Lima jam telah berlalu semenjak kesembilan gadis gadis cantik itu menempati sebuah villa yang khusus di siapkan untuk liburan mereka selama seminggu di Jeju Island ini. Wajah gembira jelas terpancar dari mereka. Karena ini adalah moment yang sangat mereka tunggu tunggu dari waktu lampau.
Bahkan saat ini, beberapa dari mereka terlihat berada di bibir pantai yang berada tepat didepan villa. Bermain pasir dan juga air laut dengan tawa yang terdengar menggema.
Jeongyeon juga terlihat disitu, tapi dia terlihat tak terlalu menikmati. Dia terlihat mendekati Momo yang paling dekat dengan tempat berdirinya. Lalu berbisik kecil padanya. "Aku kedalam dulu"
Yang dibisiki terlihat mengangguk kecil, dan tak ada niatan menahan. Dia tau gadis itu mengkhawatirkan seseorang yang dari tadi berdiam di kamar.
Langkah di lakukan si gadis tinggi itu. Ia memasuki Villa dan langsung menuju ke lantai atas. Mengetuk sebuah pintu dan langsung masuk tanpa mendengar jawaban dari sang pemilik kamar.
"Nay, kenapa kau tidak turun ke pan- uh? Kau mau kemana?" Pertanyaan teralihkan. Gadis Yoo itu begitu terkejut kala melihat gadis Im itu tengah bersiap siap.
"Aku akan keluar sebentar" Yang ditanya menjawab seadanya.
"Keluar? Kemana? Dengan siapa?
"Dahyun mengajakku keluar ke cafe"
"Huh? Aku ikut kalau begitu"
Nayeon menghela nafas kecil. Tubuh berbalik dan melempar tatapan ke arah gadis tinggi yang berdiri dibelakang nya itu. Gadis Yoo itu dari kemarin terus menerus berada di dekatnya dan tak membiarkan dirinya bersama Membernya yang lain. Cukup posesif untuk seseorang yang memiliki status sebagai sahabat.
"Ani. Kau tetap disini" Nayeon menolak.
"Nay, kau kan sudah dengar keinginanku kemarin. Aku ingin membangun perasaanku ini untukmu. Kalau kau keluar bersama orang lain begini, aku akan merasa terganggu lagi"
"Hah~" Mau tak mau helaan nafas lolos lagi dari si gadis Im. "Aku cuma mau menjelaskan soal keinginanmu itu pada Dahyun. Apa kau tidak tau jika aku benarlah khawatir saat gadis itu terus menatap tajam padamu karena sifat baru mu ini?"
"Tapi Nay... "
"Dengar!" Nayeon memotong. "Dahyun termasuk orang yang sangat penting untukku juga. Jadi aku tak mau menyembunyikan apapun darinya. Termasuk apa yang kita bicarakan kemarin"
"Kalau begitu, biar aku ikut. Aku akan menjelaskan sendiri padanya. Dan aku benar rela jika dia memukulku"
"Hentikan sifat keras kepala mu ini" Nayeon menepuk nepuk berlahan puncak kepala gadis tinggi itu. "Aku akan menjelaskan lebih dulu padanya. Memberinya pengertian agar tak ada yang terluka"
"Apa kau khawatir aku terluka?" Senyuman tiba tiba merekah dengan lebarnya.
Nayeon menurunkan tangannya. Dia kembali berbalik badan dan mengatur barang pribadinya untuk dimasukkan kedalam tas kecilnya. "Kau tunggu saja di sini. Aku tidak akan lama" Gadis itu mengalihkan pembicaraan.
"Kau sungguh akan melakukan ini padaku?"
"Oh. Tentu saja. Jadi diamlah di villa. Atau kembalilah bermain dengan para member di pantai"
"Hm. Baiklah" Nada lemas terdengar.
Nayeon memberikan atensinya setelah urusannya selesai. "Aku benar tak akan lama Jeong.. " Nayeon mengelus pipi gadis tinggi itu. "Jadilah anak baik sebelum aku kembali. Mengerti?"
"Ne. Aku mengerti eonnie"
"Pft.. " Nayeon malah terkekeh. "Jangan memanggilku seperti itu. Kau tak pernah melakukan nya. Jadi itu terdengar menggelikan"