itu, jadi aku lari. Dan soal tak mengatakan apa apa, itu karena saat itu ada Jihyo eonnie, momo eonnie dan juga Tzuyu"

"Lalu.." Mina mendekat pada kekasihnya itu. "Apa menurutmu memang terjadi sesuatu antara Dahyun dan Nayeon eonnie?" Tanyanya nyaris berbisik.

"Huh? Kenapa eonnie malah terlihat penasaran begitu?" Chaeyoung dibuat bingung.

"Aku hanya meminta pendapatmu saja. Apa tidak boleh?"

Si gadis Son menghela nafas lalu bergerak memeluk Mina yang duduk disebelahnya. Dia sebenarnya malas menjawab. Yang ada di otaknya saat ini hanyalah ingin bermesraan dengan kekasih cantiknya itu.

"Chae? Jawab aku"

"Hah~" Helaan nafas Chaeyoung keluarkan. Berlahan Ia melepas dekapan. Lalu menatap lekat sang pujaan hati. "Aku juga tidak tau eonnie" Jawabnya. "Tapi kalau melihat sikap mereka selama ini, kurasa memang terjadi sesuatu" Lanjut si gadis Son tanpa ada niat mengatakan ucapan Dahyun yang didengarnya tadi. "Kita doakan yang terbaik saja untuk mereka"

Mina terlihat tak puas mendapat jawaban samar begitu.
Kurasa aku tidak bisa memanfaatkan Chaeyoung. Apa Dahyun tidak menceritakan hal itu padanya? - Mina membatin. Rencananya gagal total saat ini.

"Hey? Apa yang eonnie pikirkan?" Chaeyoung menegur melunturkan lamunan.

"Eoh? Aniya aniya" Mina tersenyum. Menepis rasa penasaran sang kekasih.

Si gadis Son terlihat mengangguk kecil. Dia tak bertanya lagi. "Kalau gitu aku mau minta tolong pada Eonnie"

"Bantuan? Ada Apa?"
.

Tok tok tok..
Ketukan kecil di pintu kamar mengambil atensi Sana. Tapi Ia tak ada niat membukakannya. Karena sang tamu sudah terlihat masuk dengan bebas dan mendekatinya.

"Oh. Eonnie sudah makan. Baguslah.. " Suara lembut membentur indera pendengaran.

"Hm. Aku sudah makan. Meskipun kupaksa" Sana berucap. "Lalu kenapa kau kesini Mina?"

Mina tersenyum tipis. Lalu mengambil tempat untuk duduk dipinggir ranjang di samping sang pemilik kamar. "Ini... " Ice cream Mina ulurkan.

"Huh? Kenapa tiba tiba memberikan Ice cream padaku?" Sana bingung. Tapi tetap saja Ia mengambil pemberian itu. Lagipula itu ice cream favoritnya.

"Dahyun membelikannya untuk eonnie" Mina menjawab. Chaeyoung memang tadi meminta bantuannya soal ice cream itu.

"Kenapa dia tak memberikannya sendiri padaku?"

"Karena ada dua hati yang harus dia jaga. Kurasa dia akan membuat jarak lagi pada eonnie"

"Huh? Apa yang kau bicarakan?" Sana kaget. "Tadi saja dia yang lebih dulu berbicara padaku. Bahkan membawakanku makanan" Sana menunjuk bekas piring yang terletak di atas nakas dengan dagunya. Sembari membuka ice cream ditangannya lalu menjilatnya kecil.

"Itu karena eonnie bersikap aneh semenjak mendengar pembicaraan mereka" Balas Mina. "Aku tau eonnie tengah menyalahkan diri dan juga menyesal. Tapi jangan terlalu menampilkannya seperti itu. Eonnie seperti anak kecil"

"Ara ara" Sana berucap. Dia memang sadar akan hal itu meskipun terlambat. Itu karena hatinya terlalu sakit menerima kenyataan yang didengarnya waktu itu. Keputusan nya selama ini terlalu bodoh. Helaan nafas pun lolos lagi. "Mina?" Tegurnya kemudian.

"Hm?" Mina menjawab sembari membersihkan ice cream yang terlihat mengotori bibir eonnie cantiknya itu. Yang kadang kala bertingkah seperti anak kecil.

"Aku sudah yakin memutuskan hubunganku dengan Jeongyeon" Ucap Sana lagi mengagetkan si gadis Myoui. "Aku tak bisa berlama lama dalam hubungan tanpa rasa cinta ini lagi. Aku akan melakukannya besok"

"Jeongyeon eonnie akan terluka"

"Aku tau" Jawab Sana. "Tapi lebih baik seperti itu. Aku tak mau melakukannya lagi. Aku sudah tau perasaan Dahyun"

"Kalau menurut eonnie itu yang terbaik, aku akan mendukung semua keputusan eonnie"

_Tbc_

Btw, Aku jadi author yang baik sampai chap ini saja. Selanjutnya bakal jahat lagi. Wkwk

Sampai berjumpa minggu depan gengs 👋

Be Okay! ✔Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang