Hoojin berlari keluar dari gedung apartemen. Ia segera masuk kedalam mobilnya lalu bergegas menuju ke Bandara.
Mengingat ia tidak punya banyak waktu,Hoojin menginjak gas mobilnya menambahkan kecepatan pada kendaraan roda empat tersebut.
Ia mengemudi dengan sangat brutal tapi ia tidak perduli. Yang ada di kepalanya saat ini hanyalah membawa Hamin kembali dan menyelamatkan adik kesayangannya!
Dengan kecepatan mengemudinya yang tidak normal itu,tidak butuh waktu lama,Hoojinpun tiba di Bandara.
Pria itu segera berlari masuk dan mencari pangkal hidung Hamin di antara kerumunan orang yang ada di sana.
Hoojin mencari kesana kemari. Tak jarang ia menabrak seseorang atau justru memanggil orang yang salah. Di saat-saat seperti ini rasanya ia bisa melihat Hamin dimana-mana tapi saat ia panggil ternyata itu bukan orang yang dia cari.
Meski begitu,Hoojin tidak menyerah. Dia terus mencari Hamin kesetiap sudut Bandara hingga akhirnya ia melihat seseorang sedang berdiri sambil memegang koper berwarna coklat.
Dari bentuk tubuhnya itu terlihat seperti Hamin. Tanpa ragu,segera Hoojin menghampiri pria itu dan ternyata... kali ini dia tidak salah lagi. Itu memang Hamin.
"Eoh,hyung? Apa yang sedang kau lakukan disini?" Hamin pura-pura terkejut melihat kedatangan Hoojin.
"Harusnya aku yang bertanya,sedang apa kau disini saat nyawa adikku sedang di pertaruhkan karenamu!" Hoojin berteriak pada Hamin.
"Mwoya? Apa maksudmu?" Hamin kembali berpura-pura tidak mengerti.
Walau sebenarnya ia juga panik mengetahui bahwa Soojin benar-benar berusaha untuk mengakhiri hidupnya jika dia pergi.
Hoojin tidak menjawab pertanyaan Hamin. Hoojin langsung menarik lengan Hamin untuk membawanya pada Soojin. Namun dengan cepat,Hamin menepis cengkraman di tangannya.
"Apa yang kau lakukan. Aku harus segera pergi." Ucap Hamin.
"Kau tidak boleh pergi! Setidaknya temui Soojin sebelum kau pergi!" Wajah Hoojin semakin memanas.
"Kenapa aku harus? Bukankah kau juga pernah melakukan hal yang sama?"
Ucapan Hamin sukses membuat Hoojin mematung. Kemudian Hoojin akhirnya memahami apa yang sebenarnya sedang terjadi saat ini.
"Jadi... semua ini adalah rencaramu dengan Junyoung?" Ucap Hoojin.
"Akhirnya kau mengerti. Tapi aku rasa kau sudah terlambat,hyung." Hamin maju selangkah mendekati Hoojin.
"Jika aku tidak mau ikut denganmu,adik kesayanganmu itu pasti akan mengakhiri hidupnya. Benar?" Kini Hamin berjalan mengelilingi Hoojin yang masih mematung.
"Tapi aku bisa saja membatalkan kepergianku,asalkan kau mau melakukan sesuatu." Ucap Hamin,tepat di telinga kanan Hoojin.
"Aku akan melakukan apapun asalkan Soojin bisa selamat! Tidak ada yang lebih berharga bagiku selain adik kesayanganku Soojin." Ucap Hoojin yang kini sudah tidak berdaya.
"Itulah yang dulu dirasakan oleh temanku saat kau merenggut nyawa kakak kesayangannya." Hamin kembali berdiri dihadapan Hoojin.
"Serahkan dirimu pada polisi dan akui semua kejahatanmu tiga tahun yang lalu!" Ucap Hamin dengan penuh penekanan.
"Tidak! Aku tidak akan melakukan itu. Aku tidak membunuhnya!" Hoojin menjawab dengan tegas.
"Semuanya tergantung padamu. Jika kau tidak mau melakukannya,aku akan pergi dan kau juga akan kehilangan adikmu." Hamin berbalik kemudian meraih koper disampingnya.
KAMU SEDANG MEMBACA
Work For My Idol || NCT ot21 [END]
Fanfiction[Tahap Revisi] Harus tinggal di negara orang lain dalam jangka waktu yang cukup lama itu merupakan hal yang sulit bagi seorang wanita karena ia harus mampu bertahan hidup dengan lingkungan yang tidak biasa. Itulah yang dialami gadis 21 tahun asal I...