Xiang fei duduk melamun ditengah-tengah ruang tahta, sementara para mentri tengah beradu argumen dengan begitu tajam, dari terbit fajar sampai matahari mencapai titik tertinggi para mentri itu sama sekali tidak ada yang mau mengalah.
Lelah dan kelaparan, dua hal itulah yang menjadi objek utama dari lamunan Xiang fei. Dalam hati berdoa semoga pertemuan kali ini tidak menghasilkan kesia-siaan belaka. Semua orang terlihat tidak menyia-nyiakan kesempatan untuk menjilat kaki Kaisar dan saling menjatuhkan satu sama lain.
Kaisar sendiri terlihat mulai bosan dan kesal pada para mentri nya, langsung mengangkat sebelah tangan nya agar semua orang disana diam. "Diam kalian semua! semua perdebatan ini tak menghasilkan apapun!" suara Kaisar Baozai menggelegar diseluruh penjuru Balairung. "Tak ada satu pun dari perdebatan kalian yang dapat memecahkan masalah kekacauan di kota Wuhu."
Xiang fei yang semula bertopang dagu mulai tertarik dengan topik perdebatan ini.
"Yang mulia izinkan hamba untuk berbicara" ucap Xiang Fei meminta ijin langsung diiyakan oleh Kaisar. "Semua masalah ini berakar pada kemiskinan di kota wuhu sehingga rakyat kita disana tidak ada pilihan lain selain mencuri dari para petani disaat musim kemarau tiba. Ada baik nya jika kaisar fokus membuat perekonomian disana dengan mengirimkan salah seorang Gubernur kita yang berkompeten untuk mengelola dan memperhatikan secara langsung pembangunan disana. Sebelum itu kita juga bisa memberikan bantuan berupa persediaan makanan dan uang pada rakyat, upeti yang berasal dari pajak para Gubernur dan mentri cukup besar untuk menghidupkan kembali."
Kaisar Baozai terlihat memikirkan saran dari Xiang Fei dan berkata. "Apa kalian setuju dengan apa yang dikatakan oleh putri Xiang Fei?"
Para penjabat bernafas lega karena akhirnya mereka menemukan titik temu dan tidak berakhir dipenggal oleh kaisar yang tidak puas. Serentak mereka bersujud. "Hamba sangat setuju dengan apa yang dikatakan junjungan, yang mulia"
Kaisar tersenyum bangga pada Xiang Fei. "Apa yang kau inginkan sebagai hadiah?"
"Jika boleh putri ini menginginkan."
...
Xiang fei merentangkan tangan ketika terbebas dari balairiung yang terasa menyesakan, sesekali ia mengusap perut nya yang kelaparan.
"Aku lapar sekali." gumam nya letih.
Ditengah jalan Xiang fei berpapasan dengan jenderal Guan Yu. "Guan Yu?" panggil Xiang Fei membuat langkah pria tegap itu berhenti melangkah spontan mungkin karena terlalu serius dengan perkamen ditangan nya Guan Yu tidak menyadari keberadaan Xiang fei.
"Putri? Sedang apa disini?" tanya Guan Yu menoleh ke segala arah mencari dayang-dayang Xiang fei.
Xiang Fei mengusap kening nya yang berkeringat karena kepanasan berada dibawah sinar matahari menggunakan lengan baju. "Aku baru saja dari balairung menemani kaisar. Kulihat kau sibuk sekali, mau kemana?" tanya Xiang Fei penasaran.
Refleks jenderal Guan Yu melepaskan jas luar bertudung nya lalu menyampirkan pada pundak Xiang Fei. "Saya akan pergi ke kota untuk-"
"Kota? Boleh aku ikut?" Xiang Fei tanpa sengaja memotong perkataan Jendral Guan Yu saat mendengar kata kota. Ia ingin sekali keluar dan berkeliling disana.
"Ah, anda yakin? Saya akan lama disana?"
"Yakin!" Kedua mata Xiang Fei berbinar membuat Jenderal Guan Yu tak kuasa untuk menolak nya, Kaisar saja kesulitan untuk menolak semua permintaan Xiang Fei apalagi dirinya.
Akhirnya setelah pemaksaan dari pihak Xiang fei akhirnya Jendral Guan Yu mengalah dan mengajak gadis itu keluar setelah mendapat izin dari yang mulia kaisar.
Mereka duduk diatas kuda yang sama, Jendral Guan Yu tidak membolehkan Xiang Fei menggunakan kuda lain, takut sesuatu terjadi pada Xiang Fei. Walau begitu sikap jendral Guan Yu masih terlampau sangat sopan padanya.
Dibelakang mereka beberapa prajurit mengikuti menjaga sang putri atas perintah dari Kaisar Baozai.
Kedua mata Xiang Fei menjelajah keadaan kota yang benar-benar terlihat menyenangkan dimatanya. Di istana nya memang banyak barang berkilau dan hal-hal cantik tapi Xiang Fei telah bosan dan muak.
Sampai disalah satu toko pakaian dimana penjahitnya merupakan langganan keluarga kerajaan. "Jadi urusanmu kesini untuk membeli pakaian?" kata Xiang Fei ketika Jenderal Guan Yu menurunkan nya dari atas kuda.
"Tidak juga, saya kemari untuk mengukur pakaian pertunangan, seharusnya dia yang datang ke istana tapi kebetulan saya ada tugas disekitar sini." jelas Jendral Guan Yu tanpa sadar membuat wajah Xiang Fei memerah.
Memang setelah perkataan Kaisar waktu itu pertunangan mereka benar-benar akan dilangsungkan beberapa 2 minggu lagi.
Melihat Xiang fei yang hanya diam dan wajah memerah, Jendral Guan Yu baru sadar jika ia baru salah bicara. "Ah, maaf."
"Tidak apa-apa" sahut Xiang Fei membuang muka mencoba menyembunyikan wajahnya yang merah padam.
Seorang wanita berpakaian mewah datang dengan menyambut dengan kipas bulu ditangan nya. Terlihat sumringah melihat pasangan serasi di depan nya walau tetap saja imbalan uang yang sangat besar lah yang membuat nya senang.
"Astaga tamu yang mulia telah datang, apakah ini tuan putri yang terkenal itu?" Kata wanita itu memuji Xiang Fei yang berada dibelakang Guan Yu. "Ya ampun cantik sekali, tokoku sangat diberkati saat ini."
Xiang tidak tahu harus berkata apa lagi, ini pertama kali nya seseorang bertindak sebebas ini. Xiang fei ditarik masuk kedalam ketika wanita itu untuk mengukur tubuh nya.
Wanita bernama Fang itu mendecakkan lidah nya saat selesai mengukur tubuh Xiang Fei. Terlihat ketidakpuasan di dalam mata nya yang sangat terlihat jelas. "Aduh, bagaimana bisa anda sekurus ini putri, saya tahu jika biasanya para pengantin akan melakukan diet ketat. Tapi untuk untuk anda ini adalah pengecualian, saya harap anda menambah beberapa kilo lagi agar pakaian pengantin nya tidak menenggelamkan tubuh anda."
Xiang Fei meneliti tubuh nya sendiri, memang sejak kematian sang Ibunda ia kesulitan untuk memakan sesuatu hingga kehilangan berat badan nya. Bahkan Dayang An juga sempat mengatakan hal yang sama.
Disisi lain Jendral Guan Yu diam-diam ikut memperhatikan pembicaraan itu, dalam hati ia mencatat akan memperhatikan pola makan Tuan Putri demi kesehatan nya.
.....
Seminggu terlewati dengan sangat cepat, para pelayan masih sibuk mendekorasi istana untuk pesta perayaan pertunangan putri resmi Kaisar. Xiang Fei sedang duduk di paviliun nya menatap hamparan anggrek air yang mengambang di kolam.
Dulu disini ia akan menghabiskan waktu bersama sang ibunda, mengusili beberapa anak bebek yang mengikuti induk nya hingga dikejar. Tapi semua itu kenangan itu hanya membuat Xiang Fei kembali pada peristiwa dimana ia melihat ibunda nya sendiri terbunuh demi melindungi nya.
Senyum Xiang Fei kian menipis, kedua mata kelabu itu kembali berkaca. Ingin menangis tapi tak tahu lagi apa yang ingin ia tangisi. Ibunya telah mati satu fakta yang tak mungkin dipungkiri.
Dayang An yang memperhatikan itu dari kejauhan tidak sampai hati untuk mengabarkan sesuatu yang mungkin akan makin menyakiti gadis itu.
KAMU SEDANG MEMBACA
Empress Xiang Fei
RomanceTerdapat sebuah kisah tentang seorang gadis muda yang kelak akan menjadi seseorang yang paling berkuasa di seluruh daratan china. Gadis itu adalah putri Xiang Fei yang terkenal akan sifat lemah lembut, dan sopan santun nya. Kecantikan, kepintaran se...