12

2.7K 350 55
                                    

"Jeongyeon! Kau gila?" Suara Momo terdengar menubruk indera pendengaran kala gadis itu masuk ke dalam kamar.

Yang ditegur hanya berdecak sebal. "Ck!" Ini bukan saat yang tepat mendengar kalimat pedas roomatenya itu.

Tapi Momo yang tak tau isi pikiran gadis Yoo itu terus menyerang. Dia tak ambil pusing dengan aura tak mengenakkan dari Jeongyeon.  "Dahyun itu adikmu. Kenapa kau tega memukulnya kala tubuhnya sedang tak sehat, eoh? Sebenarnya apa yang kau pikirkan?"

Jeongyeon berdiri dari duduknya. Dia menatap tajam Momo. "Gara-gara dia. Sana meminta break padaku!"

"Apa?" Momo terkejut. "Sana meminta break? Kau tau artinya kan? Itu sama saja seperti memutuskan. Tidak ada kata break dalam sebuah hubungan Jeong"

"Tapi aku bisa apa? Sana bersikeras meminta break padaku. Kau tau kan jika aku sangat mencintainya" nada suara Jeongyeon menurun.

"Kau bisa bicarakan hal ini lagi dengan Sana. Kau bisa memperbaikinya" Momo memberi saran. Karena selama ini dia adalah wadah bercerita Jeongyeon.

"Semua ini karena Dahyun. Dia penyebabnya!"

"Jangan salahkan Dahyun. Ini terjadi karenamu juga" Momo tak setuju dengan ucapan roomatenya itu. "Ini terjadi akibat perjanjian yang kalian buat itu. Kau yang lebih dulu melanggarnya"

"Itu karena sikap Na-"

"Berhenti membuat alasan!" Momo memotong ucapan membuat gadis Yoo itu terdiam. Helaan nafas keluar. "Aku sudah berulang kali bilang padamu kalau Dahyun adalah orang terpenting untuk Sana. Kau tak bisa membuat jarak di antara mereka. Sana juga butuh Dahyun, Jeong"

"Butuh dalam hal apa, eoh? Aku sudah lebih dari cukup untuknya!"

"Jangan samakan kau dengan Dahyun. Selama ini yang selalu berada disisi Sana adalah Dahyun. Aku bisa bilang jika kau adalah orang ketiga untuk mereka"

"Apa maksudmu? Aku ini orang yang dicintai Sana. Kalau tidak, dia tak mungkin menerimaku"

Momo menghela nafas lagi. Lalu memilih duduk disamping gadis Yoo itu. "Saranku, bicaralah lagi dengan Dahyun. Lalu hapuskan perjanjian kalian. Jadilah kakak yang dikagumi untuk maknae terutama Dahyun seperti dulu. Dan aku jamin, Sana akan lebih menghargaimu sebagai kekasihnya"

"Jadi maksudmu, aku harus membiarkan Sana dan Dahyun bebas melakukan aktivitas dan skinship di hadapanku?" Jeongyeon menatap lekat Momo.

"Itu jalan satu-satunya" jawab Momo. "Dan kupikir, Dahyun akan tau dimana dia harus menempatkan posisinya yang hanya sebatas sahabat untuk Sana. Dia tak akan melangkah terlalu jauh"

"Aku tak bisa..." Jeongyeon berucap. "Aku tidak akan sanggup melihat mereka berduaan" Sambungnya.

"Kalau kau ingin semua membaik, kau harus mengikuti saranku. Ini satu-satunya cara. Tapi jika kau ingin Sana melangkah lebih jauh dari sekedar break. Kau harus sangat rela melepasnya"

Tak ada jawaban. Jeongyeon tertunduk dalam pergelutannya dalam memutuskan tindakan yang akan di ambilnya.

"Apa aku harus melakukannya?" Jeongyeon bertanya.

"Semuanya tergantung padamu Jeong. Jadi pikirkanlah dengan baik" jawab Momo

_Tbc_

Selamat menikmati versi pendek ini
(☞ ͡ ͡° ͜ ʖ ͡ ͡°)☞

Be Okay! ✔Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang