Selama perbincangan mereka, Xiang Fei mempelajari sifat dan sikap Lihua yang berbeda dengan wanita penguasa lainnya. Kebebasan berekspresi dan keleluasaan nya dalam bersikap membuat Xiang Fei merasa iri.
"Apa yang kau inginkan dalam hidup ini?"
Tanya Lihua memandang langit dengan senyum tipis. Sebagai seseorang yang telah menjelajah masa depan dan masalalu dan sebagai seseorang yang menulis sebuah kisah. Ia ingin tahu apa yang dirasakan oleh seorang tokoh utama wanita di dunia ini."Kebebasan layaknya seekor burung dapat terbang kemanapun ia inginkan." Gumam Xiang Fei tanpa sadar, ia ikut melihat kearah langit biru.
Terenyuh, Lihua merasakan kesedihan dalam suara itu. "Kebebasan ya? Itu adalah mimpi kita semua. Keinginan hidup damai serta memiliki kesempatan untuk hidup bersama cinta, lebih layak disebut fatamorgana." Katanya senyum tipis terukir pada wajah cantik itu.
"Maaf jika aku terdengar pesimis, tetapi aku juga merasakan nya. Dimana pria merasa lebih superior dan berakhir dengan perempuan yang terbelenggu dalam ikatan pernikahan politik. Aku sempat merasakan nya, cukup menderita rasanya. Beruntung aku jatuh cinta dengan suamiku dan sebaliknya, membuat semuanya jadi lebih baik." Lihua mengelus perut nya mengingat perjalanan hidup nya selalu diiringi dengan drama.
Xiang Fei tersenyum lembut, benar apa yang diperkirakan nya kehidupan wanita disebelahnya seratus kali lebih beruntung dari nya. Jatuh cinta dan dicintai, bukankah sangat indah?
Sedangkan ia sendiri masih berada pada titik abu-abu dimana Xiang Fei masih mencintai orang lain. "Itu terdengar bagus, aku ikut senang dengan kebahagiaanmu."
"Tak ada salah nya tetap mencintai seseorang dimasalalu."
"Apa maksudnya?" Tanya Xiang Fei heran.
Lihua menatap wajah cantik disebelahnya, wajah seorang gadis yang sama sekali tidak memiliki cahaya hidup. Seakan-akan pasrah dengan kehidupan apapun yang akan dijalaninya, persis seperti ikan yang hanya mengikuti arus agar tetap hidup.
"Kita semua memiliki masalalu entah itu baik ataupun buruk kita hanya dapat menyimpan nya menjadi suatu kenangan. Tidak masalah jika kau tidak ingin melupakan, tapi akan lebih baik jika itu tidak menjadi penghambatmu untuk bahagia."
Xiang Fei mendengarkan dengan tenang, ia tidak mengatakan apapun hanya tersenyum dan menyesap teh nya. Seakan-akan kata-kata yang baru saja dikatakan oleh Permaisuri Shengli sama sekali tidak berhubungan dengan nya.
"Aku senang bertemu dengan wanita yang berpikir terbuka seperti anda, lain kali kita harus mengobrol seperti ini di lain kesempatan." Kata Xiang Fei.
"Tentu saja."
....
Tamu dari kerajaan sebrang pada akhirnya kembali setelah menandatangi sebuah perjanjian perdagangan. Xiang Fei bahkan mengantar kepulangan Lihua secara pribadi setelah mereka mengobrol seharian.
Ternyata teman baru nya itu tengah mengandung seorang putra mahkota, dibalik tubuh mungil nya tertutupi jubah Xiang Fei sedikit terlambat untuk menyadari nya.
"Awalnya aku tidak ingin memiliki nya, tetapi setelah semua takdir itu pada akhirnya aku menginginkan nya." Kata Lihua saat itu.
"Aku kabur dari istana selama dua tahun namun dalam periode itu ternyata suamiku mengangkat seorang Ratu. Jadi dari pada menarik anakku dalam lingkaran perebutan tahta dan bersusah payah hanya untuk menarik perhatian sang ayah, lebih baik tidak usah menghadirkan nya jika itu hanya akan menyiksanya."
Xiang Fei tertegun mendengar cerita itu. bagaimana bisa seorang permaisuri bisa memiliki pikiran seperti itu, sama sekali tidak tertarik dengan kekuasaan. Memang seorang Kaisar bahkan bisa memiliki ratusan ribu selir jika dia menginginkan dan permaisuri tidak boleh menolak nya.
Jika saja dia tidak dilahirkan mungkinkah ia akan mendapatkan kedamaian? Tanpa harus berdarah-darah karena berada ditengah-tengah perebutan tahta? Atau bahkan merenggang nyawa hanya karena perhatian sang ayah padanya?
Namun kata-kata Lihua selanjutnya lebih membuat nya terkejut, pengakuan nya tentang sebuah pembunuhan.
Lihua bercerita tanpa emosi.
"Aku membunuh wanita itu, bukan karena merasa harus bersaing. Tetapi aku tidak bisa berada di satu tempat bersama ular yang selalu siap untuk meracuniku. Sebelum ia mematuk maka akan lebih dulu memotong kepalanya."Kembali pada saat ini, Xiang Fei akan meringis jika harus mendengarkan cerita Lihua tentang seratus satu cara pembrontakan nya. Segala hal yang hanya akan menjadi angan, dimana dirinya sendiri tidak berani untuk keluar dari jerat dan bersikap berani seperti Lihua.
Wanita itu berani melakukan hal nekat jika itu berhubungan dengan masa depan nya. Berbeda dengan Xiang Fei yang akan tetap menurut dengan apapun yang disodorkan padanya meski ia tidak menyukai nya.
Tok.. tok..
"Yang mulia Penasehat Liu datang menghadap." Suara dibalik pintu itu mengejutkan Xiang Fei, "masuklah."
Seorang pria dengan rambut yang dibiarkan tergerai, menggunakan hanfu putih yang terasa pas dengan kharisma nya yang misterius.
"Apakah sudah membuat laporan tentang kesenjangan di Himeji?" Tanya Xiang Fei langsung. Penasehat Liu langsung memberikan perkamen nya pada Xiang Fei.
"Sebuah desa bernama Huaxi merupakan tempat dengan kemiskinan paling tinggi dibandingkan desa-desa lain. Bencana itu bermula setelah perang yang terjadi, para lelaki yang pulang dan medan perang mengalami keterbatasan dan cacat, menjadikan para wanita yang menggantikan posisi kepala keluarga." Ujar penasehat Liu panjang lebar.
Xiang Fei mengangguk, mengerti dengan pusat permasalahan yang mereka bahas. "Dan yang seperti kita tahu, lapangan pekerjaan untuk wanita sangat minim. Satu-satunya cara adalah menjadi dayang istana ataupun penjahit." Timpal Xiang Fei mengetuk-ngetuk jari nya kepermukaan meja. "Dan bagaimana dengan anak-anak?"
"Anak-anak perempuan dari keluarga miskin akan dijual menjadi budak bangsawan, lebih buruk mereka akan dijadikan pekerja di rumah bordil." Penasehat Liu membuka salah satu perkamen dan membaca sedikit isi nya.
Xiang Fei memejamkan mata nya, merasakan kepala sakit. "Satu masalah selesai lalu timbul berbagai masalah lain." Keluh Xiang Fei lalu mencoret sesuatu diatas kertas lalu memberikan nya pada penasehat Liu. "Beli anak-anak perempuan yang dijual kerumah bordil dan jadikan mereka dayang-dayangku. Lalu biayai setiap kepala keluarga yang mengalami kerugian akibat perang, masukan itu dalam tagihan kediaman Phoenix. Masukan juga anak-anak lelaki yang berpontesi ke akademi kekaisaran."
Penasehat Liu cukup terkejut mendengar semua itu, apalagi setiap tunjangan diberikan sama sekali tidak mengganggu keuangannya kerajaan Himeji karena murni dari kantong sang permaisuri.
"Yang mulia saya tahu jika anda berniat baik, tetapi bukankah hal ini akan memancing kecemburuan dari pihak lain? Seolah-olah anda tengah mengambil hati rakyat untuk kepentingan anda sendiri?" Tanya penasehat Liu, melalui kacamata nya ia bisa tahu jika beberapa penjabat merupakan ular yang siap menebar racun ketika melihat kesempatan.
Xiang Fei terkekeh, ia tidak menyangka bahkan rasa kemanusiaan pun akan membuat seseorang menjadi dengki. "Dari mana asal nya sikap itu? Apa mereka menyangka jika jabatan dan gelar bangsawan telah menjadikan mereka dewa yang patut disembah?" Xiang Fei memangku kepalanya dengan lengan, terlihat seperti seorang remaja yang tengah meledek teman sebaya nya.
"Harta, tahta, dan cinta adalah tiga hal yang tidak abadi penasehat Liu. Tetapi sebuah kemanusiaan adalah hal yang sudah ada sejak manusia dilahirkan. Jika kau bisa bahagia dengan senyum orang lain maka harta bagiku tidak ada apa-apanya."
"Memang benar aku melakukan ini untuk kepentinganku sendiri dan untuk menjaga agar diriku tetap waras."
KAMU SEDANG MEMBACA
Empress Xiang Fei
RomanceTerdapat sebuah kisah tentang seorang gadis muda yang kelak akan menjadi seseorang yang paling berkuasa di seluruh daratan china. Gadis itu adalah putri Xiang Fei yang terkenal akan sifat lemah lembut, dan sopan santun nya. Kecantikan, kepintaran se...