15. Masalah

4K 479 3
                                    

Setelah sedikit mengobrol,ternyata ketiga temannya ini datang karena mereka khawatir pada Rara.

Ya,alasannya cukup sepele sih. Karena Rara tibak bisa di hubungi dan tidak memberi kabar.

Kehawatiran bermula setelah ayah Soojin mendapat kabar dari Taeyong bahwa Rara belum juga sampai ke Dorm mereka untuk bekerja.

Ayahnya menanyakan keberadaan Rara pada Soojin. Karena Soojin tidak bersama Rara akhirnya Soojin menghubungi dua teman prianya itu. Mereka sudah mencoba menghubungi Rara dan mencarinya kebeberapa tempat dan berakhirlah di kamar sewa Rara karena mereka tidak tahu harus mencari kemana lagi.

Setelah mendengar cerita ketiga temannya itu Rara meminta maaf pada ketiganya setelah menjelaskan alasan kenapa ia tidak bisa di hubungi dan kenapa ia bisa telat datang ke Dorm.

"Sungguh kau pergi berbelanja dengan Jaehyun?" Tanya Soojin menggebu-gebu.

Rara mengangguk.

"Woah,Daebak!"

"Lalu kenapa kau tidak bisa di hubungi?" Tanya Junyoung dengan tatapan yang serius pada Rara.

"Ah,itu. Aku menyalakan mode silent pada ponselku. Aku memang selalu begitu karena aku tidak mau di ganggu saat bekerja."

"Ya! Seharusnya kau mengecek ponselmu sesekali. Bagaimana jika ada keadaan yang mendesak!" Junyoung menaikkan nada bicaranya membuat Rara terkejut.

"Mi...mianhae." Rara menunduk. Ia takut melihat raut wajah Junyoung yang tampak marah.

"Junyoung-ah sudahlah tidak perlu berlebihan. Lagipula itu bukan salahnya." Hamin menepuk-nepuk pundak Junyoung mencoba menenangkan pria itu. Hamin mengerti Junyoung sangat mengkhawatirkan Rara.

"Jangan pernah lakukan hal bodoh itu lagi! Aku tahu kau tidak ingin di ganggu tapi tolong jangan buat orang lain khawarit hanya karena kebodohanmu itu!" Junyoung berdiri lalu pergi dari rumah Rara. Ia membanting pintu dengan kasar membuat semua orang terkejut.

Rara masih terus menunduk. Matanya berkaca-kaca. Baru kali ini ia membuat temannya marah. Rara merasa sangat menyesal karena sudah membuat teman-temannya khawatir.

"Mianhae." Ucap Rara terdengar lirih dan sangat pelan tapi masih bisa di dengar oleh Soojin yang duduk di sampingnya.

"Gwenchana,Junyoung hanya terlalu khawatir padamu ia terbawa emosi jadi jangan hiraukan ucapannya,araseo."
Soojin mencoba menenangkan sahabatnya.

Soojin menatap kearah Hamin. Hamin mengisyaratkan agar mereka segera pergi. Mungkin Rara butuh waktu untuk sendiri. Soojinpun mengangguk mengerti.

"Kalau begitu kami pergi dulu ya. Ada beberapa urusan yang harus kami selesaikan." Soojin meminta izin pada Rara.

Rara hanya mengangguk pelan tanpa berkata apapun. Soojin dan Haminpun segera keluar.

Setelah Rara mendengar suara pintu yang di tutup,barulah Rara menumpahkan tangisannya.

Rara sebenarnya bukan tipe orang yang cengeng hanya karena hal sepele seperti ini. Tapi sungguh,bagi Rara bertengkar dengan seorang teman adalah sebuah mimpi buruk baginya.

Selama ini Raralah yang selalu menghibur teman-temannya. Rara yang melerai pertengkaran teman-temannya. Rara yang kembali menyatukan temannya yang bertengkar. Tapi kali ini,Raralah yang memulai pertengkaran. Rara benar-benar menyesal.

Sementara itu,Soojin dan Hamin segera berlari mengejar Junyoung. Dan kebetulan mobil Junyoung masih terparkir di halaman.

"Junyoung-ah!"

Junyoung yang hendak membuka pintu mobilnyapun berbalik mendengar teriakan Hamin.

"Ya! Ada apa denganmu? Kenapa kau membentak Rara seperti tadi?!" Soojin kesal pada Junyoung.

"Ya! Apa kalian tidak mengerti juga? Aku khawatir padanya. Bagaimana jika sesuatu yang buruk terjadi padanya!"

"Dalam situasi ini bukan hanya kau yang khawatir pada Rara. Kami juga khawatir,bung." Hamin mencoba menjernihkan pikiran Junyoung. Sebagai sesama lelaki ia tahu betul alasan kenapa Junyoung bersikap seperti ini.

Junyoung terdiam sejenak mendengar ucapan Hamin.

"Ah,sudahlah. Aku tidak perduli! Lebih baik aku pulang dan tidak perlu menemuinya lagi!" Junyoung masih saja tersulut emosi. Ia tidak bisa mengontrol kata-katanya.

Junyoungpun masuk kedalam mobil dan menutup pintunya dengan kasar sama seperti saat ia menutup pintu kamar sewa Rara. Mobilpun melaju pergi menjauh.

"Ya! Dasar namja tidak tahu diri! Memangnya kau ini siapa!" Soojin meneriaki Junyoung yang sudah pergi bersama mobilnya.

Hamin yang ada didekatnya di buat meringis mendengar suara Soojin yang sangat kencang sedangkan orang yang di teriaki sudah pasti tidak mendengar suaranya sama sekali.

☆☆☆

Hari ini Rara pergi ke kampus sendirian. Ia menolak tawaran Soojin untuk pergi bersama seperti biasanya.

Rara sudah menyiapkan sekotak bekal makanan di dalam tasnya. Itu bukan untuk dirinya. Rara berniat untuk memberikannya pada Junyoung sambil meminta maaf pada pria itu.

Setelah kelas berakhir,Rara menghubungi Junyoung untuk menanyakan keberadaannya. Tapi entah kenapa ponsel temannya itu tidak bisa di hubungi. Bahkan tidak ada satupun pesannya yang di balas oleh pria itu.

Rara memutuskan untuk pergi ke kantin. Setahu Rara Junyoung selalu pergi kesana sebelum pulang. Entah itu untuk membeli makanan atau minuman. Atau bahkan hanya sekedar untuk menikmati Wifi gratis.

Dan benar saja,Junyoung berada di sana. Tapi dia hanya sendirian. Lalu dimana Hamin dan Soojin. Rara melirik jam yang melingkar di tangan kirinya. Jam pelajaran sudah berakhir 10 menit yang lalu. Seharusnya mereka sudah keluar kelas sama seperti dirinya.

Rara mengeluarkan kotak makan dari dalam ranselnya. Rara menatap kearah Junyoung. Pria itu masih fokus pada ponselnya. Rara menarik nafas dalam mencoba menenangkan dirinya agar tidak gugup.

Saat Rara mulai melangkah,pria itu mengangkat kepalanya dan melihat kearah Rara. Manik mata keduanya saling bertabrakan.

Rara tersenyum manis kearah Junyoung tapi bukannya membalas senyuman Rara,pria itu malah pergi begitu saja tanpa menghiraukan Rara seakan-akan ia tidak melihatnya.

Dada Rara terasa sesak. Air mata mulai menggenang di matanya. Sebesar itukah kesalahan yang ia lakukan hingga Junyoung sama sekali tidak mau bertemu dengannya lagi.

Junyoung keluar dari kantin dengan terburu-buru. Ia segera berlari menuju parkiran tidak memperdulikan orang-orang yang ia tabrak saat berlari.

Junyoung masuk kedalam mobilnya.

"Bodoh! Bodoh! Bodoh! Kenapa kau malah menghindari Rara,Junyoung!"

Junyoung memukul-mukul setir mobilnya dengan kasar meluapkan semua emosinya.

"Benar kata Hamin. Seharusnya aku tidak seperti ini. Arghh! Junyoung bodoh!"

Junyoung tak henti-henti merutuki dirinya sendiri. Ia menyesal karena menuruti hawa nafsu dalam dirinya. Ia tidak bisa mengontrol emosinya.

Junyoung terlalu sayang pada Rara. Ia tidak ingin Rara terluka. Oleh sebab itulah Junyoung berkata demikian. Tapi Junyoung sadar bahwa caranya itu salah. Itu justru membuat Rara takut dan mungkin membencinya.

Work For My Idol || NCT ot21 [END]Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang