Xiang Fei menatap tanah kelahiran nya dengan pandangan hampa, bangunan besar dan sisa-sisa reruntuhan pasca peperangan menjadi bukti rakus nya mental manusia dalam kekuasaan.
Dia yang dulu berumur 16 tahun pasti tidak akan menyangka jika ia akan merindukan tempat ini dan ingin kembali, meski dulu Xiang Fei sering kali berusaha untuk kabur.
Keinginan untuk keluar dari jerat kekuasaan ternyata malah mengikat nya untuk terjebak dalam perebutan tahta yang lebih pelik. Banyak nyawa yang dikorbankan untuk mengisi kursi kosong itu. Bahkan rasanya ketika berjalan ia melewati genangan darah dan mayat-mayat yang bergelimpangan.
Kedua tangan nya yang dahulu hanya digunakan unuk merajut terpaksa digunakan untuk memegang pedang. kedua matanya yang biasanya lelah membanca kini terpksa melihat darah dan tipu muslihat dari orang-orang di sekitar nya.
Dihadapan banyak orang melihat nya, jutaan pasang mata yang memperhatikan, terselip orang-orang yang menunggu kelengahan nya. menantikan nya jatuh dan mati.
Xiang Fei mengatakan beberapa kata dan peringatan kematian itu diiringi dengan tangisan. Rakyat bukanlah menangisi kehilangan keluarga mereka, mereka menganggap jika anak dan suami mereka gugur sebagai pahlawan perang. Sebaliknya tatapan mata sang Permaisuri tidak lagi memiliki binar kehidupan, mereka menangisi segala ketidakadilan yang dialami oleh pemimpin mereka.
Berbalik Xiang Fei berjalan menyusuri puing-puing istana yang setengah hancur. meski telah dibereskan ternyata beberapa bercak darah masih bersisa dan menghitam. Menjadi bukti serta saksi bisu dari sejarah kelam yang pernah terukir.
4 tahun lalu Xiang Fei masih akan menemukan kehidupan di tempat ini. Diumurnya yang ke 19 ia bahkan telah menjadi orang lain setelah kehilangan semuanya.
"Yang mulia Permaisuri?"
Merasa dipanggil Xiang Fei berbalik menemukan seorang pria dengan pakaian resmi.
"Ya?"
Pria itu tersenyum lebar, menunduk singkat pada Xiang Fei. dibelakang nya para perajurit juga melakukan hal yang sama.
"Anda lupa dengan saya ya? saya Jendral Liqin." Katanya memperkenalkan diri pada Xiang Fei.
"Kita pernah bertemu sebelumnya?" Xiang Fei memperhatikan wajah lawan bicaranya yang tereasa familiar, Xiang Fei yakin ia pernah bertemu dengan nya disuatu tempat tapi entah kapan tepatnya.
Jendral Liqin tertawa. "Ya yang mulia kita pernah bertemu, anda menolong saya yang hampir sekarat di hutan kala itu."
Saat itu juga Xiang Fei langsung teringat kembali dengan pria yang pernah ditolong nya, saat itu ia tengah stress karena kematian Guan Yu. "Aku ingat, ternyata kau benar-benar hidup jendral."
"Anda menolak saya tentu saja akan hidup 1000 tahun untuk membuat anda terpesona." Guyon Jendral Liqin membuat Xiang Fei tertawa kecil dan menendang rok nya main-main.
"Dan ternyata aku tetap menikah pria bergelar tinggi." Sahut Xiang Fei melanjutkan kembali perjalanan nya namun saat ini ia tidak sendiri karena Jendral Liqin ikut mengiringinya.
"Anda ingin pergi kemana? yang mulia Kaisar mengirim saya untuk menjaga anda."
Xiang Fei berpikir sejenak. "mungkin aku ingin ke suatu tempat."
.....
Dan disinilah mereka sekarang, di panti asuhan yang pernah Xiang Fei bangun. seorang anak melihat kedatangan Xiang Fei dan langsung menghambur kearahnya, memberikan pelukan erat pada Xiang Fei.
"Nona gula datang!!!" Teriak nya senang. Serentak seperti sebuah komando anak-anak lain yang tengah melakukan tugas mereka lngsung berlari menubruk Xiang Fei.
Para pengurus panti tergepoh-gepoh melihat apa yng menjadi biang keributan. Pengurus panti sebelumnya merupakan dayang Xiang Fei, lalu melihat nona nya disini mereka semua tidak ada bedanya dengan anak-anak itu.
"Yang mulia datang?"
"Siapa yang datang." Teriak yang lain.
"Nona Xiang Fei!!"
"Apa? kya! benar nona datang!"
Suara-suara itu tumpang tindih. Xiang Fei kewalahan saat anak-anak memeluknya erat.
Xiang Fei menunduk melihat wajah berseri-seri itu satu persatu. "Bagaimana kabar kalian?"
"kami sangat baik berkat nona gula. kakak-kakak yang lebih besar juga sudah lulus dari akademi, sekarang kakak Choi Nam juga telah menjadi salah satu mentri di kekaisaran." Sahut salah seorang anak.
Kening Xiang Fei berkerut samar, melihat salah seorang pengasuh yang mengangguk kearahnya. "Choi Nam adalah salah satu anak asuh yang mulia kirim ke akademi. Karena keceradasan nya Choi Nam mampu melewati seleksi kekaisaran." Ujar nya dengan nada bangga, jelas saja semua anak yang diasuh dibawah pengawasan Xiang Fei selalu memiliki keunggulan meski bukan berasal dari golongan atas.
"Aku senang mendengarnya tapi mengapa aku tidak pernah melihatnya?" Xiang Fei bertanya-tanya mengapa ia tidak pernah melihat keberadaan anak asuh nya.
"Saya yakin mereka akan segera menemui yang mulia."
"Ah itu tidak perlu. Mengetahui mereka telah berhasil merupakan kabar yang baik, kelak jalan mereka akan terbuka lebih luas dari ini." Xiang Fei mengikuti anak-anak yang menyeret nya untuk masuk kedalam, ternyata di beberapa sudut dinding terdapat potret dirinya.
"Kami sengaja meletakan nya agar mereka dapat mengenal yang mulia dengan baik." Kata pengasuh tanpa Xiang Fei harus bertanya. Ini adalah jawaban mengapa anak-anak itu langsung menghambur kearahnya meskipun ia telah lama tidak berkunjung.
Bahkan pada dinding besar lain terdapat lukisan kedua orangtua Xiang dibawahnya terdapat dupa dan bunga-bunga segar. "Kata bibi, hari ini adalah peringatan kematian orangtua nona gula, jadi kami meletakan banyak bunga dan makanan disana." Seorang anak kecil bertubuh mungil menarik tangan lengan baju Xiang Fei pelan.
"Benarkah? Kalian anak-anak yang baik. Terimakasih ya." Xiang Fei menepuk kepala anak itu lembut, tersenyum sayang.
Sementara Jendral Liqin melihat semua itu dalam kebisuan, ia tahu jika Xiang Fei memang baik tapi ia tidak menyangka jika wanita itu akan sebaik ini. Jika dibanding dengan dewi maka setengah dari jiwa Xiang Fei tidak memiliki cela.
Tetapi bukankah orang baik selalu diuji oleh Tuhan? Kerajaan nya hampir dijatuhkan, tunangan nya meninggal di medan perang. Keluarga nya dibinasakan. Bukankah itu terlalu mengerikan untuk ditanggung oleh seorang wanita seperti nya?
'Jika kau masih tega menyakiti wanita sebaik ini, maka kau lebih kejam dari iblis teman.' batin Jendral Liqin.
Siapa yang menyangka jika perasaan penuh suka cita itu akan berganti dengan tangisan dalam malam-malam dingin.
KAMU SEDANG MEMBACA
Empress Xiang Fei
RomansaTerdapat sebuah kisah tentang seorang gadis muda yang kelak akan menjadi seseorang yang paling berkuasa di seluruh daratan china. Gadis itu adalah putri Xiang Fei yang terkenal akan sifat lemah lembut, dan sopan santun nya. Kecantikan, kepintaran se...