38

2.4K 356 150
                                    

Jeongyeon pov

Aku terdiam terpaku. Lidahku keluh untuk mengeluarkan sepatah kata. Aku terlalu terkejut dengan apa yang baru saja kudengar.

"Nay.. Itu tidak lucu. Jangan bercanda" Aku berujar. Aku terlalu panik saat ini. Bagaimana kalau itu benar terjadi? Aku harus bagaimana terhadap nya?

Tapi tatapan Nayeon terlihat begitu serius. Dan kulihat itu mulai berair. Please Nay.. Jangan menangis di hadapan ku.

"Aku juga menganggap semua ini lucu. Sampai aku ingin tertawa terbahak karena aku benar menaruh perasaan lebih padamu" Nada tajam menusuk jelas ke indera pendengaran ku.

"Tapi Nay.. Kau tau jika aku sudah punya Sa-"

"Aku tau dan sangat tau" Potongnya. "Aku juga tidak memintamu untuk memutuskannya dan menerimaku. Aku hanya sedikit jujur agar ada sedikit kelegaan dihatiku. Jadi itulah kenapa aku memintamu untuk menjauhiku saat ini juga" Tekannya lagi.

Aku terkejut. Apa yang di bicarakan? Aku tak akan melakukan hal itu. Segera kulangkahkan kakiku mendekatinya. Ku coba untuk menyentuh nya tapi tanganku ditepis begitu saja.

"Jangan sentuh aku. Aku sudah merusak hubungan baik diantara kita. Jadi jauhilah aku mulai detik ini" Ucapnya lalu mulai terlihat beranjak untuk keluar.

"Nay, tunggu dulu" Aku menahannya. Mencengkram pergelangan tangannya begitu erat. Suara tangisan mulai ku dengar jelas. Refleks kutarik tubuhnya itu hingga bisa ku peluk dengan erat.

"Lepas Jeong.. " Dia mulai memukul mukul dadaku. Mencoba melepas dekapanku. Tapi tak kubiarkan sama sekali dia untuk lolos. "Lepaskan aku.."

Tak ada suara, tak ada pergerakkan tambahan yang ku berikan. Aku membiarkannya melakukan apapun yang Ia mau jika itu bisa menenangkan nya.

"Maafkan aku Nay. Permintaanmu tadi akan kutolak" Aku mulai berbicara. "Aku tidak bisa menjauhi ataupun membencimu. Kau sangat berharga bagik-"

"Enyahlah Yoo Jeongyeon!" Nada sarkas keluar. Begitu juga dengan dorongan penuh tenaga hingga membuat dekapan erat ku terlepas. "Kau dan sifat egoismu itu sudah terlalu dalam menyakitiku. Kapan kau bisa sadar?!"

"Nay.. Aku tidak bermaksud begitu. Aku cuma tidak ingin kau menja-"

"Lalu apa?" Dia memotong ucapanku lagi. "Apa Kau ingin terus terussan menunjukkan romansa manismu bersama Sana di hadapanku lagi? Disaat kau sudah tau perasaanku yang sebenarnya? Apa menyakitiku  sangatlah kau nikmati?"

"Bukannya kau juga melakukan hal yang sama? Kau sudah mengencani Dahyun. Lalu kau terlihat bersama pria lain lagi. Apa kau juga senang membuatku merasa kesal dengan perbuatanmu itu?"

Oh God Jeong! Apa yang barusan kau ucapkan? Ini akan tambah buruk.

Seringai terbentuk. Air mata dihapus kasar. Tatapan tajam mulai mengarah padaku. "Kau benar.." Dia mulai tertawa kecil. "Aku memang wanita seperti itu. Aku wanita yang suka bermain dengan siapapun yang kusukai"

Damn it, Nay!

"Berhenti berbicara omong kosong. Kau bukan wanita seperti itu"

"Orang bisa berubah karena keadaan. Jadi soal perasaanku, kau cukup lupakan saja. Anggap itu tak pernah kau dengar. Lagipula Aku sudah punya Dahyun. Dia akan menggantikan posisimu dihidupku"

"Huh?"

"Satu lagi. Soal pria tadi siang, dia sebenarnya adalah sepupu ku. Jadi mulai sekarang, perhatikan setiap ucapanmu. Dan berusahalah untuk tidak ikut campur dengan segala aktivitasku dan juga hubunganku. Dahyun akan membantuku melupakan perasaanku padamu dengan sangat Cepat. Jadi, aku permisi"

Be Okay! ✔Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang