Seharian ini Xiang Fei sibuk mengatur kediaman dalam untuk para selir. Setelah ini ia akan secara pribadi mempersiapkan hadiah untuk para wanita yang datang.
Yang membuat nya pusing adalah bagaimana gadis-gadis itu telah bertengkar satu sama lain ketika baru memasuki kediaman masing-masing. Objek pertengkaran mereka beragam, mulai dari merasa jika gelar mereka lebih tinggi dibandingkan kandidat pesaing lain dan cinta Kaisar.
Setalah itu Xiang Fei mengatur agar kediaman para selir itu dibuat berjauhan agar tidak menciptakan keributan yang tidak perlu.
Ditengah kesibukan itu Xiang Fei jadi teringat dengan kata-kata sang nenek. 'Suatu hari kau harus bisa merelakan wanita lain berada dalam pelukan suami-mu, meskipun rasanya akan sakit luar biasa. kau harus bisa mengatasinya karena kau lah yang akan memimpin rumah tangga kekaisaran.'
Sejak dulu Xiang Fei memang tidak pernah menyukai gagasan menjadi seorang penguasa kekaisaran. Xiang Fei tertawa kecil. "Benar apa yang dikatakan ibu, sesuatu yang paling kau benci malah akan menjadi bagian dari hidupmu."
Seorang kasim muda datang membawakan beberapa kotak ruyi. Xiang Fei memilah-milah isi kotak itu memutuskan tingkatan para selir. seharusnya hal ini Kaisar lah yang memutuskan, tetapi Guang Xi meminta Xiang Fei sendiri yang mengaturnya.
"Mengapa kau tidak makan siang bersamaku permaisuri?" tanya seseorang yyang langsung meletakan dagu nya dibahu Xiang Fei. Orang itu adalah Guang Xi yang entah kapan datang nya.
Kening Xiang Fei berkerut samarr, ia merasa kasim sama sekali tidak mengumumkan kedatangan Kaisar kekediaman nya.
Seolah mengerti apa yang Xiang Fei pikirkan, Guang Xi memeluk tubuh mungil itu erat. "Aku yang memerintahkan nya untuk diam. Karena kau terlihat sangat sibuk hingga melupakan makan siang membuatku khawatir."
Xiang Fei sempat terkejut karena pelukan yang tiba-tiba, ini sudah kedua kalinya Guang Xi memeluk nya. Ia mencoba untuk terbiasa jadi Xiang Fei membiarkan nya saja, lagigi pula sekarang Guang Xi adalah suaminya.
Sebuah kalung terlihat sangat mencolok diantara perhiasan Xiang Fei yang lain. bukan itu yang menjadi fokus Guang Xi, tetapi keberadaan cincin yang manjadi bandul.
"Cincin itu ... bukan aku yang memberikan nya?" gumam Guang Xi terdengar oleh Xiang Fei yang langsung menjauhkan diri.
Ia menggenggam erat kalung itu seolah tengah melindungi nya. Cincin ini adalah pemberian Guan Yu, satu-satunya harta yang dimiliki oleh Xiang Fei.
Melihat respon Xiang Fei yang seperti itu, Guang Xi menjadi mengerti. ia mangusap wajah nya perlahan. "Aku benar-benar tidak bisa menggantikan posisi nya di tempat itu?" meski Xiang Fei tidak menggunakan nya lagi dijemarinya. Namun, benda itu tetap ada bersamanya. Dan berada tepat di jantung nya.
"Aku ... Maaf."
Guang Xi menunduk menatap ukiran lantai, ia tertawa hampa berkata dengan nada lemah pada Xiang Fei.
"Padahal Guan Yu sudah tiada tetapi kau masih mencintainya, apa aku memiliki kesempatan yang sama? apa kau bisa menyisikan sedikit tempat untukku?"Kata-kata itu bagaikan sebuah sembilu untuk Xiang Fei. ia lebih terkejut saat Guang Xi berlutut padanya, menumpukan kening nya pada lutut Xiang Fei.
Xiang Fei mencoba mendorong bahu Guang Xi agar bangkit. Tidak pantas seorang Kaisar berlutut pada seorang wanita. "Yang mulia anda tidak boleh-"
"Jika aku bukan seorang Kaisar, apakah kau akan melihat kearahku?" Guang Xi memotong kalimat Xiang Fei. "Di danau itu kau mengatakan tidak ingin menikah dengan seorang bangsawaan ataupun Pangeran. Pada saat itu aku jatuh cinta padamu, pada seorang gadis yang bahkan hanya memimpikan hal sederhana disaat gadis lainnya berusaha untuk memanjat lebih tinggi."
KAMU SEDANG MEMBACA
Empress Xiang Fei
RomansaTerdapat sebuah kisah tentang seorang gadis muda yang kelak akan menjadi seseorang yang paling berkuasa di seluruh daratan china. Gadis itu adalah putri Xiang Fei yang terkenal akan sifat lemah lembut, dan sopan santun nya. Kecantikan, kepintaran se...