Bintang terlihat indah menghiasi langit. Pancaran cahayanya terlihat menyinari lautan. Membuat gerakan ombak masih bisa dapat dilihat lumayan jelas. Udara dingin juga menerpa kulit dengan mudahnya. Membuat pantai yang tadinya lumayan terisi, malah berubah hening bagai tak pernah di kunjungi.
Tapi tidak untuk Jeongyeon, bukannya masuk dan menghangatkan diri didalam bersama yang lainnya, dia malah terlihat berada di depan villa. Ia terlihat duduk di terasnya. Sikap tubuh terlihat tak tenang menandakan keresahannya. Matanya terlihat beberapa kali mengarah ke arah gerbang. Dia begitu khawatir karena Nayeon belum juga pulang.
Ingin menghubungi tapi tak ingin mengganggu, gadis itu memilih menendang nendang kecil kerikil yang terlihat olehnya demi membunuh kebosanan.
Berselang beberapa menit, gerbang terlihat terbuka. Dua orang gadis terlihat berjalan bersama mendekati nya.
"Huh? Sedang apa kau disini?" Nayeon bertanya dengan heran.
"Itu.. Aku menunggumu Nay.. " Jawabnya gugup.
"Lalu kenapa diluar? Lagi pula aku bersama Dahyun. Kau tak perlu khawatir"
"Aku masuk dulu" Dahyun yang serasa menjadi orang ketiga memilih masuk. Lagipula dia seperti tak dianggap juga. Dan dia lelah jika harus adu argumen dengan Jeongyeon malam ini.
"Dahyun tunggu.. " Tanpa di duga, gadis tinggi di hadapannya itu malah menahannya. Menghentikan langkah untuk masuk. "Aku sungguh minta maaf jika mengagetkan mu soal sikapku pada Nayeon dari kemarin"
"Nayeon eonnie sudah menjelaskannya. Aku tak bisa berbuat apa apa juga soal itu apalagi mengekangnya"
"Kau masih sangat marah padaku?"
"Molla. Mungkin iya, mungkin juga tidak" Si gadis Kim menjawab acuh. Dia benar malas dengan percakapan ini.
"Soal apa yang kulakukan pada Sana dulu, aku sungguh minta maaf karena tidak menepati janjiku padamu. Dan kalau kau mau, aku rela kau memukulku saat ini"
"Mwo?"
"Aku tau jika selama ini aku tidak bertingkah sebagai seorang kakak yang baik. Dan aku benar benar minta maaf karena dibutakan dengan perasaanku yang ternyata salah. Jadi ku mohon, maafkan aku" Gadis Yoo itu terlihat membungkuk 90° .
"Apa yang eonnie lakukan? Berdiri lah yang tegap" Dahyun malah dibuat kaget. Begitu juga Nayeon yang dari tadi membiarkan percakapan kedua gadis itu tanpa ada niat ikut campur.
Jeongyeon berlahan berdiri tegap. Dia menatap Dahyun yang lebih pendek darinya itu dengan wajah sesalnya. "Aku dan Sana.. " Dia mulai berucap kembali. "Sudah lama put-"
"Aku sudah tau" Dahyun memotong lagi. "Nayeon eonnie juga sudah mengatakannya padaku" Lanjutnya yang diakhiri dengan helaan nafas. "Dan soal keinginanmu pada Nayeon eonnie.. " Dahyun berucap lagi seraya menatap pemandangan laut dihadapannya. "Aku tak suka jika eonnie hanya mempermainkannya"
"Dah-"
"Aku tidak mengatakan itu untuk mempermainkannya" Jeongyeon memotong ucapan Nayeon. "Aku benar ingin menjadi satu satunya orang yang special di hidupnya" Dia berucap yakin."...... "
"Kau bisa pegang ucapanku ini Dahyuna. Aku tidak akan menyakitinya lagi"
"Terakhir kali aku percaya pada eonnie, aku malah tertipu" Dahyun membalas tajam.
"Dahyun please" Jeongyeon memohon. Dia tak punya jalan lain lagi selain berlutut di hadapan gadis yang terbilang lebih muda dua tahun darinya itu.
"Jeongyeon?! Apa yang kau lakukan?" Nayeon di buat kaget.
"Aku tau jika aku telah melanggar janjiku padamu sebelumnya. Tapi saat ini aku benar ingin mengembangkan perasaanku ini pada Nayeon"
