Hampir dua minggu sejak Xiang Fei menghilang, Guang Xi kehilangan kesabaran nya. Ia mengumpulkan semua hamba sahaya Xiang Fei.
"Cari Permaisuri dan sampaikan kabar jika aku akan memenggal semua hamba sahaya nya." Guang Xi mengambil pedang nya dan langsung menebas leher seorang kasim.
Jenderal Liqin menghalangi Kaisar untuk menghabisi hamba sahaya Permaisuri. "Tekan niat kejimu itu, jika kau melakukan ini maka Permaisuri akan mencaci maki-mu."
"Kau kira aku peduli apakah dia akan membenciku? Yang kutahu dia adalah milikku dan akan selamanya seperti itu!!" Guangxi menghempaskan tangan Jenderal Liqin yang mencoba menahan nya.
"Kau menyembunyikan nya disuatu tempat, sayang sekali usahamu sia-sia Jenderal Liqin karena aku sudah menemukan tempat itu..." Seorang prajurit masuk dengan sebuah merpati pembawa pesan yang telah mati, sepucuk surat terikat dikaki nya.
Guang Xi mengambil kertas itu dan menunjukkan nya pada sang Jenderal.
"Kau sengaja berkhianat?" Katanya.
Wajah Jendral Liqin menjadi dingin.
"Kau membuatnya menderita! Kau memanfaatkan hidupnya, apa belum cukup semua obsesi yang kau lakukan untuk memenuhi ego-mu itu hah?!" Jenderal Liqin berkata dengan amarah, bagaimanapun ia telah menganggap Xiang Fei adik perempuan nya, bahkan sebelum ia menginjakkan kaki ke tanah ini sebagai permaisuri. "Aku sudah merasa berdosa saat melihatnya tersenyum padaku, dan sekarang kau akan menyingkirkan nya seperti ini?!"Guang Xi tertawa sinis. "Seumur hidup dia hanya akan melihat kearah orang mati itu, jika dengan cara ini dia akan diam seperti bunga. Maka itu lebih baik."
"KAU SAKIT!" Jendral Liqin diseret keluar dari balairung oleh beberapa prajurit atas perintah Guang Xi.
.....
Ditempat lain Xiang Fei tengah memangku si kecil Han xi, memainkan telapak tangan mungil nya yang gempal. Ia sangat menyukai keberadaan bayi lucu ini.
"Anda menyukai anak-anak yang mulia?" Tanya Huanran yang kini tengah menjahit.
"Ya mereka sangat murni." Xiang Fei tertawa setiap kali pipi merah Han xi bergetar karena gerakan nya.
"Mengapa tidak memiliki nya saja? Memulai kembali kehidupan baru...?"
Xiang Fei menggeleng. Seorang permaisuri dilarang untuk memiliki pria lain selain kaisar, ataupun ketika ia menjadi janda maka ia dilarang keras untuk mencari pria lain, hal itu dianggap sebagai ketidaksetiaan pada suami.
Hukuman nya tidak main-main, ia akan digantung dengan tali sutra atau dipenggal dihadapan semua orang karena ketidaktaatan nya.
Tidak adil memang namun memang itulah yang terjadi. Semua orang menganut dan memuja-muja patriarki sebagai simbol harga diri.
Walaupun ia masih suci dalam artian yang sebenarnya. Xiang Fei akan menolak untuk memiliki keturunan, membayangkan anak-anak nya harus bertaruh nyawa hanya untuk tahta kosong, itu terlalu mengerikan untuk nya.
Guang Xi bahkan naik tahta setelah membunuh semua saudara nya, istana selir yang kosong adalah bukti dari kekejaman sebuah tahta. Ibu suri juga mati ditangan Guang Xi karena mencoba melindungi Kaisar terdahulu..
Kedua mata Xiang Fei nanar, dahulu ibunya juga mati karena kasih sayang kaisar, membutakan mata para selir yang cemburu. Lalu sekarang semua keluarga nya telah terbunuh dalam skema perebutan kekuasaan, meninggalkan dirinya untuk berjuang sendirian.
"Aku tidak bisa Huanran, aku tidak bisa menerima kepercayaan dewa ... Tubuh ini terlalu lemah untuk menjaga dirinya sendiri, lalu bagaimana caraku melindunginya dari ayah nya sendiri?" Gumam Xiang Fei dengan tatapan kosong menyadari jika seumur hidup tidak akan pernah ada sosok kecil yang memanggil nya 'ibu'. Karena itulah Xiang Fei mendirikan sebuah panti asuhan, menjadikan anak-anak terlantar sebagai anak nya. Merawat mereka seperti anak nya sendiri.
Menyadari kesalahannya Huanran membungkuk dalam pada Xiang Fei.
"... Maafkan saya."Disekitar mereka Choi Nam mendapatkan surat balasan dari Jenderal Liqin, kedua mata nya terbelak lebar. Tidak menyangka jika kekaisaran akan menemukan tempat mereka secepat ini. "NONA GULA KITA HARUS SEGERA PERGI DARI DESA INI!" Choi nam menghampiri Xiang Fei sedangkan Ranyu dan Fuyi tengah menyiapkan kuda.
Kening Xiang Fei berkerut heran. "Kita mau kemana?"
"Kaisar telah menemukan tempat ini! Sebentar lagi mereka akan datang!" Jelas Choi nam tak sabar.
"Apa itu?" Xiang Fei menunjuk kertas ditangan Choi Nam langsung merebut nya. Ia membaca setiap kata yang tertulis disana berisi perintah agar mereka segera pergi.
Dalam surat itu juga tertulis jika Kaisar menawan seluruh hamba sahaya Xiang Fei dan akan memenggal mereka semua.
"Mereka dalam bahaya, Mereka semua tidak bersalah!" Xiang Fei menarik tangan Choi Nam setelah memberikan Han Xi pada ibunya.
"Tapi kita harus segera pergi dari sini yang mulia!"
Xiang Fei menolak sampai akhirnya terdengar teriakan-teriakan dari gerbang desa, dimana orang-orang berpakaian prajurit Himeji datang. Xiang Fei tidak mengenali siapapun dari mereka, mereka tidak berkerja dibawah Jenderal Liqin sudah pasti ini adalah perintah Kaisar.
Beberapa orang disandera termasuk kepala desa. Huanran sudah berusaha untuk mengajak Xiang Fei bersembunyi meski sang Ayah ditahan oleh prajurit.
"Jika kalian berusaha untuk menyembunyikan Permaisuri maka desa ini akan dibakar bersama dengan penduduk nya." Kata seseorang yang seperti nya merupakan pemimpin dari mereka.
Semua orang diam dengan gemetaran, ketakutan tapi tidak membuka mulut atas keberadaan Xiang Fei di desa mereka.
"Tidak ada yang mau bicara?" Kata orang itu geram. "Bakar!"
Semua prajurit langsung bergerak namun satu teriakan lantang menghentikan mereka semua.
"HENTIKAN!" Xiang Fei muncul membuat semua orang panik.
Kepala desa bangkit dan langsung memposisikan diri untuk melindungi Xiang Fei, penduduk lain mengikuti nya.
"Bunuh saja saya tapi biarkan Permaisuri pergi." Kata kepala desa.
Xiang Fei melihat semua itu dengan hati teriris. "Jangan lakukan itu."
Kepala prajurit menghela nafas lalu ia melemparkan sesuatu kekerumunan tersebut. Semua orang terperanjat melihat kepala yang menggelinding kearah mereka.
"Kaisar berkata akan memenggal kepala semua orang yang mengganggu."
Xiang Fei melihat kepala itu shok, kepala itu adalah milik kasim yang menjaga taman nya. Orang yang sering mengobrol dengan nya ketika bosan. Tapi sekarang...
Entah sejak kapan air mata Xiang Fei mengalir menuruni kedua pipi nya. Ia membelah kerumunan tersebut, membungkuk kearah kepala tanpa tubuh itu.
"Apa Kaisar yang melakukan ini?" Tanya Xiang Fei lemas.
"Ya yang mulia. Sebaiknya anda ikut bersama kami atau dengan terpaksa Kaisar akan memenggal semua hamba sahaya anda yang lain."
Xiang Fei menangis, ia berduka untuk semua orang yang terluka karena dirinya. Bahkan Xiang Fei membungkuk pada jasad kasim tak bersalah itu. "Seharusnya aku tidak pergi jika kalian akan menderita seperti ini. Maaf, sungguh maafkan aku."
Pelan-pelan Xiang Fei menutup kedua mata kasim yang terbuka. Menggunakan selendang nya Xiang Fei menutup kepala itu, mengangkat nya. "Kepala desa, kumohon makamkan dia secara layak.. ini permintaan terakhirku."
Kepala desa menerima kepala itu dengan patuh.
Setelah itu Xiang Fei berbalik. "Aku akan pergi bersama kalian dan biarkan desa ini."
KAMU SEDANG MEMBACA
Empress Xiang Fei
RomanceTerdapat sebuah kisah tentang seorang gadis muda yang kelak akan menjadi seseorang yang paling berkuasa di seluruh daratan china. Gadis itu adalah putri Xiang Fei yang terkenal akan sifat lemah lembut, dan sopan santun nya. Kecantikan, kepintaran se...