Dorm nampak sangat sepi. Semua orang yang ada didalamnya sudah berada di kamar masing masing. Terkecuali Sana yang masih terlihat disofa dorm mereka. Ia tengah menunggu Dahyun tentu saja. Berandalkan handphone yang Ia ajak main demi membunuh waktu.
"Sayang? Kenapa belum tidur?" Suara Jeongyeon terdengar mengambil atensi. Gadis itu terlihat mendekati Sana. Duduk ditempat kosong dan langsung memeluk gadis Jepang itu.
Sana yang mendapat pelukan tiba tiba itu melepas handphonenya. Lalu menghela nafas sejenak. "Aku masih menunggu Dahyun dan juga Nayeon eonnie. Mereka berdua belum pulang. Aku khawatir"
"Sayang, ini bukan pertama kalinya mereka seperti ini. Jadi tenanglah. Mereka pasti akan pulang dengan keadaan baik baik saja. Jadi kita tidur ya?"
Sana menolak. "Aku tak akan bisa tidur sebelum mereka pulang"
Jeongyeon mengangguk kecil seraya melepas pelukannya. Punggung disandarkan nyaman di sandaran sofa. "Kalau begitu aku akan menemanimu disini" Ucapnya. Karena jujur Ia pun tengah menunggu Nayeon. Gadis kelinci itu berani beraninya tak menggubris pesannya dari tadi.
Sana yang mendengar ucapan kekasihnya itu tak mengeluarkan sepatah kata. Dengan artian jika dia tak masalah Jeongyeon menemaninya.
Lama mereka menunggu hingga suara pintu terbuka mmengambil atensi. Refleks keduanya berdiri dari duduk mereka dan menuju pintu.
Dahyun terlihat masuk berlahan dengan Nayeon yang tengah berada dalam gendongannya.
"Uh Dahyun?!" Sana menegur kaget.
"Oh eonnie-dul? Kenapa kalian belum tidur?" Dahyun yang mendapati kedua Eonnienya itu jelas bingung.
"Nayeon kenapa?" Jeongyeon memilih bertanya tanpa menjawab pertanyaan Dahyun barusan. Dia hanya kaget melihat sahabatnya itu berada dalam gendongan Dahyun dengan mata terpejam.
"Hanya tertidur eonnie. Tidak usah bangunkan. Aku akan segera membawanya ke kamarnya" Jawab Dahyun menghilangkan kekhawatiran. Segera Ia melangkah lagi. Tapi Jeongyeon malah menahannya.
"Biar aku yang bawa dia keatas. Kau nampak kelelahan" Ucap gadis Yoo itu.
Dahyun reflek menatap Sana. Tapi gadis Jepang itu seakan tak menggubris ucapan Jeongyeon barusan. Malahan tatapan lekat diberikan untuknya.
"Dahyun?! Biar aku yang bawa!"
"O-Oh? A~ baiklah Eonnie" Dahyun yang tadi sedikit termenung sedikit kaget. Ia pun mengiyakan permintaan Jeongyeon barusan.
Dan gadis Yoo itu segera mengambil alih tubuh Nayeon untuk digendong ala bridal style olehnya. Dan setelah itu segera berlalu pergi dari situ.
Sikap Jeongyeon barusan membuat Dahyun khawatir. Seakan gadis Yoo itu melupakan Sana kekasihnya. Dahyun hanya takut mereka berkelahi lagi. Sana pantas mendapat kebahagiaan bukan tangis.
Tapi pikiran negatif tertepis begitu saja kala Sana tak mengucapkan apapun. Bahkan melihat kepergian Jeongyeon pun tak dilakukannya.
"Eonnie? Gwencana?" Dahyun menegur.
"Ikut aku!" Sana membalasnya dengan tarikan. Dia membawa Dahyun masuk kekamar gadis Kim itu dan mendorongnya kecil hingga terduduk diatas ranjang.
"Uh? Waegure eonnie?"
Helaan nafas berat menubruk indera pendengaran Dahyun. Sana nampak sangat marah padanya. "Ini bukan pertama kalinya kau dan Nayeon eonnie keluar berkencan dan tak tau jam! Apa kau tau jika aku sangat khawatir?"
"Ta-tapi kan aku sudah memberikan kabar pada Eonnie"
"Tapi kenapa harus selalu pulang tengah malam?"