38. Kenal?

2.5K 323 11
                                    

Hoojin baru saja menyelesaikan ritual mandi sorenya. Sangat menyegarkan membasuh diri setelah seharian ia sibuk beraktifitas.

Rambutnya yang basah ia keringkan dengan danduk yang melingkar di lehernya sambil bercermin menatap pantulan wajah tampannya disana.

Saat ia menatap bayangan dirinya di cermin,tiba-tiba saja ia teringat dengan Junyoung. Ah,ucapannya tempo hari benar-benar mengganggu di otaknya. Hoojin terus memikirkan kemungkinan apa yang akan anak itu lakukan padanya.

"Arghh,sebenarnya apa yang anak itu rencanakan. Kenapa dia harus melibatkan Soojin dalam hal ini." Hoojin frustasi karena tidak bisa menebak jalan pikiran Junyoung.

"Lebih baik aku bertanya pada Soojin sudah sejauh apa hubungan mereka selama ini. Mungkin aku bisa mendapatkan sedikit informasi dari sana."

Hoojin kemudian melangkah menuju kamar sang adik yang ada di sebelah kamarnya. Saat ia hendak mengetuk pintu,gerakannya terhenti saat mendengar suara gelak tawa Soojin dari dalam kamar itu.

Tawa itu terdengar sangat bahagia. Bahkan ia sendiri tidak pernah membuat Soojin tertawa hingga sekencang itu.

Karena penasaran,Hoojin memilih untuk membuka pintu secara diam diam untuk melihat apa atau siapa alasan tawa bahagia adiknya itu.

Tampaknya Soojin sedang terhubung dengan seseorang melalui telepon. Sambil berbaring,Soojin terlihat begitu senang menanggapi setiap ucapan lawan bicaranya itu.

"Oh,Hoojin oppa? Apa yang sedang kau lakukan disana?" Tanya Soojin yang terkejut melihat kakaknya mengintip dari balik pintu.

"Ah...a..ani ya." Jawab Hoojin gugup kemudian melangkah masuk.

"Oppa tadi sudah mengetuk pintu tapi kau tidak membukanya." Elaknya halus sambil duduk di tepi ranjang.

Soojin menutup telpon kemudian menyesuaikan posisi,duduk di samping Hoojin.

"Mwoya igo? Tumben sekali oppa datang ke kamarku. Selama ini kan hanya aku yang sering datang ke kamarmu." Ujar Soojin yang merasa tidak biasa dengan perilaku kakak laki-lakinya itu.

"Wae? Memangnya kakak tidak boleh masuk kekamar adik kecilku yang manis ini?" Tanya Hoojin sambil mencubit pipi Soojin gemas.

"Ya! Sakit. Sudahlah,sebenarnya apa tujuan oppa menghampiriku?" Soojin tidak mau dimanjakan Hoojin seperti itu lagi. Ia sadar sekarang dirinya sudah bukan anak kecil lagi.

Hoojin hanya tersenyum melihat wajah kesal adiknya.

"Yang tadi telfonan denganmu itu siapa? Apa itu Junyoung?" Tanya Hoojin to the point.

"Untuk apa aku menelpon Junyoung. Bicara dengannya saja rasanya darahku langsung naik." Jawab Soojin. Sebenarnya itu hanya candaan karena ia tidak pernah bisa sepaham saat bicara dengan pria itu.

"Benarkah? Lalu siapa itu?" Mendengar jawaban itu sebenarnya sudah cukup membuatnya puas. Itu artinya hubungan keduanya tidaklah baik. Tapi tidak mungkin ia pergi begitu saja setelah mendapatkan jawabannya bukan.

"Itu pacarku. Omo,aku lupa memperkenalkannya pada kakak." Soojin baru ingat jika ia belum memperkenalkan Hamin pada kakaknya.

Tempo hari saat kakaknya pulang,Soojin harus nenggiring Hamin menuju kamarnya karena sebuah kesalahan memalukan yang ia buat.

"Namja chingu? Nugu? Sudah berapa lama kalian pacaran?" Hoojin cukup penasaran soal kekasih adiknya itu.

"Dia teman sekampusku. Namanya Hamin. Kita resmi berkencan mungkin sudah sekitar satu minggu yang lalu." Jelasnya antusias.

Work For My Idol || NCT ot21 [END]Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang