40

2.2K 241 2
                                    

_______________

Jika Jiwamu bukan milikku, setidaknya ragamu ada bersamaku.

_____________

"Yang mulia lihat salinan yang kubuat." Seorang gadis menghampiri Xiang Fei yang tengah menulis dokumen penyesahan.

Xiang Fei teralih sejenak dari perkerjaan nya, ia menatap kertas itu dengan minat. "Apa yang kau tulis?"

"Sebuah puisi lama."

"Benarkah, maukah kau membacakan nya untukku?" Qiongling mengangguk. Xiang Fei mendengarkan setiap bait yang dibacakan dengan lembut dan tak tergesa-gesa. Puisi lama tentang bunga krisan yang gugur saat musim semi berakhir

"Seperti bunga krisan yang mekar lalu menghilang saat musim semi berakhir."

Qiongling selesai membacakan puisi nya, melihat sang Permaisuri yang terdiam menatap jendela. "Yang mulia, apa anda tak suka dengan puisi nya?"

Xiang Fei menggeleng perlahan, ia tersenyum tipis menenangkan. "Itu terdengar baik. Qiongling apa cita-cita yang kau miliki?" Entah mengapa tiba-tiba saja Xiang Fei menanyakan nya. Mimpi apa lagi yang dimiliki seorang gadis ketika melewati tembok kekaisaran?

"Menemani yang mulia..." Qiongling menatap Xiang Fei lugu.

"Bukan tapi yang lain, sebelum kau memasuki gerbang istana."

"... Sebenarnya aku ingin belajar di akademi, menjadi sarjana dan mempelajari bahasa asing." Suara nya nyaris tidak terdengar ketika mengatakan nya.

Xiang Fei tersenyum. Menggenggam kedua tangan mungil itu penuh harapan untuk mewujudkan nya.

"Kau ingin pergi?"

"Bisakah..? T-tapi aku tidak boleh, aku sudah-"

"Kau bisa pergi dan kembali ketika sudah cukup puas belajar, bawalah pengetahuan hebat untuk kekaisaran." Xiang Fei benar-benar mengatur semua nya untuk Qiongling, bahkan sampai meminta izin langsung pada Kaisar Guang Xi.

Akhirnya tanpa banyak pertimbangan Kaisar membebaskan Qiongling dari menjadi selir termuda. Dia juga mendapatkan kompensasi yang besar untuk sekolah nya selama di akademi.

Mengingat umur nya yang masih terlalu muda dan permintaan pertama Xiang Fei selama pernikahan mereka. Guang Xi langsung mengabulkan permintaan itu tanpa kesulitan.

Berkat permintaan itu juga Xiang Fei sering datang mengunjunginya, hanya sekedar duduk di ruang kerja untuk menuangkan teh atau mengobrol singkat.

Seperti saat ini Xiang Fei duduk dengan tenang, sementara Guang Xi memeriksa setiap laporan yang ada. Xiang Fei kini jarang menyentuh perkamen atau laporan-laporan penjabat, semenjak rumor itu beredar. Ia menghormati Guang Xi sebagai suaminya dan hanya akan mengatakan pendapat nya disaat ia memang harus melakukan nya.

"Ini sudah beberapa hari, seharusnya Qiongling telah sampai ke akademi." Ujar Guangxi.

Xiang Fei mengangguk.

"Seharusnya seperti itu."

"Kau tidak kesepian? Kudengar kau sering menghabiskan waktu dengan nya."

"Tidak, aku senang ia mengejar mimpi nya." Xiang tersenyum lembut ketika berbicara, "Terimakasih karena sudah membiarkan nya belajar lebih banyak."

"Kau tidak perlu berterimakasih, istri."

....

Xiang Fei berada disana sampai larut malam dan tanpa sengaja tertidur di kediaman Guang Xi. Tubuh Xiang Fei masih tegak sekalipun ia telah jatuh tertidur, melihat itu Guang Xi membantin miris.

Empress Xiang FeiTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang