Sebulan telah berlalu semenjak pertengkaran itu. Kondisi di antara member pun tak banyak berubah. Hanya saja, Jeongyeon terlihat menjadi lebih pendiam.
Bahkan, hari ini pun gadis Yoo itu belum mengeluarkan sepatah kata. Padahal mereka sedang dalam perjalanan ke Pulau Jeju untuk mengikuti pemotretan sebuah majalah. Dia benar tak mengobrol dengan membernya yang lain ataupun Momo yang duduk di sampingnya. Matanya hanya sibuk menatap ke arah jendela pesawat. Menatap awan yang nampak sama.
"Kau baik baik saja?" Momo yang tak tahan menegur juga. Dia tak bisa lagi berada dalam keheningan ini.
Yang ditegur memberi atensi. Mengangguk kecil lalu kembali menatap ke arah luar jendela pesawat.
Momo yang serasa diacuhkan hanya bisa menghela nafas kecil. Dia benar tak suka dengan keadaan gadis itu sekarang. "Yak! Apa kau tau jika kau banyak berubah akhir akhir ini? Kau biasanya cerewet Jeong"
Tak ada tanggapan. Jeongyeon tak mengeluarkan sepatah kata. Bahkan menatap Momo pun enggan dia lakukan.
"Kalau kau terus begini, Nayeon eonnie akan lebih membuat jarak darimu. Kau bahkan belum meminta maaf pada Dahyun dan juga Sana setelah kejadian itu"
Jeongyeon yang mendengar hanya bisa menghela nafas kecil. Tiga membernya itu memang berhasil membuatnya menjadi seperti ini. Mungkin ini memang karma untuk nya.
"Setelah jadwal, kita diberi libur selama seminggu. Jadi gunakan kesempatan itu untuk bicara dengan Nayeon eonnie. Aku tau jika dialah sumber utama yang membuatmu seperti ini" Momo menasehati. "Setelah itu, barulah minta maaf pada Dahyun dan Sana"
"Kau... " Jeongyeon akhirnya mengeluarkan suara. Dia mulai terganggu. Mata beralih menatap manik cokelat si gadis Hirai. "Apa kau berpikir jika aku memang menyukai Nayeon eonnie?"
"Huh?" Momo dibuat kaget. "Kenapa kau tanya aku? Kau tanya pada hatimu sendiri. Kalau dia memang orang yang benar mengganggu pikiranmu, itu berati kau memang menyukainya" Ucap Momo. "Lagipula Kita sudah membicarakan ini sebelumnya. Kenapa tanya hal itu lagi? Kau belum mendapat jawabannya?"
Jeongyeon menggeleng lalu menghela nafas berat. Kalau boleh jujur, memang Nayeon lah yang selalu terbesit dibenaknya semenjak hari itu. Gadis Im itu semakin bertambah dingin disekitarnya. Itulah kenapa Jeongyeon menjadi lebih pendiam dan condong menjauhi para membernya itu.
"Ayolah..kenapa belum?" Momo nampak frustasi. Jeongyeon terlalu bodoh memahami perasaannya. "Yak! Kalau membahas soal perasaanmu pada Sana, kau pasti sudah menyadarinya semenjak dia memutuskanmu bukan? Kau pasti sadar jika hal itu tak terlalu memperburuk keadaanmu. Kau bahkan tak menangisinya ataupun berusaha memperbaiki. Kau sama sekali tak terganggu dengan itu"
"........"
"Dan untuk Dahyun, Kau juga terlihat tak terganggu ketika melihat kedekatannya bersama Sana yang sebulan belakangan ini terasa semakin membaik. Kau hanya bereaksi kala gadis Kim itu menunjukkan kedekatannya bersama Nayeon eonnie. Iyakan?!"
Jeongyeon nampak kaget tapi tak menunjukkan nya dengan jelas. Tebakan Momo barusan memang benar dan sangat tepat. Sebulan ini, memang perasaan itu yang menghantuinya.
"Setelah berbicara dengan Nayeon eonnie, tanya kembali hatimu. Jangan melakukan kesalahan yang akan membuatmu menyesal" Momo berucap lagi melunturkan lamunan. "Kau dengar aku kan?" Tekannya kala gadis disampingnya itu nampak tak menggubrisnya.
"Hm. Aku dengar"
.
Jeju island
Indahnya pantai di pulau Jeju berhasil mengambil atensi seorang Dahyun. Matanya lekat tak berkedip ketika menatap laut yang jarang Ia nikmati akibat kesibukannya sebagai Idol.