06

2.6K 355 81
                                    

Ngakak baca comment nya kalian yang marah marah di chap sebelumnya. Wkwk

Btw, aku kasih double nih.
Enjoy guys~
.

Malam kian larut. Yang terdengar di luar sana hanyalah binatang-binatang yang semakin aktif di bawah bulan purnama.

Di lain sisi terlihat satu gadis yang sibuk dengan handphone miliknya. Dia duduk bersila di lantai kamarnya bersandarkan ranjang. Gelas kosong di samping kanan terlihat di biarkan.

"Dahyun!" pintu yang terbuka tiba-tiba dan suara itu mengagetkan sang pemilik nama. Dia terlihat tersentak bahkan handphonenya terlepas jatuh.

"Mina Eonnie?" Dahyun menegur. Seraya tangan menyentuh dadanya. Degupan jantung masih bermain di luar nada.

"Ah. Mian. Aku tidak bermaksud mengagetkanmu"

Dahyun menghela nafas lalu berdiri bangun. "hm. Lalu ada apa Eonnie kekamarku? Kenapa belum tidur?"

"Itu~ aku mau ke dapur mengambil minum. Tapi aku mendapati Sana Eonnie tertidur di sofa"

"Jeongyeon Eonnie belum juga pulang?"

Yang ditanya menggeleng. Kalau sudah pulang, Sana tak mungkin masih tertidur disofa.

"Bisa kau angkat Sana Eonnie dan bawa ke kamarnya?" Mina meminta tolong. Karena dia jujur tak punya tenaga sebesar itu.

Dahyun menghela nafasnya. "Aku tid-"

"S'kali ini saja Dahyun" Mina memotong ucapan. "Aku tidak tega melihatnya kedinginan. Aku tau kau juga tak setega itu  membiarkannya semalaman diluar"

Dahyun terdiam lagi. Dia memang tak setega itu. Sana orang terpenting untuknya. "Baiklah eonnie" Dahyun memutuskan.

Kini kaki melangkah ke arah sofa dorm. Dan benar saja. Sana terlihat disitu. Berbaring tanpa selimut guna menutupi tubuh.

"Dasar bodoh" Dahyun berucap. Di tak habis pikir kenapa gadis ini memilih tidur disini tanpa ada selimut yang menemani. Apa cintanya pada Jeongyeon membutakannya begini?

"Dahyun?" Mina menegur mengagetkan sang empunya nama. "Kurasa Sana Eonnie demam. Tubuhnya terasa sangat panas"

"uh? Tiba-tiba? Tadi dia baik-baik saja" Dahyun jelas kaget. Dia berjongkok seperti Mina. Lalu menyentuh kening gadis itu. Dan benar saja, kulit tangannya terasa sangat panas.

"Kau angkat dia ke kamarnya cepat. Aku akan menyiapkan kompresan untuknya" perintah Mina.

Dahyun mengangguk. Secepat kilat dia mengangkat Sana. Dan membawa gadis itu ke kamarnya di lantai dua. Tubuh Ia baringkan berlahan. Selimut dipakaikannya.

Sana mulai terlihat menggigil. Sepertinya kehangatan selimut itu kurang. Dahyun segera mengambil selimut lagi. Dan memakaikannya demi menbungkus tubuh Sana.

Cekrek.
Pintu terbuka mengambil atensi. Mina masuk dengan membawa kompresan. Lalu segera melakukan pertolongan pertama. Kening Sana di kompresnya.

"Ambilkan baju milik Sana Eonnie. Bajunya sudah basah dengan keringat" Mina memerintah.

Dahyun menurut. Segera Ia melakukan tugasnya.

"Eh?" Dahyun terkejut kala Mina mulai membuka selimut lalu beralih ke baju milik Sana. Ia reflek membalikkan tubuhnya.

"Wae?" Mina keheranan.

"Ani. Eonnie pakaikan saja bajunya dengan cepat" jawab Dahyun menahan rona wajahnya. Dan Mina hanya bisa menggeleng kecil melihat tingkah gadis Kim itu.

"oke" Mina bersuara kala urusannya terselesaikan. "Aku akan kembali ke kamarku sekarang"

"eh?" Dahyun memutar tubuh. Menatap Mina. "Lalu siapa yang menjaga Sana Eonnie?"

"Tentu saja kau! Siapa lagi?" Mina membalas.

"Tapi kan Eonnie.."

"Sudah. Tidak perlu memikirkan hal lain. Jaga saja Sana eonnie malam ini. Kapan lagi kalian bisa berduaan begin, hm? Selagi tidak ada Jeongyeon"

"Itu tidak lucu Eonnie!"

Mina terkekeh kecil. "Tenanglah. Aku tau perasaan kalian selama ini"

"Kalian?" Dahyun mengernyit bingung yang hanya di balas senyuman tipis dari Mina.

"Besok, cobalah menahan emosimu pada Jeongyeon Eonnie" Mina mengalihkan pembicaraan. Dia tau jelas masa depan Jeongyeon esok kalau tidak menasehati Dahyun lebih dulu.

"Ck! Aku tidak janji!" Ucap Dahyun. Jeongyeon yang lebih dulu mengingkar janji untuk tak menyakiti Sana. Apapun yang terjadi besok. Biarkan mengalir saja.

Mina tersenyum. Berlahan mengelus surai Dahyun. "Demi Sana, Dahyun"

"Aku tetap tak bisa menjanjikan apa-apa Eonnie"

"Ya sudah. Kalau begitu, jaga Sana Eonnie malam ini. Kalau ada apa-apa. Panggil aku"

"hm"

Sepeninggalnya Mina, Dahyun terlihat duduk di pinggir ranjang. Beberapa kali Ia terlihat mengganti handuk yang melekat dikening milik Sana.

"Hah~ Eonnie" Dahyun bersuara kemudian. "Kenapa kau begitu bodoh? Aku sudah bilang untuk menunggunya di kamar saja. Kenapa tak mendengarku?" Dahyun kesal. Jelas. Karena dia tak tega melihat Sana begini.

Helaan nafas keluar. Jemari terlihat membelai pipi hangat milik Sana. "Cintamu pada Jeongyeon Eonnie pasti sangat besar" nada kecewa keluar.

Dahyun bangkit dari duduknya. Dia menjauhi Sana dan memilih ke arah jendela. Melihat pemandangan malam kota Seoul.

"Dahyun...Dahyun..." suara lirihan Sana mengambil atensi. Dahyun bergerak mendekat dengan cepat.

"Eonnie?" Dahyun menegur. Mencoba membangunkan.

"Dahyun..jangan tinggalkan aku..Dahyun..." lirihan Sana kian berlanjut.

"Ani Eonnie" Dahyun menjawab seraya menggenggam sebelah tangan Sana. "Aku tetap disisimu. Aku tak akan kemana-mana"
Lanjutnya.

Bukannya berhenti, Sana kian mengigaukan memanggil nama Dahyun. Dan bukan Jeongyeon. Dahyun jelas kaget. Tapi ini juga mengkhawatirkan.

Refleks tubuh di bawa untuk ikut berbaring. Masuk ke dalam selimut dan menarik Sana masuk ke dalam dekapan. Dan ajaibnya, Sana kembali tenang. Bahkan membalas pelukan  dan kian mencari posisi ternyaman dalam kehangatan itu.

"Aku disini Eonnie" Dahyun berbisik. "Selalu ada untukmu dibalik layar"

_Tbc_

Be Okay! ✔Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang