Keheningan melanda kedatangan Dahyun. Itu jelas karena ini apartement pribadinya. Tak ada yang tau tempat ini selain Chaeyoung dan Tzuyu. Jadi tak mungkin seseorang akan menyambut kedatangannya.
Tubuh dibawa masuk kedalam kegelapan. Dahyun tak ada niat membuka tirai demi membawa masuk cahaya matahari yang terang diluar sana. Ia memilih langsung ke kamarnya dan menidurkan dirinya dalam kegelapan itu.
Emosi masih menggerogoti pikirannya. Sangat jelas jika hal itu tak baik jika ada seseorang disekitarnya.
Kemarahan akan rasa sakit berlahan membuat Dahyun meneteskan air matanya. "Kini aku tau dengan benar posisiku" ucapnya dalam tangisan pilunya.
Air mata terus mengalir hingga rasa kelelahan melanda dan membuat Dahyun ketiduran.
Mungkin inilah yang dinamakan kelelahan. kelelahan akan rasa sakit di tambah tak tidur semalamam membuat Dahyun tertidur cukup lama. mata bengkaknya baru terbuka kala jam sudah menunjukkan pukul 3 sore lewat.
Dahyun bangun dari ranjangnya. Jeket yang semula masih terpasang beserta sepatu dilepasnya. Lalu Ia keluar menuju dapur. Menuju kulkas dan mengambil es batu demi mengompres matanya yang sulit dibuka.
"Hah-" helaan nafas Ia keluarkan. sembari tubuh bersandar di pantry dapur bersihnya yang tak pernah digunakan.
Cukup lama seperti itu hingga Dahyun akhirnya menghentikannya. Rasa lapar menggerogotinya. Perutnya minta diisi sekarang juga. Kini kaki kembali ke kamar. Ia butuh handphonenya yang berada disaku jeketnya.
Tak butuh waktu lama. Benda persegi panjang itu sudah berada di genggamannya. Banyak notifikasi panggilan tak terjawab yang tertera dilatar handphonenya itu. Dahyun menghela nafasnya. Semua itu berasal dari membernya. Dan mengejutkan nama Sana tertera juga disitu sebagai penelphone yang tak diangkatnya.
"Aku tak butuh perhatian eonnie lagi" ucap Dahyun lalu menghapus segala notifikasi itu dan melanjutkan tujuannya memesan makanannya.
15 menit kemudian, pesanan Dahyun datang juga. Kini gadis itu makan dalam keheningan dan tanpa semangat. Tapi setidaknya, mulutnya tetap bergerak demi mengunyah makanan itu agar perutnya bisa terisi dengan cepat.
Setelah semua itu, Dahyun mengistirahatkan dirinya diruang tamu. Duduk disofa seraya memainkan handphonenya. Hingga sebuah panggilan masuk merusak suasan hati Dahyun yang sudah mulai stabil.
"ugh!" Dahyun menggeram. Dia tak mau mengangkat panggilan Sana saat ini. Dia sudah cukup terluka. Handphone tak bersalah itu dilemparkan disisi kosong disisinya. Lalu Ia berdiri dan menuju kamar mandi. Berendam sepertinya cara ampuh untuk menghilangkan problema hidupnya untuk sementara.
Satu jam terlewati dan Dahyun sudah terlihat menyelesaikan aktivitasnya. Aktivitas terakhirnya tinggalah mengeringkan rambutnya. helaan nafas keluar sesaat Ia melihat pantulan dirinya di cermin wastafel kamar mandinya itu. Hingga tanpa diminta, kejadian pagi tadi terbesit lagi. Emosi kembali menggerogoti dan..
Bukk..
Cermin dihadapan dijadikan pelampiasan. Cermin itu pecah. Meninggalkan tetesan darah yang terlihat melekat ditempat Dahyun meninjunya.Air mata jatuh lagi. Dan darah yang mengalir tak dipusingkan Dahyun. Rasa sakit dari luka ditangan ini tak sebanding dengan apa yang dirasakannya. Dia sudah terlalu jauh menyakiti perasaannya sendiri.
.Di lain sisi, nampak Chaeyoung dan Tzuyu terlihat tak tenang sedari tadi. kedua maknae itu berjalan bolak balik di ruang tamu. mengambil atensi para eonnienya disitu.
"Kalian ini kenapa sebenarnya?" Jihyo bertanya bingung.
"itu Eonnie.." Tzuyu menjawab dengan langkah yang terhenti. Dia memilih menatap leadernya itu. yang juga merambat sebagai kekasihnya dari 4 bulan yang lalu. "kami khawatir pada Dahyun Eonnie" lanjutnya
Jihyo menghela nafasnya. "Dia pasti baik-baik saja. Tenanglah"
"Tapi dia tak juga mengangkat telphone kita dari tadi" Chaeyoung menyambung.
"Dia mungkin hanya tak ingin diganggu dulu" sekarang Mina yang menjawab.
"Ugh! Aku tak tenang. Ayo Tzuyu, kita jemput dia" Chaeyoung berucap. Karena perasaannya benar tak enak saat ini.
"Tapi Chae..ini belum.."
"Aku tidak perduli. Kita harus pergi sekarang" potong Chaeyoung.
"Kalian akan menjemputnya dimana? Kalian tau gadis itu kemana?" Jihyo bertanya karena penasaran.
"Ne. Kami tau Eonnie. Dan maaf kami belum bisa memberitahukannya pada kalian. Jadi kami akan pergi sekarang" jawab Chaeyoung
"Aku ikut kalian" Nayeon yang dari tadi terlihat diam mengajukan dirinya.
"Uh? Ani Eonnie. Jangan.."
"Aku akan tetap ikut. Lagipula kalian kesana akan naik apa? Kalau denganku, kita bisa naik mobilku"
Chaeyoung dan Tzuyu reflek saling bertatapan.
"ugh. Kalian begitu lama. Ayo pergi sekarang" Nayeon berjalan kearah dua gadis itu. Menarik tangan mereka paksa menuju pintu.
"Jangan lupa beritahu kami keadaannya" Teriak Momo.
_Tbc_
Versi pendek lagi ( ͡≖ ل͜ ͡≖)