Soojin:"Park Junyoung. Apakah kau menyukai Nara dewi olivia?"
Tembakan Soojin tepat sasaran. Junyoung terlihat kebingungan sekarang.
Pria itu tidak tahu harus menjawab apa. Haruskah ia jujur soal perasaannya sekarang?
Tapi suasananya sungguh tidak tepat. Mereka sedang dalam permainan.Jika dia berbohong,mungkin benda ini juga bisa mendeteksi kebohongannya. Pada akhirnya ia akan ketahuan juga.
Sementara itu,entah kenapa Nara jadi memfokuskan perhatiannya pada Junyoung.
"Tidak." Ucap Junyoung pelan.
Soojin:"Mworago? Aku tidak bisa mendengarmu." Soojin berpura-pura tidak mendengar.
Junyoung:"Aku bilang tidak." Kali ini ia bicara agak keras.
Kemudian Soojin menekan tombol pada benda itu. Dan beberapa saat kemudian sengatan listrik terasa menyengat kulit telapak tangan Junyoung.
Tapi ia menahannya dan berusaha untuk tidak membuat gerakan seperti orang yang terkejut atau kesakitan.
Junyoung:"Kau lihat. Aku berkata jujur." Ucapnya sambil hendak menarik tangannya dari alat pendeteksi.
Soojin:"Tunggu dulu. Aku rasa tadi alatnya tidak berfungsi dengan baik. Mari kita coba sekali lagi." Soojin menahan tangan Junyoung lalu menekan kembali tombolnya.
Dan lagi,sengatan ke 2 kembali di rasakan oleh telapak tangan pria itu. Ia tetap berusaha untuk tidak bereaksi.
Junyoung:"Ya! Kau ini apa-apaan. Sudah ku bilang aku jujur!" Junyoung menarik tangannya dari alat itu.
Soojin:"Jika memang kau jujur lalu kenapa. Seharusnya kau tidak keberatan untuk membuktikannya sekali lagi." Soojin tau sebenarnya pria itu sudah kesakitan.
Tapi sebenarnya ia ingin mengungkap kebenaran perasaan Junyoung pada sahabatnya saat ini juga.
Soojin sudah tahu kalau sebenarnya Junyoung menyukai Nara. Sejak awal pertemuannya,Junyoung sudah menunjukan tatapan mata yang berbeda saat melihat Nara.
Nara:"Soojin-ah geumanhae. Junyoung sudah menjawab pertanyaanmu kan." Tiba-tiba Nara berseru dengan nada suara seperti orang kesal.
Kemudian permainan kembali dilanjutkan hingga mie yang mereka siapkan habis.
Semuanya mendapat giliran untuk makan ramyeon pedas itu hingga setelah permainan selesai wajah mereka merah dengan bibir yang agak membengkak.
Kalian bisa bayangkan betapa pedasnya ramyeon black paper itu kan:)
Tepat pukul 20:00 mereka memutuskan untuk pulang. Mereka sudah cukup bersenang-senang hari ini.
Soojin:"Rara-ya kau mau pulang bersamaku? Hamin akan mengantar kita pulang jika kau mau." Tanya Soojin.
Nara:"Aniyo. Aku harus segera ke Dorm untuk menyiapkan makan malam." Nara menolaknya karena ia pikir dia tidak akan langsung pulang.
Soojin:"Mwo? Apa kau sudah mendapat kabar dari ayahku?"
Nara:"Ah...belum. Tapi aku rasa semuanya sudah baik-baik saja sekarang." Ya,Nara pikir demikian. Para Sasaeng itu tidak akan tetap berada disana selama 2 × 24 jam bukan.
Soojin:"Menurutku jika ayahku belum memberi kabar,lebih baik kau tidak usah pergi dulu. Ayahku pasti akan menghubungimu jika semuanya sudah selesai." Bukan maksud ingin melarang. Soojin hanya ingin Nara tidak kembali terluka oleh Sasaeng sialan itu.
Nara hanya bisa mengangguk. Setelah permainan tadi entah kenapa moodnya menjadi tidak baik.
Soojin:"Kalau begitu ayo kita pulang." Ajak Soojin sekali lagi.
KAMU SEDANG MEMBACA
Work For My Idol || NCT ot21 [END]
Fanfiction[Tahap Revisi] Harus tinggal di negara orang lain dalam jangka waktu yang cukup lama itu merupakan hal yang sulit bagi seorang wanita karena ia harus mampu bertahan hidup dengan lingkungan yang tidak biasa. Itulah yang dialami gadis 21 tahun asal I...