Penjara itu terasa lembab dan hening, pencahayaan yang minim membuat tempat itu makin terasa muram. Cahaya yang berasal dari obor terlihat menyala-nyala dengan warna merah nya membuat bayangan bergoyang diantara jeruji besi yang memenjarakan.
Lantai nya hanya dialasi dengan jerami kering, tak ada satupun benda yang bisa menghangatkan tubuh dari dingin nya udara malam di penjara itu.
Bibir Xiang Fei bergemeletuk menahan dingin sedangkan kedua tangan nya berusaha memeluk tubuh nya sendiri. Seorang kasim muda yang berjaga terlihat tidak tega melihat Permaisuri mereka dikurung ditempat mengerikan seperti ini.
Kasim muda itu mendekat melepaskan jubah nya lalu memberikan nya pada Xiang Fei. "Permaisuri maafkan kelancangan saya tapi pakailah ini untuk mengurangi dingin." katanya sopan.
Xiang Fei menatap kasim muda itu tersenyum berterimakasih. "Tak apa, terimakasih."
Kasim muda itu tak habis pikir mengapa wanita selembut itu diperlakukan seperti hal nya sampah. "Permaisuri saya yakin anda tidak akan melakukan hal hina seperti itu, mengapa anda tidak mencoba membela diri sekali lagi? Anda tidak seharusnya menerima perlakuan keji seperti ini." kata kasim itu mengingat dulu ketika ia pertama kali datang sebagai calon kasim, Permaisuri menolong nya yang hampir mati karena disiksa oleh kasim senior.
Menghela nafas, Xiang Fei merasa bersyukur karena meskipun ia difitnah hingga sejatuh ini masih ada orang-orang yang begitu percaya pada nya. Ia berkata. "Siapa yang akan percaya? Dekrit telah keluar dan aku ditetapkan sebagai penjahat. Tidak ada yang bisa kulakukan."
"Saya percaya pada anda permaisuri!" kata kasim muda itu langsung berlutut. "Sedari muda putri memiliki gelar putri kebajikan surgawi tidak mungkin meracuni Kaisar yang begitu anda cintai! Saya percaya pada anda yang mulia!"
Senyum Xiang Fei sedikit memudar. "Terimakasih karena kau sudah percaya padaku. Tapi gelar itu tak akan merubah apapun."
Kasim muda itu menunduk tak kuasa menatap mata teduh yang dulu terlihat teguh kini melayu. "Apa yang bisa saya lakukan untuk anda permaisuri?"
Xiang Fei terlihat memikirkan sesuatu. "Apa kau bisa pergi ke kamarku? Disana ada kotak penyimpanan obat, terdapat botol berwarna hijau itu adalah penawar racun. Diam-diam pergilah kekediaman Kaisar dan berikan penawar itu pada minuman nya." kata Xiang Fei ragu-ragu melihat rona terkejut dimata kasim muda itu Xiang Fei dengan pelan menjelaskan. "Sebelum aku dibawa kesini aku sempat membuatkan penawar racun untuk Kaisar, tapi aku tak sempat memberikan nya."
Kasim muda itu berlutut pada Xiang Fei atas kebesaran hati nya yang masih mau memikirkan suami yang menjerumuskan istrinya ke dalam penjara. "Akan saya laksanakan Permaisuri, kasim ini mohon pamit"
"Ya pergilah."
Sepeninggal kasim muda itu Xiang Fei kembali sendiri, tetesan air yang berasal dari rembesan tembok menambah kesepian nya. Bersamaan dengan itu setitik air mata mengalir tanpa disadari.
Sebenarnya ... Apa dosa Xiang Fei dimasalalu hingga dewa memberikan nya kehidupan seperti ini? Kesalahan apa yang pernah ia lakukan hingga dewa murka dan mengutuk nya.
Xiang Fei tak pernah menyalahkan takdir hidup nya, ia hanya akan menjalaninya tanpa akan mengeluhkan apa-apa. Tapi saat ini xiang Fei benar-benar ingin mengeluh dan berteriak menyuarakan kesakitan nya, namun lagi-lagi ia hanyalah seorang Permaisuri yang tidak berhak untuk mengeluh.
Lagi tatapan dingin dan perkataan menyakitkan Kaisar kembali menggema, seolah-olah ia adalah manusia paling menjijikan dimatanya. Fitnah yang berasal dari kalangan penjabat yang tidak menyukainya makin menjadi-jadi. apalagi saat fitnah mereka mulai menyangkut-pautkan pada mendiang Jendral Guan Yu, mengatakan jika dirinya hanya terpaku pada orang mati dan tidak menganggap Kaisar karena masih menyimpan cincin pertunangan nya dulu bersama sang Jendral.
KAMU SEDANG MEMBACA
Empress Xiang Fei
RomanceTerdapat sebuah kisah tentang seorang gadis muda yang kelak akan menjadi seseorang yang paling berkuasa di seluruh daratan china. Gadis itu adalah putri Xiang Fei yang terkenal akan sifat lemah lembut, dan sopan santun nya. Kecantikan, kepintaran se...