Dahyun menghela nafasnya ketika melihat Nayeon yang tertidur diatas ranjangnya. Tangan terangkat dan mengelus pipi sang Eonnie. Beberapa kali Ia juga membenahi anak rambut yang jatuh menutupi wajah Nayeon.
"Eonnie membuatku sangat khawatir" Ucap Dahyun seraya menarik selimut demi menutupi tubuh Nayeon hingga leher.
Tubuh dibawa berdiri. Dahyun meraih tas kecilnya dan mengambil handphonenya dari dalam situ. Ia membuka list kontaknya dan menelphone salah satunya.
Hallo oppa?
......
Aku punya berita buruk.
.....
Benar. Eonnie kambuh lagi. Dia hampir pingsan.
.....
Kurasa karena hari ini latihan kami sangat berat. Tubuhnya tidak mampu menahannya.
.....
Oh sudah. Dia sudah makan sedikit dan minum obat. Sekarang lagi tertidur.
Dahyun menatap Nayeon yang masih terlelap......
Baiklah. Aku akan terus memantaunya dan segera memberi tau oppa jika terjadi sesuatu.
......
Ne oppa.
Pip!
Dahyun mematikan panggilannya. Segera Ia kembali mendekati ranjang. Menatap sang eonnie sejenak lalu memilih meninggalkan gadis itu. Setidaknya Ia harus mandi setelah latihan tadi.Pintu kamarpun dibukanya berlahan untuk keluar bermaksud kekamarnya juga untuk bersih bersih. Tapi Dahyun malah dikejutkan ketika mendapati orang lain didepan pintu itu.
"Jeongyeon eonnie?""Nayeon ada didalam?"
Dahyun menghela nafas dan segera menutup pintu. "Oh. Sedang istirahat. Jadi jangan diganggu"
"Aku hanya mau melihatnya. Jadi minggirlah" Jeongyeon berusaha masuk. Tapi Dahyun tetap tak mengijinkan. Jelas hal itu membuat emosi si gadis Yoo tak bisa dibendung lagi. "Aku bilang minggir Kim!"
"Sudah ku bilang jangan ganggu Nayeon eonnie. Apa sesulit itu melakukannya?" Dahyun pun tak ingin kalah. Suaranya juga terdengar meninggi.
"Aku hanya mau melihatnya. Bukan mengganggunya. Jadi singkirkan tubuhmu dari depan pintu ini!"
"Aku tak akan kemana mana!"
"Ck!" Jeongyeon berdecak kesal. Gadis Kim dihadapannya ini benar benar menyebalkan. "Kenapa kau masih bersikap begini padaku? Apa kau masih belum melepas Sana untukku?"
Dahyun menatap gadis yang lebih tinggi darinya itu dengan tajam. Dia tau Jeongyeon hanya mau memancing amarahnya. "Sudah ku katakan sebelumnya. Sana eonnie bisa kau miliki. Jadi jangan mencoba memancingku lagi"
Jeongyeon menyeringai. "Kau pikir aku bisa percaya dengan mudah padamu? Aku tau kau masih menyukai Sana dan tak mau melepasnya untukku"
"Sudah cukup Eonnie! Aku punya kehidupan baru yang sedang kubangun disini. Begitu juga dengan Nayeon eonnie. Jadi jangan ganggu kami!"
"Ck! Apa maksudmu membangun kehidupan lain? Apa kau dan Nayeon memi-"
"Kupikir aku tidak perlu menjelaskannya!" Potong Dahyun
"Apa yang kalian berdua lakukan disitu?" Suara familiar mengambil atensi. Sosok si gadis Jepang Minatozaki Sana terlihat diujung mata hingga menghentikan pertengkaran kecil mereka.
Dahyun menghela nafas lalu membalas menatap Sana. "Eonnie, tolong bawa Jeongyeon eonnie dari sini. Aku tidak ingin membuat keributan dan mengganggu Nayeon eonnie yang terlelap didalam" Ucapnya.
"Sudah ku katakan aku tidak meng-"
"Jeong, masuklah ke kamarmu dan segera istirahat" Sana memotong ucapan.
"Tapi sayang.. "
"Aku tau kau khawatir pada Nayeon eonnie. Tapi sebaiknya biarkan Ia istirahat, kau bisa menemuinya nanti" Sana menasehati seraya melanjutkan langkahnya. Sejenak Ia menatap Dahyun. Menghela nafas kecil lalu berlalu pergi masuk ke kamarnya sendiri.
"Sana? Sayang?" Jeongyeon reflek mengejar Sana. Masuk ke dalam kamar gadis itu hingga lantai dua dorm mereka terdengar hening kembali.
Dahyun menghela nafas. Melihat Jeongyeon dengan bebasnya masuk ke kamar Sana seperti itu benar mengganggunya. Segera Ia pun menjauhi pintu kamar Nayeon lalu turun ke lantai bawah.
Beberapa membernya terlihat berada disofa berbincang kecil. Dahyun pun mendekati mereka sejenak. "Maaf, tadi sempat membuat kalian khawatir" Dahyun berucap mengambil atensi. "Nayeon eonnie tidak enak badan. Makanya aku menemaninya pulang lebih dulu" Lanjut gadis Kim itu yang tak sepenuhnya berbohong. Jihyo dan Tzuyu yang memang sudah tau alasan sebenarnya hanya bisa saling menatap dalam diam.
Sedangkan Chaeyoung terlihat menatapnya dengan raut wajah yang tak bisa dibaca. Dahyun sempat bingung, tapi tak ingin ambil pusing.
"Aku akan ke kamarku" Si gadis Kim malah pamit.
.Langkah kecil Mina tapaki. Ia terlihat akan ke lantai dua.
Tak langsung ke kamarnya sendiri, Mina memilih melangkah ke arah sebuah pintu lain di lantai itu.
Tok tok tok..
Mina mengetuk lalu membukanya tanpa mendengar kata izin dari sang pemilik ruangan."Sana eonnie?" Mina menegur
"Oh? Mina? Waegure?" Sang pemilik nama bertanya.
Tak langsung menjawab akan tujuannya. Mina memilih menatap gadis lain yang berada di kamar itu. "Jeongyeon eonnie? Bisa aku bicara dengan Sana eonnie sebentar?"
Yang ditanya sedikit kaget. "Tentu. Aku akan keluar. Sayang?" Gadis Yoo itu menatap Sana.
"Hm" Sana mengangguk kecil.
Sepeninggal nya Jeongyeon, Mina melangkah lebih dalam. Dan segera mengambil duduknya disamping sangat pemilik ruangan yang terduduk dipinggir ranjang.
"Ada apa, hm?" Sana bertanya pada dongsaeng nya itu.
"Gwencana eonnie?"
"Huh?" Sana mengernyit bingung. Kenapa Mina malah mempertanyakan keadaannya? "O-Oh. Aku baik Mina. Ada apa?"
"Eonnie?" Mina menggenggam tangan gadis yang lebih tua setahun darinya itu. Membuat Sana semakin dibuat bingung. Apa tadi terjadi sesuatu?
"Bagaimana jika Dahyun dan Nayeon eonnie benar memiliki hubungan dari sekedar kakak adik dan partner kerja?" Tanyanya tiba tiba.
"Huh?" Kening Sana semakin mengkerut. "Ka-kalau mereka benar menjadi sepasang kekasih, bukannya kita harus menyelamati mereka? Apa yang kau bingungkan?"
Helaan nafas sedikit besar lolos dari Mina. Tangannya juga Ia tarik menjauh dari Sana. "Aku mau ke kamarku" Mina malah pamit. Bahkan sudah berdiri dari duduknya.
"Ya~ ada apa denganmu?" Sana ikut berdiri. Menghentikan langkah si gadis Myoui.
"Aku kecewa padamu, eonnie" Mina berucap mengambil segala atensi. Kedua netra Cokelat mereka pun saling beradu. "Terlalu banyak kebohongan yang eonnie lakukan"
"Kebohongan apa yang kau mak-" Sana menghentikan ucapannya setelah paham dengan maksud dari Mina. Tubuh dibuat terduduk kembali dipinggir ranjang. Helaan nafas lolos begitu saja. "Lalu aku harus bagaimana Mina?"
Helaan nafas besar dan berat pun lolos dari seorang Myoui Mina. "Kan aku sudah memperingati eonnie dari awal" Mina berujar. "Semua keputusan eonnie selama ini, akan berbalik menyakiti eonnie sendiri. Sekarang, ku fikir semuanya sudah terlambat."
Sana tak menjawab. Kepalanya tertunduk menyerap makna ucapan Mina yang terlalu benar.
"Apa yang akan eonnie lakukan sekarang?" Mina bertanya lagi. "Kita berdua mendengar dengan jelas percakapan antara Dahyun dan Jeongyeon eonnie tadi"
_Tbc_