23

2.5K 361 157
                                    

Pagi menjelang. Matahari sudah terlihat mengintip dari tempat persembunyiannya. Yang tandanya jika para penghuni bumi sudah bisa melakukan aktivitas mereka dan bangun dari tidur lelap yang menyenangkan.

Nayeon pun terlihat sudah terbangun dari tidurnya. Matanya beberapa kali terlihat mengerjap berlahan demi menerima rangsangan cahaya yang menubruk kedua matanya.

Langit langit kamar dan dinding kamar yang terlihat familiar membuatnya merasa lega. Dia pikir tadinya dia tengah berada di tempat asing. Tapi rasa lega itu berangsur menghilang kala merasakan tekanan berbeda diperutnya.

Selimut diangkat. Dan benar saja jika sebuah tangan terlihat berada diatas perutnya. Nayeon terlihat panik. Dia tau jelas pemilik tangan itu. Kepala menengok ke kiri. Dan benar saja. Jeongyeon berada disebelahnya. Masih tertidur dengan nyenyaknya.

Helaan nafas berat Ia keluarkan. Dan berlahan memindahkan tangan gadis Yoo itu dan mulai beranjak bangun.

"Eoh? Nayeon?" Suara serak Jeongyeon terdengar menubruk telinga.

Nayeon menghela nafas lagi. Segera Ia berdiri dan menatap Jeongyeon yang masih berada diatas ranjangnya. "Apa yang kau lakukan dikamar ku?" Tanyanya penuh penekanan dengan bersedekap dada.

Jeongyeon membuka matanya yang tadi dia pejamkan lagi. "Tidur tentu saja. Menurutmu apa?" Balasnya lalu bangun terduduk. Menguap kecil seraya menggaruk kecil kepalanya.

"Kau gila? Bagaimana kalau Sa-"

"Sana tidur dengan Dahyun semalam" Potong Jeongyeon seraya mendaratkan kakinya dilantai dingin kamar gadis kelinci itu. Yang otomatis memunggungi Nayeon.

"Huh? Apa katamu? Sana tidur dengan Dahyun? Lalu kau? Kau tidur disini? Apa kalian gila?" Nayeon jelas terkejut dengan sikap pasangan kekasih itu.

Jeongyeon terlihat tak terlalu menggubris ucapan Nayeon. Lagipula dia masih sangat mengantuk. Kini Ia berdiri dari duduknya sembari menguap kecil. Mata membalas tatapan gadis yang bersebrangan dengannya itu. "Apa masalahnya?" Tanyanya. "Kalian semalam pulang larut" Jeongyeon berjalan memutari ranjang dan terhenti disamping Nayeon. "Kau tertidur di gendongan Dahyun. Dan aku tentu saja mengkhawatirkanmu sebagai sahabatmu. Sana pun melakukan hal yang sama untuk adik tersayangnya itu" Lanjutnya.

"Tapi tetap saja. Kali-"

"Sudah. Pergilah Mandi" Jeongyeon memotong ucapan. Tak lupa mengacak ringan rambut gadis yang lebih pendek darinya itu sebelum melangkah keluar kamar.

Yang ditinggalkan menggeram kesal. Hatinya terasa dipermainkan lagi.

Yoo Jeongyeon bodoh!

.

Jam kini menunjukkan pukul 19.36 kst. Para member Twice baru saja kembali ke dorm setelah menyelesaikan jadwal padat mereka seharian.

Wajah terlihat sangat lelah. Dan itu tandanya jika mereka haruslah segera beristirahat.

Dahyun melempar tubuhnya disofa. Dia merasa tenaganya tak akan cukup menuju kamarnya yang sebenarnya tak terlalu jauh dari pintu masuk.

"Dahyun segera masuk kamarmu" Sana terdengar memerintah.

"Sedikit lagi Eonnie. Aku masih lelah" Jawab Dahyun yang dihadiahi helaan nafas dari Sana.

"Tapi Dahyun. Kau ha-"

"Eh Eonnie?!" Dahyun tiba tiba berseru mengagetkan Sana hingga berhasil memotong ucapan juga. Tubuh dilewati dengan cepat. Sana benar dibuat kaget oleh gadis itu. Refleks tubuh mengikuti kemana Dahyun mengarah. Dan menemukannya tengah memapah sang Eonnie tertua Im Nayeon yang masuk terakhir.

Tangan terlihat melingkari pinggang. Membuat Sana merasa semakin terganggu dengan hal itu.

"Gwencana? Mau ku gendong saja?" Nada suara khawatir itu lebih membuat Sana merasa kesal.

Ck! Tadi katanya lelah. Sekarang malah menyarankan hal seperti itu. Menyebalkan! - Sana membatin

"Kau mau menggendongku ke atas? Memangnya kau bisa?" Nayeon pun terdengar membalas.

"Uh? Jangan memandang enteng diriku Eonnie. Aku bisa kok"

Mendengar ucapan percaya diri Dahyun malah membuat Nayeon tertawa. Tapi tidak untuk Sana. Di wajahnya tercetak jelas ketidaksukaan akan situasi live didepan matanya.

"Sana sayang? Kenapa kau masih di baw- eh? Kau baik baik saja Nay?" Jeongyeon yang baru turun demi mencari Sana teralihkan kala melihat Dahyun tengah memapah Nayeon.

"Oh. Aku baik baik saja" Jawab si gadis Im. "Dan Dahyuna?" Nayeon melempar atensi kearah gadis yang masih setia di sampingnya itu. "Aku bisa ke kamarku sendiri. Jadi kau, masuklah ke kamarmu lalu segera istirahat" Perintahnya.

Dahyun terlihat cemberut lalu melepas tangannya dari pinggang sang eonnie. "Tapi Eonnie.." Dahyun berujar menghentikan langkah si gadis Im. "Aku ingin tidur dengan eonnie malam ini? Apa Bisa? "

"Mwo?" Bukan. Bukan Nayeon yang terkejut. Tapi Sana dan juga Jeongyeon yang entah kenapa masih memilih berdiam di tempat mereka berdiri.

"Huh? Kenapa Eonnie-dul malah terkejut begitu?" Dahyun kebingungan.

"Oh? Aniya aniya" Jeongyeon menjawab cepat. Sedangkan Sana terlihat masih terkejut dengan apa yang barusan didengarnya.

"Bolehkan Eonnie?" Dahyun bertanya lagi pada sangat eonnie tertua seraya tersenyum penuh harap.

Nayeon membalas senyuman. Wajah menggemaskan Dahyun tak bisa membuatnya berkata tidak. "Tentu. Datanglah ke kamarku setelah kau bersih bersih"

Dahyun mengangguk senang lalu menatap Jeongyeon dan Sana. "Eonnie-dul? Kalian juga harus segera bersih bersih" Ucapnya. "Aku duluan ke kamar ya.." Lanjutnya pamit.

"Aku juga akan kekamarku" Nayeon pun ikutan pamit. Meninggalkan sepasang kekasih yang tengah terdiam dengan raut wajah yang sulit terbaca.

Ck! Apa yang mereka pikirkan? - batin Sana dan Jeongyeon

_Tbc_

Yuhuu..
Selamat bermalam minggu para jomblo 🤭👋

Be Okay! ✔Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang