17

2.6K 351 150
                                    

Pintu dorm terdengar terbuka dari luar kala Nayeon terlihat memasuki dorm. Suasana tenang menyambutnya. Tentu saja karena ini masih sangat pagi untuk membernya bangun kala tak ada schedule.

Langkah pelan dilakukannya demi tak membangunkan beberapa membernya yang peka terhadap suara. Namun tetap saja, suara saat dia menapaki tangga tak bisa membantu.

"Akhirnya kau pulang juga" suara itu mengejutkan Nayeon. Hampir saja dia berteriak kaget. Tapi bersyukurlah Ia masih bisa menahannya.

Jeongyeon terlihat tengah menatapnya lekat dari lantai dua. Membuat Nayeon menghentikan langkah di tengah tangga.

Helaan nafas lolos dari si gadis Im. Langkah lalu Ia lanjutkan. Dan melewati Jeongyeon begitu saja.

"Im Nayeon!" Jeongyeon menghentikannya tentu saja. Menahan lengan gadis yang lebih tua setahun darinya itu.

"Jeong jangan sekarang. Aku lelah" Nayeon berujar seraya berusaha melepaskan tangan Jeongyeon dari lengannya.

"Nay, kita perlu bicara"

"Aku lelah Jeong. Dan ini masih sangat pagi. Jadi sebaiknya kau lanjutkan tidurmu. Aku juga mau tidur"

"Nay, aku bahkan tak bisa tidur karena memikirkanmu. Dan sekarang, kau malah menyuruhku tidur begitu saja? Aku perlu tau apa yang kau lakukan tadi malam. Atau setidaknya bicarakan masalahmu padaku kenapa kau bisa berubah begini"

Helaan nafas Nayeon keluarkan lagi. Dan sedikit paksaan dia melepaskan tangan Jeongyeon dari lengannya. "Apa yang ingin kau dengar dariku? Kau ingin aku berucap jika semalam aku bertemu kekasihku dan menginap dirumahnya. Kau ingin dengar itu?"

Mendengar penuturan Nayeon membuat Jeongyeon terkejut. "Jadi kau benar melak-"

"Jika Iya kenapa?" potong si gadis Im. "Itu bukan urusanmu. Jadi jangan ganggu aku" lanjutnya lalu segera masuk kamarnya sebelum Jeongyeon menahannya lagi.

Yang ditinggalkan masih terdiam di tempat berdirinya. Dia sedikit shock mendengar itu. "Ck! Siapa si brengsek itu?!"Jeongyeon menggeram.
.

Nayeon terduduk di pinggir ranjangnya setelah pembicaraan singkatnya bersama Jeongyeon tadi. Helaan nafas berat Ia keluarkan juga.

Ceklek..

"Jeong, aku tid-"

"Eonnie. Ini aku"

"Dahyun?" Nayeon terkejut kala melihat Dahyun memasuki kamarnya. Mendekatinya dan segera duduk disampingnya tanpa permisi.

"Eonnie terlihat pucat" ucap Dahyun seraya mengelus pipi eonnienya itu.

"mm..aku baik-baik saja" balas Nayeon seraya menggerakan kepala. Yang secara tak langsung membuat tangan Dahyun terlepas dari pipinya.

Si gadis Kim hanya tersenyum kecil. "Tak perlu menutupinya. Aku tau apa yang sebenarnya terjadi"

"huh?" Nayeon menatap Dahyun lekat. "Apa yang kau maksud?"

"Katakan saja jika aku tau salah satu rahasiamu Eonnie. Aku tak sengaja mendengar pembicaraan Jihyo eonnie dan Tzuyu"

"Itu tak sopan Kim Dahyun" Nayeon berubah
marah.

Si gadis Kim hanya tersenyum lagi. "Saat ini aku sangat ingin memarahi eonnie. Apa eonnie tau?" Tanyanya. "Menyembunyikan rahasia besar seperti itu tak bisa dimaafkan"

Helaan nafas Nayeon terdengar cukup berat. "Mian. Aku tak ada niat menyembunyikannya. Tapi kalau kau sudah tau, sembunyikan hal itu rapat rapat" Ucap Nayeon tak berani menatap Dahyun.

"Tenanglah!" Dahyun bersuara. Dengan mata lekat menatap gadis disampingnya itu yang kini terlihat khawatir dan gelisah. "Aku tak akan bilang pada siapa-siapa" sambungnya.

"Lalu apa yang kau inginkan dariku sepagi ini?" Nayeon akhirnya membalas tatapan.

Dahyun berdiri dari duduknya. "Aku hanya mau mengecek kondisimu Eonnie" jawab si gadis Kim. "A~ aku juga menginginkan sesuatu lagi"

"katakan lah. Lalu segera kembali ke kamarmu dan lanjutkan tidurmu"

Dahyun tertawa kecil mendengar perintah itu. Tak langsung menjawab, Ia memilih berjalan ke arah pintu kamar gadis Im itu. Sebelum membukanya, dia menatap sang pemilik kamar sebentar. "aku ingin Eonnie berkencan denganku siang nanti" ujar Dahyun. Lalu segera Ia keluar dari kamar itu meninggalkan tanda tanya dan kebingungan.

Apa maunya anak itu?

.

Keheningan menyelimuti empat gadis yang tengah menikmati sarapan mereka masing-masing. Tak ada pembicaraan panjang yang mereka lakukan. Hingga turunnya Nayeon sedikit memudarkan hal itu.

"Eonnie, kapan eonnie tiba?" Momo bertanya.

"Pagi tadi. Saat kalian semua masih terlelap" jawab Nayeon seraya mengambl tempatnya disalah satu kursi dimeja makan mereka itu.

"Gwencana?" Jihyo bertanya juga. Yang hanya dibalas anggukan dan senyum kecil.

"Makanlah eonnie" Dahyun tiba-tiba menyodorkan semangkuk sereal yang baru saja dia siapkan untuk Nayeon.

"um..gomawo" Nayeon menerimanya dengan senang sekaligus bingung.

"Ah! Dan jangan lupa tentang janji kita tadi" sambung sigadis Kim sebelum melanjutkan makannya.

"Kau akan mengajakku kemana?" Nayeon bertanya ditengah suapannya juga.

"Janji? Janji apa?" Sana yang sedari tadi duduk disamping Dahyun tak ingin diam lagi. Perhatian kecil gadis Kim itu pada Nayeon tadi sudah cukup mengganggunya. Dan sekarang, mereka malah punya janji berdua.

"A~ aku mengajak Nayeon eonnie berkencan siang nanti" jawab Dahyun santai. Yang justru membuat 3 gadis lainnya yang berada di meja makan yang sama menjadi sangat terkejut.

"Kau apa?" Jihyo bertanya lagi.

"Aku mau berkencan dengan Nayeon eonnie siang nanti Eonnie-dul" Dahyun memperjelas maksudnya lagi.

Brak..
Suara sendok yang diletakkan kasar mengambil atensi. Serempak atensi pindah untuk Sana.

"Aku selesai. Aku duluan" ujar Sana dengan sikap dingin. Dan segera Ia keluar dari dapur meninggalkan member-membernya itu.

Yang ditinggalkan saling tatap dalam bingung.
"Ada apa dengannya?" tanya Momo

"Sudah. Lanjutkan saja makannya" balas Jihyo

_Tbc_

Be Okay! ✔Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang