Setelah melewati perjalanan yang menempuh waktu setengah hari, Xiang Fei sampai di gerbang kerajaan Himeji. Disana semua orang telah berbaris menyambut kedatangan nya, terlihat senyum di wajah-wajah mereka ketika Ratu yang terkenal melegenda akhirnya bertahta di Himeji.
Ketika ia akan turun sebuah tangan muncul dan terulur pada nya, "kau pasti lelah istriku." Guan Xi muncul menyerukan tangan nya ke bawah lutut dan punggung Xiang Fei, berniat menggendong nya.
Secara tradisi seorang pengantin dilarang turun dari tandu menggunakan kaki nya sendiri, harus ada seseorang yang melakukan nya dan biasanya adalah kakak atau Ayah dari pengantin perempuan. Tetapi, karena keadaan Xiang Fei maka suami nya sendirilah yang melakukan nya.
Xiang Fei melingkarkan tangan nya pada leher Guan Xi menjaga agar tubuh nya tidak jatuh karena kikuk.
"Jangan tegang mereka menyambutmu dengan bahagia disini." Xiang Fei memang tidak bisa melihat dengan jelas karena wajah nya yang tertutup dengan kain tetapi samar-samar ia bisa melihat senyum di wajah itu.
Mereka melewati gerbang utama menuju kediaman Kaisar dan terus masuk hingga kedalam kamar, tubuh Xiang Fei didudukan diatas ranjang. Hanya berdua dengan Guan Xi di dalam kamar membuat nya gugup.
Tapi secara tiba-tiba Guan Xi berjongkok dihadapan Xiang Fei, gelar nya yang sekarang merupakan seorang Kaisar seharusnya tidak memperbolehkan nya untuk tunduk pada siapapun walaupun itu adalah istrinya sendiri.
"Jangan-!" kata Xiang Fei namun dipotong oleh Guan Xi.
"Maafkan aku, aku benar-benar minta maaf karena membuatmu terpaksa melakukan ini. Aku tahu kau tidak menginginkan pernikahan ini, karena itu maafkan aku." Guan Xi menggenggam tangan mungil Xiang Fei erat-erat.
Xiang Fei membuka penutup kepalanya, ia melihat kepala Guan Xi yang menunduk merasa bersalah.
"Kau minta maaf telah menarik ku kedalam pernikahan ini, atau karena telah menghancurkan mimpiku untuk hidup sebagai orang biasa?" Tanya Xiang Fei menyinggung pertemuan pertama mereka di tepi danau yang membahas tentang mimpi kecil nya, lama tak ada jawaban hanya gumaman maaf yang terdengar.
"Jika kau minta maaf untuk dua keadaan itu, kau tidak perlu melakukan nya. Mimpi sudah lama kupendam dalam semenjak hari dimana aku diangkat menjadi maharani. Aku tidak lagi ingin berekspektasi tentang apa yang akan menjadi takdirku. Karena biasanya harapan tidak pernah sejalan dengan kenyataan."
Xiang Fei tersenyum hampa, "Selain menjadi istri yang baik dan rekan kerja yang mendukung, satu-satunya yang tidak bisa kuberikan padamu adalah hatiku."
Mendengar itu Guan Xi menarik Lihua kedalam pelukan nya, lama hingga setelahnya sebuah kecupan di dahi mengurai pelukan itu.
"Lakukan apapun yang ingin kau lakukan, jangan merasa terperangkap karena perasaan. Karena aku akan tetap menunggumu membuka nya sedikit untuk ku." Guan Xi tersenyum lembut mengusap pipi Xiang Fei sebelum akhirnya pergi. "Aku akan pergi sebentar, kau bisa beristirahat disini."
Xiang Fei ditinggal sendirian di dalam kamar, sepertinya ia tadi melihat kalau kuping Guan Xi memerah dan sempat tersandung saat kabur. Mengapa kabur? Karena seharusnya pengantin tidak keluar dari kamar hingga esok hari dan tempak nya Guan Xi tidak ingin membebani nya dengan hal itu.
"Yang mulia boleh hamba masuk?" Terdengar suara lembut dibalik pintu.
"Masuklah." Sahut Xiang Fei.
Pintu terbuka.
Beberapa gadis berpakaian dayang masuk kedalam dengan sopan. Serentak mereka menunduk pada Xiang Fei dan baru bangkit saat menerima perintah.
"Yang mulia, nama saya adalah Fan Ling, saya adalah dayang tingkat 1 yang ditugaskan untuk melayani yang mulia." Kata dayang muda itu terlihat percaya diri dan malu-malu ketika melihat tuan baru nya.
"Baiklah, kau bisa bantu aku melepaskan ornamen ini?" Kata Xiang Fei menunjuk hiasan kepala nya.
"Baik yang mulia." Para dayang yang bertugas langsung cekatan melepaskan hiasan dan mengganti pakaian dengan yang lebih nyaman.
Xiang Fei akhirnya dapat bernafas lega saat beban ditubuhnya terlepas. "Apa yang harus kulakukan sekarang?"
"Anda ingin berjalan-jalan?" Tawar dayang fan.
...
Xiang Fei berkeliling istana ditemani oleh seorang dayang muda bernama Fan, dayang pribadi yang ditugaskan langsung oleh istana untuk melayaninya saat pertama kali Xiang Fei menginjakan kaki nya di Kerajaan Himeji.
Seluruh isi dari kerajaan Himeji sepenuhnya adalah emas, menunjukkan betapa kaya nya kerajaan itu jika dibandingkan dengan kerajaan Hanzi.
Tiba-tiba ingatan tentang hancur nya kerajaan nya dan meninggal nya semua anggota keluarga membuat Xiang Fei merasa pilu. Bagaimana bisa kerajaan lain bersekongkol untuk menjatuhkan kakaisaran sang Ayah? Bukankah pemerintahan yang dilakukan sang Ayah sudah sangat bijak dan adil?
Sampai bertahun-tahun kemudian Xiang Fei menyadari jika seseorang memiliki kedudukan kuat bahkan berhati bijak maka orang-orang akan berusaha untuk menjatuhkan nya.
"Apa ada yang tidak anda suka permaisuri?" Tanya dayang Fan ketika merasakan suasana hati junjungan nya yang tiba-tiba berubah.
Xiang Fei menggeleng. "Aku hanya merindukan keluargaku itu saja."
Semua orang tahu apa yang terjadi pada keluarga Xiang Fei membuat semua dayang yang mengikuti nya dibelakang terdiam dan menundukkan kepala mereka dalam.
Suara ribut di lapangan pelatihan menarik Xiang Fei untuk datang melihat, seorang calon Kasim tengah dicambuk dengan kasar oleh Kasim senior.
"Berhenti." satu kata dari Xiang Fei langsung membuat kerumunan itu membeku dan memisahkan diri menyisakan calon Kasim dan Kasim senior.
"Yang mulia." serempak semua orang berlutut.
"Semuanya bangkit kecuali kepala Kasim." kata Xiang Fei dengan suara dingin, aura agung terpancar darinya membuat semua orang tunduk.
"Kepala ini, hanya memberikan pelajaran pada calon Kasim yang mulia. Mohon yang mulia tidak salah paham."
"Kau berani menunjukan pangkatmu padaku?" Tanya Xiang Fei balik membuat Kasim kepala terdiam dan langsung bersujud. Menunjukan pangkat tanpa ditanya pada seorang keluarga kerajaan adalah bentuk kesombongan. Tak ayal banyak orang istana yang dihukum mati karena menyinggung anggota keluarga kerajaan tanpa sengaja.
Kepala Kasim Shin menyadari itu karena itu ia diam. Xiang Fei sendiri memang tidak pernah mempermasalahkan derajat atau kasta seseorang, tapi lain hal nya jika ia menemukan kekerasan disekitar nya. Kekerasan dengan beralasan hukuman adalah hal yang paling dibencinya.
"Sebesar apa kesalahannya hingga kau menjatuhkan hukuman cambuk sebanyak itu padanya?" Xiang Fei melihat luka terkoyak yang mengalir kan darah dari punggung Kasim muda itu. Pastilah cambukan itu tidak kurang dari 100 dan bisa lebih dari itu.
"Kasim muda itu berani melawan perintah saya yang mulia."
Xiang Fei beralih pada Kasim muda yang sedari tadi hanya bersujud. "Apa pembelaanmu?"
"Yang mulia orang rendahan ini hanya berusaha membela diri ketika Kasim senior memukuli rekan saya tanpa alasan." ucap Kasim muda itu. Xiang Fei memperhatikan wajahnya tidak ada jejak kebohongan disana hanya terdapat kejujuran pada mata yang merah itu.
"KAU?!" Kepala Kasim Shin menunjuk Kasim muda itu marah.
Xiang Fei mengangkat tangan nya membuat beberapa prajurit dibelakang nya menahan tubuh kepala Kasim Shin agar tidak kembali memukuli Kasim muda itu.
"Yang mulia ini tidak adil."
"Kau berani menanyakan integritasku?"
KAMU SEDANG MEMBACA
Empress Xiang Fei
RomanceTerdapat sebuah kisah tentang seorang gadis muda yang kelak akan menjadi seseorang yang paling berkuasa di seluruh daratan china. Gadis itu adalah putri Xiang Fei yang terkenal akan sifat lemah lembut, dan sopan santun nya. Kecantikan, kepintaran se...