Pintu kamar dibuka oleh Momo. Dia sudah cukup lama meninggalkan dua orang gadis yang katanya berbincang itu. Kalau terjadi apa apa, ini akan bahaya.
"Eoh? Yakk Yoo Jeongyeon. Kau kenapa?" Momo berlari mendekati kala melihat gadis Yoo itu terduduk diam di lantai yang dingin. Pandangannya juga terlihat sangat kosong. "Yak! Waegure?"
"Dia..." Jeongyeon berucap pendek. "Dia menyakitiku"
"Huh? Nugu?"
"Sana.. " Jeongyeon mulai menatap Momo sang roommate. "Dia memutuskanku"
"Mwo? Sana melakukannya?" Momo dibuat
kaget. Apa karena kejadian kemarin? "Alasannya kenapa? Kenapa dia lakukan itu padamu?""Dia tak mencintaiku. Dia hanya memanfaatkanku" Jeongyeon menjawab dengan nada tak bersemangat. "Kenapa dia sungguh jahat padaku?"
Momo dibuat kaget lagi. Sana melakukan hal jauh seperti itu sungguh tak masuk di akalnya. Dia tak sampai pikir dengan hal itu. Kenapa Sana melakukannya? Untuk apa dia memanfaatkan Jeongyeon?
"Nayeon dan Sana...Mereka bekerja sama menjauhiku"
Kalimat itu menyadarkan Momo dari lamunannya. "Apa yang kau bicarakan? Justru sikapmu yang membuat mereka seperti itu. Kenapa kau tak paham juga?"
"Kau.. " Tatapan Jeongyeon berubah tajam saat menatap Momo. "Apa akan menjauhiku juga?"
"Hah~" Si gadis Hirai menghela nafas. "Berhenti berpikir negatif seperti itu. Aku, Sana dan Nayeon eonnie bukan anak anak. Kami tetap sahabatmu dan tak akan menjauhimu" Momo mencoba memberi pengertian.
"Aku akan pergi" Jeongyeon tiba tiba bangun dari duduknya.
"Huh? Kemana?"
"Ke tempat eonnieku. Aku akan kembali besok"
"Tapi Jeong... "
.Di lain sisi, nampak Sana terlihat begitu nyamannya dalam baringannya. Dahyun sedari tadi mengelus kepalanya. Suara guntur yang bergemuruh bagai alunan music untuk nya saat ini. Tak begitu menakutkan.
"Oh? Apa ini?" Dahyun tiba tiba berseru. Sentuhan terasa di kulit membuat Sana terbangun kaget. Jemari gadis Kim itu sudah berada di pundaknya. "Kenapa ini memerah?" Dia bahkan sudah bangun terduduk. Membuat Sana pun melakukan hal yang sama.
Posisi berbaring tadi membuat Dahyun memang tak sengaja menatap ke arah pundak sang eonnie.
"Me-Merah?" Sana dibuat kaget dan juga gugup. Sepertinya itu karena cengkraman Jeongyeon tadi. "Ku-kurasa itu karena tadi aku menggaruknya dengan keras Dahyuna" Dia mencoba membuat alasan.
Si gadis Kim memberikan ekspresi tak percaya. Segera Ia pun memeriksa pundak sang eonnie yang satunya. "Disini juga memerah. Ini kenapa?"
Sana tak menjawab. Kini dia bingung harus mengatakan apa. Kalau Dahyun tau jika Jeongyeon lah penyebabnya. Mereka akan berkelahi lagi.
"Apa tadi eonnie dan Jeong-"
"Dahyuna" Sana segera memotong ucapan. "Kenapa kita tak kembali berbaring saja, eoh? Aku juga tak apa apa"
"Jadi benar karena dia lagi?" Dahyun terlihat mulai marah. Kesimpulannya pasti benar jika Sana bersikap begini. "Aku tak akan tinggal diam lagi eonnie!" Gadis Kim itu beranjak turun dari ranjang.
"Dahyuna..." Sana terlihat mengejar. "Tunggu dulu... "
"Jangan menahanku kali ini" Dahyun memperingati kala tangannya sudah berada di gagang pintu. "Aku akan mengirimnya ke rumah sakit hari ini" Lanjutnya seraya membuka pintu kamar.
Dan siapa yang bakal menyangka jika mereka malah berpapasan di depan pintu? Tatapan tajam reflek di lemparkan kedua gadis itu untuk satu sama lain.
Momo yang berada di belakang Jeongyeon dan Sana yang berada di belakang Dahyun pun terlihat begitu terkejut. Kenapa timingnya sangat tidak pas begini?
"KAU" Dahyun terlihat mendekat. Dia bahkan terlihat mencengkram baju sang eonnie. "BENAR BENAR BRENGSEK!!!"
Bukk..
Gadis Kim itu berhasil melayangkan satu pukulannya. Suara itu terdengar besar. Tapi tetap kalah dengan suara hujan diluar hingga tak mengambil atensi membernya yang lain.
"Dahyun?!" Sana dan Momo berseru bersamaan. Sana pun dengan cepat menarik Dahyun menjauh. Memeluk gadis itu dari belakang untuk menahannya.
Sedangkan Momo terlihat membantu Jeongyeon yang terjatuh karena pukulan tiba tiba itu. Dan juga siap menahan jika gadis itu akan membalas.
"Aku sudah mencoba menahan kemarahanku kemarin karena sikap kasarmu terhadap Sana eonnie. Tapi hari ini aku tak akan menahannya lagi" Dahyun berujar penuh amarah.
Gadis yang dipukul terlihat bangun berdiri. Dia memegang pipinya yang kini terasa sakit.
"Dahyun, apa yang kau bicarakan?" Momo bertanya bingung tapi tetap was was.
"Lihat ini.. " Dahyun menarik Sana lembut untuk berdiri di hadapannya. Lalu menarik baju untuk memperlihatkan tanda merah di kedua pundak. Tatapan tajam mulai mengarah lagi pada Jeongyeon. "Ini perbuatanmu kan?" Dahyun bertanya setelah memperbaiki baju sang eonnie.
"Jeongyeon. Kau melakukannya?" Momo pun tak kalah terkejut. Tapi gadis Yoo itu terlihat bungkam.
"Dahyun sudah.. Ayo masuk.. " Sana mencoba menarik Dahyun untuk kembali ke kamarnya. Tapi gadis Kim itu tak mau melakukannya.
"KENAPA KAU DIAM?" Dahyun berucap kasar lagi. Tak mementingkan nilai kesopanan juga saat ini. Karena dalam benaknya, dia hanya ingin mengirim gadis dihadapannya itu kerumah sakit. "KENAPA KAU DIAM, HUH? APA KAU TAK PUNYA MULUT?!" Dahyun semakin geram.
"Dahyun.." Sana semakin cemas.
"Katakan padaku...Apa mencintai dalam kamusmu sama artinya dengan menyakiti? Apa itu memuaskanmu? JAWAB B'RENGSEK!"
Jeongyeon terlihat masih diam. Tak ada niat membalas. Tatapan mengarah pendek ke arah Sana. Ke arah gadis yang baru sejam lalu memutuskannya. Setelah itu kembali mengarah kearah Dahyun lagi. Dan tanpa ucapan, dia malah melanjutkan langkah untuk turun. Momo pun mengikuti dengan kaget. Gadis Yoo itu tumben terlihat tenang dan memilih menjauh.
"YAK! KAU MAU KEMANA?! YAKKK!!" Dahyun berteriak. Ingin mengejar tapi Sana kembali menahannya. Menangkup wajah dan memaksa gadis itu untuk menatapnya.
"Dahyun tenanglah..."
Yang diperintah mau tak mau melakukannya. Apapun perkataan Sana akan diturutinya.
"Tenanglah, okey? Aku baik baik saja. Jeongyeon tak ada hubungannya"
"Ya benar. Teruslah membelanya. Dia kekasih eon-"
"Aku tak membelanya" Sana memotong cepat. "Jadi jangan berpikir begitu. Aku hanya tak ingin kau kenapa kenapa" Jelasnya. "Jadi tenangkan pikiranmu. Aku ada disini bersamamu bukan? Aku lebih memilihmu" Sana tersenyum. Lalu menarik Dahyun untuk didekapnya. "Kau menakutiku. Bisakah tak menunjukkan sifat itu lagi?"
"Hah~" Dahyun menghela nafasnya lalu segera membalas dekapan. "Mian eonnie. Dan aku akan mencobanya. Selama gadis Yoo itu tak menyakiti mu"
"Gomawo"
_Tbc_
![](https://img.wattpad.com/cover/253973631-288-k822445.jpg)