"Aku ingin kita break Jeong" Sana mengulangi ucapannya. Dia rasa keputusannya ini sudah sangat tepat.
"Tapi untuk apa? Aku tidak mau ada break-break begini" Jeongyeon menolak. Itu permintaan Sana yang tidak masuk akal. Bagaimana mungkin gadis yang sangat dia cintai itu mengambil keputusan seperti ini?
"Apa kau masih marah padaku soal kemarin?"Helaan nafas Sana keluarkan. Dia juga terlihat bergerak menjauhi Jeongyeon. "Aku sudah tidak marah soal apa yang kau perbuat kemarin. Aku hanya ingin kita break dulu sampai situasi di antara member membaik"
"Apa ini karena Dahyun? Apa karena gadis itu kau meminta break begini? Katakan!" Jeongyeon mulai emosi.
"Dahyun itu adikku Jeongyeon" Sana membalas dengan meninggikan suaranya juga. "Dan aku tidak suka sikapmu yang terus marah jika aku selalu membahasnya!"
"Itu karena dia terlalu dekat denganmu. Aku cemburu melihat kedekatan kalian"
Sana menghela nafas lagi. Kali ini lebih kasar. "Stop Jeong! Aku tidak ingin memperpanjang masalah. Dan jangan halangi aku berhubungan dengan Dahyun" ucap Sana lalu melangkah menuju ke tangga meninggalkan Jeongyeon. Dia perlu ke kamarnya sekarang juga. Kepalanya terasa sakit lagi.
"SANA?" Panggil Jeongyeon yang jelas tak di gubris. Kemarahan mulai menggerogoti Jeongyeon. Tangannya terkepal. Tubuh berputar lalu kaki melangkah dan dibawa ke arah sebuah pintu. Lebih tepatnya kamar Dahyun.
Tanpa ketukan dan izin dari pemilik ruangan, Jeongyeon masuk ke dalam dan menemukan Dahyun terduduk dalam diam di pinggir ranjang. Ia mendekat dengan kemarahannya. Alhasil, kerak baju Dahyun ditariknya. Yang membuat Dahyun memberikan atensinya. Satu pukulan Jeongyeon lepaskan. Membuat luka di bibir gadis Kim itu lagi. Gender benar tak menghentikannya.
"Kau senang bukan? Aku tau kau mendengar pembicaraanku dengan Sana. Apa kau senang kami break begini?"
Dahyun yang masih lemah tak bisa apa-apa. Tapi dia mencoba berdiri. Dan matanya Ia sorotkan pada Jeongyeon. "Bukan aku yang memulai semua ini. Eonnie lah penyebabnya"
"Apa kau bilang?"
"Aku sudah menuruti perjanjian kita Eonnie. Tapi Eonnielah yang lebih dulu mengingkarinya. Aku hanya ingin Eonnie menjaga Sana dengan baik. Tapi kemarin, Eonnie tak melakukannya. Jadi semua ini terjadi akibat perbuatan Eonnie sen-"
"Diam kau!" Jeongyeon membentak. Satu tangan terlihat terangkat siap melepaskan satu pukulan lagi. Tapi pintu kamar tiba-tiba terbuka. Seseorang masuk dengan panik dan segera menahan Jeongyeon untuk menuntaskan maksudnya.
"Apa yang kau lakukan Jeong?!" Itu Momo. Ia sungguh kaget. Segera Ia menarik gadis Yoo itu untuk memberi jarak sejauh mungkin dari Dahyun. "Kau tak lihat dia sedang dalam keadaan tak baik? Apa kau ingin memasukkan Dahyun ke rumah sakit dan diopname dalam waktu yang lama? Dia itu adikmu. Sadarlah!" marah Momo.
Jeongyeon berdecak sebal. Segera Ia memilih keluar dari ruangan Itu.
"Kau baik-baik saja?" Momo memeriksa keadaan Dahyun. Dia hanya tak habis pikir dengan kegilaan Jeongyeon barusan.
Anggukan Dahyun berikan seraya tangannya membersihkan darah yang berada di sudut bibir.
"Aku ambil obat dulu"
"Tidak perlu Eonnie. Aku hanya ingin istirahat saja" Dahyun menolak.
"Tidak setelah ku obati"
"Aku bisa melakukannya sendiri. Eonnie seharusnya bersiap-siap saja sekarang untuk mengikuti jadwal hari ini"
"Tapi Dahyun.."
"Eonnie..tolong~"
Helaan nafas berat Momo keluarkan. Kalau Dahyun sudah memohon begitu. Mana mungkin dia tetap bersikeras. "Baiklah. Kalau ada apa-apa, panggil saja aku atau Eonnie yang lain. Paham?"
"Hm. Gomawo Eonnie"
"Istirahatlah"
.Di lain sisi Sana terlihat mencoba memejamkan matanya. Dia mencoba tidur tapi tetap tak bisa.
"Eonnie?" Suatu suara masuk ke gendang telinga. Refleks arah pandang menuju asal suara. Mina terlihat berada di ambang pintu kamarnya. Masuk berlahan dan mendekatinya.
"Mina?"
"Tidak usah bangun Eonnie. Berbaring saja" Mina menahan tubuh Sana kala gadis Minatozaki itu terlihat akan bangun.
Sana menurut lalu menatap heran gadis Myoui itu. "Ada apa?"
"Itu..apa Eonnie baik-baik saja?"
"oh..ani. Kepalaku sakit. dan nafasku masih terasa hang-"
"Bukan itu maksudku Eonnie" Mina memotong.
"uh?"
"Itu.." Mina terlihat gugup untuk bertanya. "Aku tak sengaja mendengar pembicaraan Eonnie dan Jeongyeon saat akan turun tadi. Jadi.."
"Apa kau sekarang sedang penasaran kenapa aku meminta break pada Jeongyeon?"
Mina mengangguk. Memang dia sedang penasaran saat ini.
Sana menghela nafasnya. "Kurasa itu yang terbaik saat ini. Gadis itu mulai bersikap berlebihan. Aku tak suka sat dia menghalangiku berhubungan dengan Dahyun!".
"Tapi kenapa harus break? Eonnie-dul bisa ambil jalan lain selain itu"
"Aku sudah membulatkan keputusanku" Sana bersikeras.
"Baiklah. Aku akan menghargai keputusan Eonnie. Lalu bagaimana dengan Jeongyeon Eonnie. Apa dia menerimanya?"
"Terima maupun tidak. Dia harus tetap mengiyakannya" Sana bersikeras.
Mina pun hanya terlihat mengangguk kecil. "Ah! Dan soal kemarin, saat Dahyun marah pada Jeongyeon eonnie, itu semua karena Eonnie"
"Huh? Karenaku?" Sana kaget. "Apa maksudmu?"
"Itu..Saat malam dingin malam itu, Eonnie terkena demam karena ketiduran di sofa saat menunggu Jeongyeon Eonnie pulang. Dahyun benar-benar marah karena hal itu. Dia bahkan tak tidur semalaman demi menjaga Eonnie yang sedang sakit"
"Dahyun menjagaku semalaman?" Sana terperanjat kaget.
Mina mengangangguk membenarkan. "Itulah kenapa Dahyun sangat kesal pada Jeongyeon Eonnie dan memukulnya. Dan kurasa dia tambah marah saat Eonnie malah balik membentaknya dan seakan menyalahkannya akan situasi pagi itu" Mina menjelaskan. "Aku tidak bilang jika keputusan Dahyun pagi itu adalah benar. Tapi kupikir aku tau bagaimana perasaannya"
"Apa karena itu dia memilih pergi dari dorm dan tak mau mengangkat satu telphonepun?"
"Kupikir begitu. Dia hanya kecewa"
"Kalau begitu, aku akan bicara padanya" ucap Sana beranjak bangun.
"Ani. Jangan Sekarang eonnie" Tahan Mina. "Setidaknya sampai kami keluar dorm untuk menghadiri jadwal. Kalian berdua akan punya banyak waktu berbicara serius"
_Tbc_
Btw,
TTT kali ini banyak moment SAIDA nya.
Kapal masih berlayar di real life💜🤍