23

3.5K 314 4
                                    

__________

"Kata Guan Yu kau adalah cinta pertama nya, sekaligus cinta terakhir nya."

"Dia juga cinta pertamaku Jendral Bei, sekaligus patah hati pertamaku.

__________

Mereka kembali melanjutkan perjalanan, setelah adegan mengharukan dimana Han Xin bayi yang dibantu Xiang fei dalam persalinan rewel karena keberangkatan nya, seolah-olah tidak membiarkan nya pergi.

"Yang mulia harus ingat untuk menjaga diri."

"Kebaikan yang mulia tanam kelak akan menuai kebaikan yang sama pula."

Dan beberapa pesan lain, Xiang Fei menikmati perjalanan mereka hembusan angin sejuk menyapu wajah nya.

"Anda banyak memberikan emas untuk desa itu, apakah tidak terlalu boros? Lagipula itu berasal dari dompet anda sendiri." tanya Jendral Bei mengingat dimana Xian Fei memberikan sekantung emas pada kepala desa.

Xiang Fei menggeleng perlahan. "Tidak boros, aku meminta uang itu digunakan untuk menggaji beberapa tabib, kau tahu suatu saat kejadian yang sama akan terulang. Aku tidak mau saat kembali kesana, aku kembali berhadapan dengan kejadian serupa."

Xiang Fei melirik kearah Jendral Bei menatap pria itu lama hingga yang ditatap merasa canggung. "Ada apa?" Tanya nya.

"Aku penasaran mengapa kau belum menikah padahal sudah cocok menjadi seorang Ayah." Dirinya menyinggung tentang kepala desa yang mengira Jendral Bei adalah Ayah nya.

Jendral Bei terkekeh mengusap dagu nya yang ditumbuhi oleh janggut tipis. "Sebenarnya aku sudah menikah bahkan hampir memiliki anak." Ia menatap kedepan sedangkan Xiang Fei makin penasaran dengan perkataan yang yang terasa mengganjal.

"Hampir?"

"Istriku meninggal saat berusaha melahirkan anak kami ke dunia, bersamaan dengan kepulangan setelah perang waktu itu." Jelas Jendral Bei melirik sekilas kearah Xiang Fei.

Xiang Fei terdiam perang waktu itu adalah perang yang sama saat nyawa orang yang dicintainya terenggut. "Aku minta maaf telah membuka luka itu."

"Tidak apa-apa, lagi pula aku yakin mereka tengah menungguku di suatu tempat."

Sisa perjalanan itu diisi keheningan, ia sendiri masih tidak suka jika membahas tentang kejadian lalu yang ingin dilupakan nya.

"Saat itu, persis seperti ini Guan Yu selalu membicarakanmu dengan wajah sumringah. Setiap menit kedua matanya tidak lepas menatap cincin dijemari nya seolah-olah itu adalah kau," Cerita Jendral Bei tanpa disangka menyadari Xiang Fei yang tersentak disebelahnya tapi tetap melanjutkan.

"Dia berkata akan mengajakmu keluar dari istana menjelajahi setiap sudut dunia yang belum pernah kau lihat." Jendral Bei memperlambat kudanya ketika mereka melewati aliran air agar kuda mereka tidak tergelincir.

"Setiap malam aku selalu memergoki nya menatap selembar kertas yang tentu saja aku tahu dari mana asalnya." Jendral Bei tersenyum miring kearah Xiang Fei yang tertangkap basah saling bertukar surat dengan Jendral Guan Yu saat itu.

"Lalu ia melanggar janji nya." Sahut Xiang Fei.

"Dan itu terpaksa." Balas Jenderal Bei. "Kau tahu dia adalah orang yang paling memiliki ambisi untuk menang, agar dapat bertemu denganmu lebih cepat. Aku pernah berpikir jika penyerangan itu tidak pernah ada, maka malam itu juga dia akan pergi meninggalkan kami menggunakan kuda untuk datang padamu."

Xiang Fei terdiam ia hanya menatap jalan dihadapannya dengan gamang. "Kata Guan Yu kau adalah cinta pertama nya, sekaligus cinta terakhir nya."

"Dia juga cinta pertamaku Jendral Bei, sekaligus patah hati pertamaku."

Empress Xiang FeiTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang