Akhir-akhir ini Xiang Fei sibuk memperbaiki semua kerusakan yang ditinggalkan oleh Kaisar terdahulu, memperbaiki sistem ekonomi, mengatur ulang pemerintahan. Serta membangun ulang pertahanan militer negara. Hal-hal tersebut tentu saja terlalu berat untuk dipikul oleh seorang wanita muda.
Tetapi karena sifat keras kepalanya Xiang Fei mampu melakukan nya. Tidak ada jejak kekanakan diwajahnya hanya ada seorang wanita muda tangguh dalam menghadapi keras nya kehidupan. Tatapan dengan sorot mata lembut terganti dengan tatapan dingin membekukan. Senyuman yang biasa terpoles diwajahnya bahkan telah surut.
Dimana keberadaan putri kebajikan itu berada? Sosok nya seolah-olah menghilang terganti oleh jiwa Ratu tirani yang berkuasa. Para menteri yang korup mengutuk nya dengan sumpah serapah sedangkan rakyat nya begitu memuja nya.
Lamaran demi lamaran datang padanya, berharap mendapatkan kekuasaan mutlak dengan cara menikahinya. Lamaran dari kerajaan tetangga berharap dapat menjadikan nya permaisuri merupakan permainan yang dapat dibaca dengan mudah oleh Xiang Fei. Menjadikan nya permaisuri lalu menyatukan dua kerajaan, hina sekali.
Xiang Fei muak dengan semua kertas yang menumpuk dimeja dan lantai kamar nya, seolah tak memiliki privasi para menteri datang menganggu nya dengan urusan kenegaraan.
Disatu waktu Xiang Fei dengan muak membakar beberapa tumpuk dokumen yang memintanya untuk menaikan gaji para gubernur. "Jasa apa yang sudah kalian berikan pada negeriku hingga berani meminta hal seperti itu? Kalian bahkan tidak ikut berperang bersamaku ataupun pasang badan saat Kaisar terdahulu dibunuh!" Teriak Xiang Fei menggebrak meja dihadapannya. "Copot jabatan penjabat yang berani berargumentasi denganku!"
Krisis di daerah timur terselesaikan terganti dengan wabah kelaparan di daerah barat. Diam-diam Xiang Fei mendapati jika beberapa gubernur bersekongkol untuk mengkorupsi pajak dari para petani. Xiang Fei benar-benar ingin mencekik gubernur berperut buncit itu karena telah membuat rakyat nya sengsara.
Kali ini ia berhadapan dengan masalah pernikahan nya. Sepertinya yang satu ini tidak dapat dihindarkan, rakyat nya seolah-olah berharap jika ia akan mendapatkan suami untuk membantunya mengurus urusan kerajaan. "Aku bisa gila.."
Xiang Fei pergi menuju kediaman ibu suri, dimana nenek nya sedang duduk di taman sambil menikmati secangkir teh hitam.
Seorang Kasim mengumumkan kedatangannya. Xiang Fei membungkuk dalam, "Xiang Fei datang mengunjungi ibu suri."
Ibu suri menggapai Xiang Fei menarik cucu nya kedalam pelukan nya. "Jangan terlalu kaku nak, aku ini nenekmu."
Xiang Fei membalas pelukan ibu suri, kini hanya nenek nya lah satu-satunya keluarga yang tersisa. "Aku rindu pada nenek."
"Oh cucuku sayang, nenek juga merindukanmu." Ibu suri menyentuh wajah Xiang Fei melihat gurat lelah pada wajah cantik itu. "Kau harus beristirahat nak, tidak baik memaksakan dirimu."
"Aku harus nenek"
"Kapan kau akan menikah?" Tanya ibu suri mengelus punggung tangan Xiang Fei lembut.
"Nenek ini bukan waktunya-"
"Lalu kapan? Sampai nenekmu ini pergi ke surga?"
"Nenek bukan itu maksudku."
"Menikahlah nak, tidak selamanya nenekmu ini bernafas. Setidaknya bagilah bebanmu pada seseorang yang kelak akan menemanimu seumur hidup." Kata Ibu suri mengingatkan Xiang Fei tentang umur nya.
Xiang Fei menjadi sangat sensitif jika sudah membahas tentang kematian. "Itu tidak benar, nenek akan berusia seribu tahun."
Ibu suri tertawa menepuk kedua sisi pipi cucunya. "Baiklah, tapi menikahlah dengan pangeran Guan Xi."
"Kenapa tiba-tiba jadi dirinya?!"
"Beberapa waktu lalu dia datang melamarmu padaku."
"Lalu nenek mengatakan apa? Kenapa tidak ada yang memberitahuku?"
"Nenek setuju, Xiang Fei jangan buat wanita tua ini khawatir disisa akhir hidupnya. Nenek ingin melihatmu menikah dan hidup bahagia."
"Nenek aku-"
"Baiklah jika kau tidak menginginkan nya,"
"Aku akan menikah," akhirnya Xiang Fei mengalah, melihat dari segi kesehatan ibu suri yang terus menurun Xiang Fei tidak kuasa menolak permintaan ini.
...
Setelah nya pangeran Guan Xi benar-benar datang melamarnya, saat ini mereka berada di luar istana atas permintaan Ibu suri. "Kau terpaksa menerima pernikahan ini?" Tanya Guang Xi ketika Xiang Fei berjalan mendahuluinya.
"Aku merasa tidak enak padamu."
"Kenapa? Karna aku masih mencintai nya?" Tanya Guang Xi santai.
"Ya."
"Aku sudah bilang padamu jika aku akan tidak membebaniku dengan perasaanku. Kau bebas mencintai siapapun."
Xiang Fei menatap nya lurus, tidak tahu kah pria ini jika kata-kata nya makin membuat Xiang Fei tersudut? Dicintai sebesar ini untuk gadis sepertinya, Xiang Fei merasa tidak pantas. "Lupakan pembicaraan kita yang tadi. Jika kita menikah maka kau yang akan bertanggung jawab-"
"Tidak, kau akan tetap menjadi Maharani."
"Itu tidak mungkin,"
"Memang nya kenapa? Kau tidak berpikir untuk menyatukan kekuasaan kan?"
"Aku tidak berpikir begitu." sahut Xiang Fei.
"Dibandingkan menyatukan, bagaimana jika kita membuat dinasti yang baru?" Kata Guanxi.
"Dinasti kerajaan Himeji, aku tidak menghancurkan dinasti Hanzi aku hanya ingin membuka lembaran baru dengan dunia baru."
"Bukankah ini sama dengan menyatukan?" Balas Xiang Fei.
"Kau bisa menganggap nya begitu. Kau sudah terlalu banyak berkorban kini biarkan aku yang menggantikanmu menahan semua beban itu."
Xiang Fei membiarkan angin malam menggoyakan hiasan rambut nya. "Aku tidak bisa berjanji untuk mencintaimu tapi aku akan mencoba menjadi istri yang baik untukmu."

KAMU SEDANG MEMBACA
Empress Xiang Fei
RomanceTerdapat sebuah kisah tentang seorang gadis muda yang kelak akan menjadi seseorang yang paling berkuasa di seluruh daratan china. Gadis itu adalah putri Xiang Fei yang terkenal akan sifat lemah lembut, dan sopan santun nya. Kecantikan, kepintaran se...