45

2.2K 266 4
                                    

______________

Satu persatu semua perbuatan yang kau tanam akan berbuah menjadi karma yang tepat.

______________

Matahari bersinar dengan terang diluar sana. Semilir angin masuk melalui jendela yang terbuka, jendela itu nampak seperti lukisan hijau dengan anak-anak yang berlarian kesana kemari.

Tampak seperti surga yang damai.

Suara ketukan pintu diikuti dengan kemunculan dayang Fan bersama Huanran. Masing-masing dari mereka membawakan pakaian dan makanan diatas nampan.

"Yang mulia ini sarapan anda." Huanran meletakan nampan itu di dekat meja.

"Kau tidak perlu seperti ini Huanran, lagi pula aku bukan siapa-siapa sekarang." Kata Xiang Fei.

"Anda tetap seorang maharani di mata saya dan kami semua, tidak akan ada yang berubah." Huanran memeluk nampan tersenyum tulus pada Xiang Fei sebelum keluar dari kamar ketika mendengar rengekan anak nya.

"Yang mulia anda ingin berganti pakaian?" Dayang Fan meletakan banyak pakaian mewah yang dulu sering ia kenakan di kediaman Phoenix.

Xiang Fei mengabaikan pakaian itu dan melihat hanfu sederhana yang dikenakan Dayang fan.

"Aku ingin pakaian seperti yang kau kenakan."

"Apa? Tidak boleh!" Dayang Fan menyilang kan tangan nya menolak.

Tapi seperti yang sudah-sudah pada akhirnya Xiang Fei mengenakan hanfu sederhana yang sama sekali tidak mewah. Tidak ada bordiran benang emas atau apapun yang menunjukan diri nya seorang permaisuri.

Namun aura bangsawan nya sama sekali tidak hilang ataupun etika yang dilatih sejak kecil tidak serta merta tersamarkan oleh kesederhanaan nya.

Xiang Fei berjalan keluar dari rumah, semua orang menyapa nya dengan ramah.

Hembusan angin menyapu rambut nya, Xiang Fei tersenyum langkah-langkah kecil nya secara bertahap berubah menjadi larian. Seperti gadis kecil yang menemukan harta karun.

Dibelakang nya dayang Fan mengikuti terburu-buru.

Dari atas bukit Choi nam, Ranyu dan fuyi melihat pemandangan itu dengan senyum yang tak luntur. Harus nya seperti inilah seorang gadis muda bersikap. Bebas dan ceria tanpa aura suram yang terbebani oleh tanggungjawab.

"Ini lebih dari yang diharapkan." Gumam mereka.

....

Xiang Fei tidak pernah merasa sebebas dan sebahagia ini ketika menanggalkan semua gelar dibelakang nya.

Ia berbaring di padang rumput yang hening. "Ini sangat mirip dengan mimpi itu, mungkinkah ini kau maksud Guan Yu. Kau memintaku untuk melupakan semua itu?"

"Jika kau ada disini maka semua nya akan sempurna." Xiang Fei menghela nafas panjang memejamkan mata nya.

Dayang Fan yang menjadi penonton lagi-lagi tercekat saat melihat bayangan samar yang duduk disamping Xiang Fei.

"Jika benar takdir belum terputus maka jadikan itu sebagai penjaga nya. Biarkan mereka bersama walau dalam dimensi yang berbeda."

Dayang Fan mengalihkan pandangan nya menyulam sarung tangan untuk Xiang Fei.

...

Hari berlanjut dengan Xiang Fei yang kini sibuk memetik buah di kebun. Xiang Fei menatap buah apel di dahan pohon dengan sengit.

Tinggi tubuh nya dengan dahan itu agak jauh. Seseorang mengambilkan buah itu untuk Xiang Fei.

"Ah Choi Nam?"

Sebelah alis nya terangkat sebagai respon.
"Nona gula menginginkan yang mana lagi biar saya ambilkan."

Xiang Fei menunjuk beberapa dahan tinggi. Diam-diam Xiang Fei mengukur tinggi badan nya yang hanya sampai di lengan atas Choi Nam. Seperti nya ia sendiri tidak menyadari tingkah nya yang langsung cemberut melihat perbedaan tinggi mereka.

Choi nam tak dapat menahan tawa nya. "Anda terlihat sangat manis."

"Apa?"

"Buah ini terlihat manis bukan nona gula. Cobalah." Choi nam memberikan buah yang terlihat merah dibandingkan yang lain.

Fokus Xiang Fei teralihkan, ia menggigit apel itu lalu mengangguk. "Benar ini manis." Xiang Fei meminjam belati Choi Nam membelah apel itu jadi dua, ia memberikan bagian yang belum digigit pada Choi Nam.

"Bukankah kau suka makanan manis, ini makanlah."

"Nona saya bukan lagi anak-anak ." Nona gula ternyata masih menganggap nya seperti anak kecil di fastival lampion saat itu.

"Dimataku kau masih sangat kecil." Sahut nya geli.

Melihat wajah lesu Choi Nam Xiang Fei berjinjit, ia menepuk-nepuk kepala pemuda itu sambil terkekeh.

"Anak baik..."

Ranyu dan Fuyi yang melihat itu mendesah iri. "Aku ingin di puk-puk seperti itu juga oleh nona."

"Kau kira aku tidak?"

Ranyu membawakan sekeranjang penuh sayur mayur. "Nona gula saya sudah memetikan ini."

Ternyata Fuyi tak mau kalah, ia menunjukan ayam-ayam yang sudah habis dibului. "Ini saya sudah membersihkan mereka dan siap di masak."

Xiang Fei bisa melihat dengan jelas persaingan diantara keduanya. Melirik kearah Choi Nam yang menunjukkan kepalanya, Xiang Fei menjadi paham. Ia menepuk-nepuk kepala kedua anak itu pelan. "Terimakasih kalian anak-anak yang baik."

Sekedar informasi umur mereka hanya berbeda dua tahun, tetapi Xiang Fei senang memperlakukan mereka seperti anak kecil.

Merasakan suasana yang sangat tentram, Xiang Fei berharap dapat hidup selamanya disini.

Empress Xiang FeiTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang