_________
Yang berat bukanlah kematian, tetapi tangisan seseorang yang ditinggalkan.
_________
Pagi ini semua orang menyambut dengan air mata, mereka semua melayani Xiang Fei dengan sangat lembut. Dayang Fan menyisir rambut Xiang Fei dengan lambat. Menyisipkan bunga krisan putih disela ikatan rambut nya.
Bunga yang paling disukai oleh nyonya nya.
Xiang Fei dipakaikan hanfu putih yang meski begitu terlihat sangat cantik dengan nya. Dayang Fan memakaikan riasan tipis yang cocok untuk Xiang Fei.
Semuanya berusaha yang terbaik, mereka memberikan sarapan dan makan bersama dalam diam. Sampai keheningan itu pecah karena isakkan tiba-tiba dari dayang Fan, ia bertingkah seolah-olah tersedak tetapi kedua mata nya mengalirkan air mata. Semua orang menepuk punggung nya tetapi ikut menangis sampai-sampai Xiang Fei harus memenangkan mereka semua.
Xiang Fei merasa bebas, semua yang terjadi bukanlah kesalahan nya tetapi merupakan rencana dari suaminya. Ia tidak pernah mengkhianati siapapun sampai akhir ia tetap setia dan kerajaan Hanzi tetap berdiri meski bukan ia ataupun keturunan nya yang melanjutkan.
"Yang mulia apakah anda sudah siap?" Tanya kasim yang bertugas dikediaman Xiang Fei, suara nya terdengar seperti akan menangis.
"Ya.."
Para kasim berjajar menyambut Permaisuri mereka. Xiang Fei berhenti dihadapan kasim muda itu, kasim yang memberikan pakaian luar nya untuk menghalau dingin.
"Ya yang mulia?" Tanya kasim muda itu ketika Xiang Fei berhenti dihadapannya, tanpa di duga Xiang Fei mengambil tangan nya untuk berjabat tangan. "Terimakasih, kuharap kau dewa memuluskan jalanmu..."
Xiang Fei menyalami semua orang yang berada dikediaman nya dan mengucapkan terimakasih pada mereka satu persatu.
Sampai pada dayang Fan yang sudah terisak Xiang Fei memeluk wanita itu erat. "Terimakasih karena sudah menemaniku saat pertama kali aku menginjakkan kaki ke tempat ini. Aku menyayangimu dayang Fan."
"Kemuliaan untuk saya yang mulia..." Dayang Fan menangis keras.
Xiang Fei dihela menuju gerbang samping sementara para dayang mengekori nya dibelakang. Melalui jalan panjang itu semua perjalanan hidup nya berputar, seperti sebuah teater yang menunjukan semua momen berharga..
Orangtuanya, bibi an, dan Guan Yu..
Sebentar lagi ia akan melihat mereka semua. Mereka akan berkumpul kembali..
Hampir di penghujung gerbang utama, Jenderal Liqin berdiri disana tanpa di duga bersujud di kaki Xiang Fei. Memohon maaf karena tidak dapat menolong nya lagi..
"Maafkan aku Xiang Fei ... Maafkan aku ... aku juga berperan dalam meninggal nya tunanganmu ... aku yang memimpin pasukan itu." Xiang Fei mengangkat tubuh Jenderal Liqin, mengusap air mata pria itu dengan sapu tangan milik nya.
"Ini seperti kejadian dulu, aku menemukanmu dengan pakaian berkabung sama seperti saat itu. Tapi aku sudah memaafkan-mu ... berjanjilah seperti dulu kalau kau akan hidup lebih lama dariku. Dengar kakak?" Xiang Fei memanggil Jendral Liqin kakak untuk pertama kali nya. Ia memang menyanyangi pria ini sebagai kakak nya sejak dulu, tetapi ia tak boleh mengatakan nya dan baru saat inilah ia bisa.
Xiang Fei memeluk Jendral Liqin singkat. "Adikmu ini akan berjalan menuju surga, kita akan bertemu kembali lagi nanti tapi jangan cepat-cepat menyusulku atau aku akan bosan melihatmu." Canda Xiang Fei sebelum kembali berjalan menuju lapangan luas.
Disana anak-anak asuh Xiang Fei berdiri menatap nya dengan mata bengkak. Xiang Fei menggelengkan kepala nya meminta mereka jangan menangis. "Kini aku mengerti mengapa Guan yu memintaku jangan menangis saat kehilangan nya."
Karena yang paling berat bukanlah kematian, tetapi tangisan dari seseorang yang ditinggalkan.
Disaat itu ia berhadapan dengan Guang Xi menunjukan jika semua cerita itu akan segera berakhir..
KAMU SEDANG MEMBACA
Empress Xiang Fei
RomanceTerdapat sebuah kisah tentang seorang gadis muda yang kelak akan menjadi seseorang yang paling berkuasa di seluruh daratan china. Gadis itu adalah putri Xiang Fei yang terkenal akan sifat lemah lembut, dan sopan santun nya. Kecantikan, kepintaran se...