04. Part Time

4.9K 556 14
                                    

Sudah dua minggu sejak kedatangan Rara di Korea. Rara sudah mulai terbiasa dengan keadaan lingkungan di sekitarnya. Ia sudah bisa menyesuaikan dirinya.

Setiap hari Soojin akan mengunjunginya baik itu hanya sekedar ingin mampir atau justru menumpang untuk mengerjakan tugas yang diberikan dosennya.

Terkadang mereka juga menghabiskan malam minggu dengan berkonser ria menyanyikan lagu Idol favorit mereka.

Seiring berjalannya waktu kebutuhan Rara semakin banyak saja dan tak terasa uang tabungannya semakin menipis dan meminta untuk diisi kembali.

Kini Rara sedang berada di ruang tengah. Ia sedang menonton acara televisi sambil memakan cemilan yang ia beli bersama Soojin tadi sore.

Rara tidak benar-benar menonton TV. Ia sedang memutar otaknya mencari cara agar tabungannya bisa mendapatkan pemasukan dan tidak hanya pengeluaran saja.

"Di mana ya gue bisa dapet kerja part time?" Rara bergumam. Bertanya pada dirinya sendiri.

"Mending gue tanya Tia aja deh. Siapa tau dia bisa ngasih saran yang bagus."

Ia meraih ponselnya yang tergeletak di sampingnya lalu segera mencari kontak yang bertuliskan nama Sahabatnya itu.

Setelah menemukannya,langsung saja ia menekan ikon telpon dan secara otomatis akan membuat Rara mendengar nada sambungan.

Tidak lama kemudian suara cempreng sahabatnya itu terdengar di telinga Rara.

"RARA! ASTAGA AKHIRNYA LO NELPON GUE!"

Rara sedikit menjauhkan ponsel dari telinganya. Ia terkejut mendengar seruan itu.

"Biasa aja kali. Budek lama-lama kuping gue nih."

Terdengar suara Tia terkekeh dari sebrang sana.

"Ada apa betewe lo nelpon gue? Kangen ya lo"

"Yeu,si mba geernya tinggi banged"

"Gini-gini juga sahabat lo"

Kini Rara yang terkekeh mendengar ucapan Tia.

"Oh iya. Gue mau tanya sesuatu nih sama lo. Agak serius tapi" Rara sedikit memelankan suaranya membuat Tia penasaran.

"Lo mau nanya apa?"

"Menurut lo..."
Rara menggantung ucapannya sejenak.

"Kerjaan part time apa yang cocok buat gue?"

"Ah elah. Gue kira apaan,Ra"

"Hehe. Penting kan. Buruan jawab! Gue butuh saran dari lo"

"Ya lo pengennya apaan. Saran gue sih cari kerjaan yang gak terlalu berat aja dan lo juga bisa ngatur waktu buat kerjaan itu sama kuliah lo."

"Iya gue tau. Tapi apaan?"

"Ya mana gue tau. Kan gue gak tau keadaan di sana kaya gimana"

Tia ada benarnya juga. Seharusnya ia tidak menanyakan hal ini pada Tia. Jelas saja Tia tidak bisa membantu karena dia tidak mengetahui keadaan di sini.

Merasa tidak ada respon dari sahabatnya,Tiapun kembali bersuara.

"Gini aja deh. Lo kan jago masak tuh. Mending lo cari kerjaan yang ada hubungannya sama masak. Kaya jadi koki pengganti atau asisten koki gitu"

"Setau gue koki itu cuma kerja sekitar 5 jam aja. Lo bisa ambil bagian sore atau malem biar paginya lo bisa kuliah."

Tia mengungkapkan saran terbaiknya untuk membantu Rara. Tia sangat tau bahwa sahabatnya itu benar-benar pandai dalam hal memasak.

Di tambah lagi dengan kemampuannya yang cepat tanggap dan mudah diajari akan semakin mempermudahnya mendapat pekerjaan.

"Iya sih. Hmmm,makasih ya sarannya. Nanti gue pikirin lagi deh."

"Eh,atau lo bisa buka usaha makanan Ra."

Tia menyarankan ide lain.

"Gue sih mau aja. Tapi kan lo tau buka usaha butuh modal. Tabungan gue bisa abis kalo di pake buat modal,Tia"

"Lagian kenapa lo gak mau terima transferan dari bokap lo?"

Tia sebenarnya tahu alasan sahabatnya menolak kiriman uang dari orang tuanya.

"Gue tuh udah susah payah berusaha dapetin beasiswa biar gue gak nyusahin orang tua gue. Kalo gue terima transferan dari mereka apa gunanya gue berjuang nabung selama ini?"

"Ya tapi kan mereka juga ngelakuin itu buat lo,Ra. Mereka gak mau lo jadi gembel di sana."

"Asal lo tau ya. Kalo emang gue mau,bokap gue bisa aja biayain semua kebutuhan gue disini. Tapi gue gak mau jadi anak papah yang terus-terusan bergantung sama uluran tangan mereka. Dan gue kasih tau kalo gue gak mungkin jadi gembel."

Bagai manapun Rara tetap Rara. Seorang gadis yang ingin hidup mandiri dan tidak ingin menyusahkan olang lain.

"Iya deh iya. Terserah lo aja deh. Udah tidur sana. Udah jam sepuluh malem kan di sana? Ntar lo telat ke kampus lagi."

"Iya. Gue juga udah mulai ngantuk nih. Gue tutup ya telponnya."

"Oke. Bye Ra. Have a nice dream,Babe"

"Apaan sih lo. Jijik tau gak"

Setelah mengatakan itu segera Rara menekan tombol merah yang tertera di layar ponselnya.

Matanya sudah mulai terasa berat. Rara hendak mematika TV namun gerakannya terhenti saat melihat sebuah berita yang tiba-tiba muncul di tengah iklan.

"Album NCT Dream yang baru saja rilis selama 2 minggu yang lalu menjadi album dengan penjualan tertinggi dan paling banyak didengar hingga mendapatkan peringkat 1 di Melon. "

Rara tertegun mendengar penuturan si pembawa acara. Di layar televisinya terlihat tampilan urutan 10 besar lagu yang banyak di dengar dari Melon music. Benar saja nama NCT Dream berada di peringkat pertama dan nama BTS di peringkat ke 2.

Rara akui lagu terbaru mereka memang bagus tapi ia tidak menyangka lagu itu bisa menggeser posisi album milik Idolanya.

"Wah,mereka bisa menggeser posisi para suamiku. Hah,lihat saja nanti. Setelah konser mereka akan comeback dengan lagu yang lebih keren lagi."

"Tak hanya itu. Di kabarkan juga NCT 127 akan segera merilis album baru. Album ini merupakan bagian ke dua dari album mereka yang sebelumnya. Para fans pasti sudah sangat me..."

Rara segera mematikan TVnya lalu melangkah menuju kamarnya. Ia tidak ingin mendengar lagi berita tentang NCT. Ia merasa kesal karena posisi Idolanya tergeser begitu saja karena mereka.

Rara berbaring sambil menyelimuti tubuhnya. Ia buka ponselnya dan memutar lagu pengantar tidurnya.
Sebelum lagu itu selesai di putar Rara sudah terjun kealam bawah sadarnya.









Revisi : 15 April 2021

Work For My Idol || NCT ot21 [END]Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang