Sana
Jadwal hari ini berjalan lancar lagi. Kami semua melaluinya seperti biasa. Tapi tentu saja senyum merekah hanya didepan kamera. Karena sebetulnya, perasan kami masing masing masih terganggu akibat kejadian kemarin.
Terutama aku yang semakin sesak melihat Dahyun dan juga Nayeon eonnie. Kedua orang itu semakin lengket hari ini. Entah kenapa kedua orang itu bersikap sedikit berbeda. Seperti tengah menyembunyikan sesuatu.
Ingin bertanya, tapi aku tidak ingin mengganggu keduanya. Aku tau posisiku. Dan itulah yang membuatkan frustasi sendiri. Perasaan ini terlalu menyiksaku. Ditambah, aku masih terikat pada Jeongyeon.
"Apa yang eonnie pikirkan?" Suara lembut disampingku memecah lamunanku. Membuatku memberikan atensi yang semula berada diluar mobil yang tengah berjalan.
Aku tak langsung menjawab. Hanya helaan nafas berat ku keluarkan.
"Soal Dahyun dan Nayeon eonnie lagi?" Dia bertanya lagi. Sungguh tepat hingga aku kadang kadang takut padanya.
"Hari ini mereka terlihat semakin lengket" Kini aku berujar. "Sikap peduli Dahyun padaku kemarin seperti hanya mimpi saja. Kurasa dia juga sudah lupa" Lesuku sembari kembali menatap langit yang sudah terlihat mendung.
"Ani. Itu hanya perasaan eonnie saja. Lagipula Dahyun sangat perduli pada eonnie"
"Hm. Kuharap itu benar" Jujur ku diakhiri helaan nafas lagi. Sungguh ingin rasanya semua perhatiannya ada padaku. Apa aku harus berbuat nekat untuk memilikinya seutuhnya?
"Mina?" Kutegur gadis disampingku itu lagi. "Rasanya, aku sudah tidak tahan lagi dengan perasaan cintaku yang sungguh besar ini padanya. Apa aku rebut saja dia secara paksa dari Nayeon eonnie?"
Gadis Myoui yang kutanya itu nampak terkejut. Secara tak langsung menunjukkan dia tengah memandang orang gila saat ini. "Apa yang eonnie pikirkan? Itu perbuatan gila!"
See!
Aku benar. Aku memang gila!"Dan daripada memikirkan itu. Kenapa tidak pikirkan hubungan eonnie dan Jeongyeon eonnie saja terlebih dahulu? Kalian masih terikat. Ingat itu kan?"
Aku mengangguk kecil. "Aku ingat. Dan akan ku putuskan dia hari ini" Ucapku sangat yakin. Aku sudah tak tahan dengan status ini lagi.
.
Sejam berlalu. Sudah dari tadi kami semua berada di dorm. Sibuk dengan aktivitas masing masing dan di temani dengan suara hujan yang kian deras di luar.
Aku menatap rintikan hujan dari jendela kamarku sebentar. Lalu akhirnya berlalu pergi keluar. Suasana di lantai dua begitu tenang.
Segera ku langkahkan kakiku menuju ke depan sebuah pintu. Ku ketuk berlahan dan langsung ku buka tanpa mendapat izin dari pemilik kamar.
"Sana?" Seruan terkejut jelas kudengar dari dua gadis pemilik kamar itu.
"Momo? Aku ingin bicara dengan Jeongyeon. Bisa tinggalkan kami sebentar?" Pintaku
"Tentu" Yang ku maksud memberi izin. Segera dia keluar kamar dan membuatku berduaan dengan roommatenya itu.
"Sa-"
"Jeongyeon?" Ku potong ucapannya. Sembari mendekatinya yang berdiri tegap di pinggir ranjang. "Aku ingin berbicara hal yang sangat penting denganmu"
"Ada apa? Apa kau masih marah padaku soal kemarin? Sana, Aku sungguh minta maaf. Dan kini aku sudah sadar akan sikapk-"
"Jeong.. Aku ingin mengakhiri hubungan kita berdua"
Duar...
Guntur terdengar bergemuruh di tengah keheningan sesaat kami setelah kalimat ku terucap.
![](https://img.wattpad.com/cover/253973631-288-k822445.jpg)