Pintu kamar di tutup, tubuh dilemparkan keatas ranjang bermaksud kembali bermalas malassan. Dahyun mencoba tidak memperdulikan permintaan Tzuyu tadi.
Handphone kembali diambil. Membukanya lalu menyibukkan diri bermain game. Beberapa menit berusaha fokus. Tapi tetap saja, gadis Jepang itu terlalu mudah membuyarkan fokusnya.
"Sial!" Dahyun melempar handphone miliknya disisi ranjang. Tubuh didudukkan. Geraman tertahan dia keluarkan. "Ugh!"
Tubuh pun di bawa menjauhi ranjang demi keluar kamar. Berusaha menghiraukan itu terlalu sulit buat Dahyun. Helaan nafas lolos begitu saja kala mata menangkap sosok Sana yang terlihat begitu betah berdiam diri di sofa dorm.
Langkah di lakukan. Dahyun berjalan menuju ketempat eonnie nya itu. Dan segera mengambil tempat disampingnya. "Sana eonnie?" Dahyun mulai menegur. Tapi tak ada tanggapan sama sekali yang diberikan untukknya. "Eonnie?" Gadis Kim itu mencoba menegur lagi. Tapi tetap tak ada reaksi.
Mwoya? Apa aku berbicara dengan patung saat ini? - dahyun membatin bingung.
"Sana eonnie?" Teguran dengan nada sedikit besar dan juga guncangan kecil dibahu akhirnya Dahyun lakukan.
"E-eoh? Dahyun? Kau sudah pulang?" Reaksi terkejut akhirnya terlihat dari Sana.
Huh? Jadi dari tadi dia tak tau aku sudah kembali?
"Aku sudah pulang dari tadi" Dahyun menjawab. "Eonnie kenapa berdiam diri disini dari tadi? Ada masalah?" Gadis Kim itu balik bertanya.
"Huh? Aniya aniya" Sana menggeleng sembari tersenyum tipis. "Aku baik baik saja"
"Sudah makan?" Dahyun bertanya lagi.
"Belum" Jawab Sana pendek.
"Kenapa belum makan? Ini sudah lewat jam makan siang. Nanti Jeongy-"
"Aku tidak selera" Potong Sana dengan wajah kecewa. Bahkan sudah terlihat tertunduk lagi. Helaan nafas pun terdengar darinya. Dan kini Ia bahkan sudah terlihat berdiri dari duduknya. "Aku akan ke kamarku" Pamitnya.
Dahyun yang ditinggalkan refleks menahan. Memegang pergelangan gadis yang lebih tua darinya itu. "Eonnie? Apa aku berbuat kesalahan? Aku minta ma-"
"Aniya" Sana memotong. "Kau tak salah jadi jangan minta maaf" Ucapnya dengan senyuman. "Aku hanya sedang tidak mood saja. Mungkin karena aku sedang datang bulan" Lanjut si gadis Jepang sembari melepas tangan Dahyun dari pergelangan nya. "Aku akan makan nanti. Tapi aku ingin tidur dulu sebentar"
Helaan nafas cukup berat Dahyun keluarkan setelah kepergian Sana. Dan akhirnya gadis Kim itu memutuskan untuk menyiapkan makanan buat eonnienya itu dengan bantuan Jihyo. Mungkin Sana harus sedikit dipaksa.
Beberapa menit berkutat didapur, dan akhirnya nampan berisi makanan sudah berada di tangan. Segera Dahyun menuju kamar sang eonnie. Membuka pintunya tanpa ketukan karena itu sedikit menyulitkan.
Punggung Sana menjadi object pertama yang Dahyun lihat. Langkah masuk lebih dalam. Nampan diletakkan diatas nakas. Lalu Ia mengambil duduk disisi ranjang yang kosong.
"Sana eonnie?" Dahyun menegur pelan. Karena tak mendapat jawaban, gadis Kim itu bergerak semakin mendekat. Ia ingin memeriksa Sana. Jangan jangan, Sana benarlah sudah tertidur. Tangan terulur dan mendarat didepan tubuh gadis itu. Kepala juga terlihat menjulur bak jerapah. "Sana eonnie?" Dahyun menegur lagi.
Tak di sangka, Sana tiba tiba bergerak hingga posisi tubuhnya berubah terlentang. Matanya terbuka dan langsung terkunci dengan mata Dahyun diatasnya. Hal itu membuat keduanya terdiam membatu dengan posisi wajah yang terlihat cukup dekat.
"Ma-maaf eonnie" Dahyun yang lebih dulu sadar segera bergerak menjauh dan turun dari ranjang.
Astaga..jantungku.. - dahyun membatin resah.
Sana yang juga sama kagetnya terlihat bangun dari baringannya. Wajah merona terlihat juga darinya. "Ti-tidak apa apa"Jawabnya. Selimut terlihat dicengkram erat. Sana benar mencoba menahan gejolak di dalam dirinya. "Ke-kenapa kesini?" Sana mencoba bertanya lagi. Situasi canggung ini harus segera dihilangkan.
"Itu.. Aku membawakan eonnie makanan. Aku..aku hanya ingin eonnie segera makan" Dahyun menjelaskan maksudnya dengan gugup.
Sana refleks menatap nampan makanan diatas nakasnya. Dia tak menyangka Dahyun akan seperhatian ini. Dahyun nya yang dulu memang sudah kembali. Tapi tidak untuk hatinya. "Terima kasih Dahyuna" Sana berucap tulus. Perhatian kecil itu sudah membuatnya senang.
"N-Ne eonnie. Dan sebaiknya eonnie makan. Jangan ditunda lagi. Aku...um..." Dahyun terdengar menggantungkan ucapannya di akhir.
"Aku apa?" Sana bertanya bingung. Tapi dia dengan jelas membaca keresahan gadis Kim di hadapannya itu.
"Aku..itu.." Dahyun kian resah. "Hehe aku akan keluar" Dahyun tertawa canggung. "Eonnie makanlah" Suruhnya lalu benar bergegas keluar dari kamar. Bahkan terlihat berlari kecil.
Aishh jinjja! Mau bilang 'aku mengkawatirkanmu dan tak ingin eonnie sakit' saja begitu sulit! Babo! - Dahyun membatin. Bahkan merutuki dirinya sendiri.
"Ugh!" Geramnya
Yang ditinggalkan terlihat kaget tapi tak memungkiri jika kelakuan Dahyun barusan menggemaskan.
Tubuhpun dibawa turun. Sana berjalan mendekati nakas. Dimana makanan yang dibawakan Dahyun ada disitu. Tangan terangkat dan membuka penutup makanan itu sebentar. Dan juga langsung ditutupnya kembali.
Helaan nafas lolos lagi darinya. "Hah~ aku bertingkah kekanakkan"
_Tbc_
Double nggak nih? Wkwk