Waktu berjalan dengan lambat sampai akhirnya kerajaan Hanzi mengadakan perayaan untuk ulang tahun Ibu suri yang kesekian. Seluruh istana dihiasi dengan bunga Magnolia kesukaan Ibu suri, semerbak aroma bunga berhembus kuat seolah mengabarkan kebahagiaan.
Kerajaan ramai oleh tamu bangsawan, diantaranya berasal dari kerajaan lain. Ibu suri sendiri terlihat anggun dengan hanfu bersulam bunga magnolia.
Selama acara dimulai Xiang Fei memilih bersembunyi di dekat pilar, menggenggam kotak berisi kado untuk Ibu suri. Ia tak ingin terlihat mencolok disana dan menganggu usaha saudara nya yang lain untuk dekat dengan Ayah mereka.
"Kenapa kau bersembunyi disini?" Tanya seorang pemuda tiba-tiba saja duduk disebelah Xiang Fei meski posisi mereka agak berjauhan.
Xiang Fei menoleh dan menemukan pemuda yang pernah ditemukan nya dipinggiran danau. Benar dugaan nya jika pemuda ini bukanlah orang biasa.
"Kau yang waktu itu kan? Guang Xi.""Ah ternyata putri masih mengingatku" kata pangeran Guangxi seolah-olah dirinya terkejut. "Semua orang tengah berpesta disana, mengapa kau bersembunyi disini?" tanyanya.
Xiang Fei tersenyum, tak ada binar dimatanya hanya sinar kehampaan yang terlihat disana. "Aku tidak menyukai keramaian."
"Tidak suka atau memang dilarang untuk kesana?" Guang xi melirik Xiang Fei dengan sebelah alis terangkat menantang gadis itu untuk berkata jujur.
"Bagaimana kau bisa ... Kau menguping?" kata Xiang Fei kaget.
Guang xi mengangkat bahu nya, sedikit meringis saat berkata. "Aku tak sengaja mendengar pembicaraanmu dengan saudaramu itu saja." Ia berkata lagi dengan santai.
Xiang Fei diam membuang muka kearah lain tak ingin memberikan tanggapan apapun.
Guang xi merasa bersalah, pandangan matanya tertuju pada cincin giok di sela jemari Xiang Fei. "Aku masih mengingat perkataanmu tentang pernikahan, bukankah kau tidak ingin menikah dengan pria yang derajat nya terlalu tinggi? Jendral Guan Yu memiliki pangkat tinggi dan berasal dari keluarga militer."
"Tapi tak setinggi Pangeran ataupun Raja." koreksi Xiang Fei.
"Tetap saja kan?"
"Terlepas dari itu aku memang nyaman dengan nya."
"Kudengar ia pergi ke wilayah sura untuk berperang setelah sebulan pertunangan kalian, jika suatu saat ia tidak kembali apa yang akan kau lakukan?"
Xiang Fei terdiam, ia tidak menyangka akan mendapatkan pertanyaan seperti itu. "Mengapa harus mengira-ngira jika kita tidak bisa memastikan masa depan."
"Putri anda dicari oleh ibu suri sedari tadi." kata seorang Kasim yang seperti nya kelelahan mencari Xiang Fei kesana kemari.
Xiang Fei mengangguk lalu berdiri bersamaan dengan pemuda itu. Ketika tiba-tiba pemuda itu mengulurkan tangan, Xiang Fei menyambut nya ragu. "Kita belum berkenalan secara resmi. Namaku Guang Xi, Pangeran dari kerajaan Himeji."
______
Setelah perkenalan nya dengan pemuda yang ternyata merupakan pangeran kerajaan Himeji, orang yang hampir dijodohkan sang padanya, Xiang Fei tak bisa berhenti untuk gelisah dan ingin meninggalkan ruangan itu jika saja Ibu suri tidak menggenggam tangan nya sekarang.
Ibu suri terlihat sangat senang dengan kado yang Xiang Fei berikan, tak berhenti ia mengusap kepala Xiang Fei penuh sayang. Merasakan tatapan pangeran Guang xi padanya Xiang Fei mati-matian berusaha menghindar agar tidak bertatapan, ia bukan nya takut hanya merasa tidak nyaman bertemu dengan seseorang pernah ia tolak begitu saja.
Apa lagi secara terang-terangan Xiang Fei mengatakan jika dirinya tidak menginginkan menikahi seorang Pangeran langsung dihadapan orang nya.
Suara permainan guzheng disudut ruangan tak mampu membuat Xiang Fei tenang. Jika sudah seperti ini Xiang merindukan kehadiran Jendral Guan Yu yang selalu menemani dan menenangkannya, tapi ini baru setahun terlewati. Masih ada waktu 12 bulan lagi hingga mereka bertemu kembali.
Xiang Fei menunduk menghela nafas panjang hingga ibu suri memperhatikan nya. "Ada apa cucuku?"
"Memang ada apa denganku nenek?"
"Kau terlihat tidak bersemangat, apa kau tidak menyukai pesta ini?"
"Aku suka hanya merasa sedikit lelah." kata Xiang Fei setengah berbohong.
"Sayang sekali, tapi kalau begitu kembalilah dan beristirahat." kata Ibu suri mengizinkan Xiang Fei untuk pergi, Xiang Fei mengangguk lalu mengucapkan salam pada nya dan sang kaisar.
____
Beberapa hari kemudian, Xiang Fei duduk di dekat jendela seperti hari-hari biasanya ketika ia kesepian.
"Saat aku pulang nanti aku akan membawakan kemenangan ku sebagai hadiah pernikahan." itu yang dikatakan oleh Jendral Guan Yu sesaat sebelum berangkat ke medan perang. Ya, itu yang dikatakannya.
Saat seekor elang pengantar pesan membawa selembar surat yang diikat dikakinya, semula Xiang Fei mengira jika Jendral Guan Yu mengirimkan kabar padanya, namun saat melihat noda darah dan sebuah cincin giok yang terikat bersama benang merah dari gulungan kertas, firasatnya berubah buruk.
Xiang Fei menangis saat mencermati setiap kalimat yang tertulis dengan agak berantakan itu, seolah-olah sang penulis begitu kesakitan dan penuh perjuangan saat menulis nya. Ini kata kata perpisahan! Dan jendral Guan Yu mengembalikan cincin pertunangan padanya.
Hancur. Satu kata yang tepat untuk Xiang Fei saat ini, tunangan nya gugur di medan perang dan disaat sekaratnya masih sanggup menulis surat perpisahan untuk Xiang Fei.
"Jangan ada yang pergi lagi. Kumohon" isak Xiang Fei dengan butir-butir air mata yang menetes membasahi lengan hanfu nya.
Teruntuk putriku
Maaf jika aku tak bisa menyampaikan ini dengan baik, tapi kuharap kau akan membaca ini hingga akhir..
Kuharap ini tidak akan menjadi surat terakhir yang kuberikan padamu. Nyatanya, aku tak mampu. Aku merasa menjadi bajingan brengsek yang terpaksa harus meninggalkan luka untuk kesekian pada putriku..
Yang inginku sampaikan aku mencintaimu, tapi maaf karena tidak bisa memenuhi janjiku untuk kembali dengan selamat..
Kukembalikan cincin itu kepada pemilik hatiku, kuharap setelah ini akan ada pria lain yang mencintai dan menjagamu lebih dariku..
Tetaplah tersenyum apapun yang terjadi putriku..
"Kau egois memintaku untuk terus tersenyum disaat kaulah yang menjadi penyebab mengapa aku menangis." tetasan air mata Xiang Fei jatuh diatas kertas lusuh itu mengaburkan kata-kata yang tertulis diatasnya. Tanpa tenaga Xiang Fei mendekap cincin yang ternoda oleh darah itu erat.
KAMU SEDANG MEMBACA
Empress Xiang Fei
RomanceTerdapat sebuah kisah tentang seorang gadis muda yang kelak akan menjadi seseorang yang paling berkuasa di seluruh daratan china. Gadis itu adalah putri Xiang Fei yang terkenal akan sifat lemah lembut, dan sopan santun nya. Kecantikan, kepintaran se...