_______________________
Kau hanya harus menganggap jika nyawa manusia itu berharga dan bisa memanusikan mereka. Sesederhana itu kau bisa bahagia.
-Xiang Fei-
_______________________
Xiang Fei menemani Kaisar Baozai dalam sebuah rapat di balairung, sementara para mentri yang duduk di tempat mereka, masing-masing nya membacakan laporan mingguan mereka pada kaisar. Entah mengapa dari pada putra mahkota yang jelas-jelas merupakan keturunan kaisar yang akan memegang alih tahta, Kaisar lebih suka mengajak Xiang Fei untuk berdiskusi maupun rapat seperti saat ini.
Xiang Fei menyadari jika kebencian saudara tiri se-ayah nya nya itu makin mengakar kuat. Tak ada yang bisa Xiang Fei lakukan untuk itu bagaimanapun Kaisar Baozai selalu memperlihatkan kasih sayang nya dengan terang-terangan tanpa menyadari jika akan banyak hati yang terluka karena sikap nya.
Karena itu Pangeran mahkota langsung meninggalkan Balairung tanpa menoleh saat melihat Xiang Fei duduk disamping Kaisar.
Memilih untuk bungkam, selamanya Xiang Fei tidak akan pernah bisa menyenangkan hati semua orang, karena itu ia lebih memilih untuk mengurusi orang yang membutuhkan nya. Bantuan dan perhatian nya.
"Yang mulia kami mendapatkan informasi jika jumlah gelandangan belakangan ini jumlah nya makin meminimalisir." kata seorang menteri yang bertugas di kota, kening Xiang Fei berkerut samar saat menteri itu menatap kearah nya lurus. "Diketahui jika panti asuhan yang dibangun oleh putri Xiang Fei membuat itu semua, dan dari data-data dari akademi kerajaan putri Xiang Fei juga mengirimkan beberapa dari mereka untuk belajar di akademi."
Sesudah menteri itu membacakan laporan kedua mata Xiang Fei membola, tak menyangka jika hal yang disembunyikan nya rapat terkuat begitu saja. Xiang Fei melirik kearah kaisar yang terlihat mengatupkan bibir nya rapat.
Belakangan ini pengeluaran dari kediaman Krisan memang besar, Xiang Fei menutupi dengan menjual perhiasaan nya yang tersimpan di gudang.
"Xiang Fei kau tahu apa yang telah kau lakukan?" kata Kaisar Baozai dingin.
Xiang Fei membeku langsung menjatuhkan tubuh nya kelantai. "Xiang Fei mengerti yang mulia, tolong yang mulia berbelas kasih untuk membiarkan mereka tetap menempuh pendidikan." semua orang disana terkesiap siapa yang akan mengira jika seorang putri kaisar akan berlutut demi memohonkan kehidupan yang layak untuk rakyat jelata.
"Kau menghabiskan jatah bulanan mu demi menghidupi manusia yang bahkan tak terikat hubungan darah denganmu." kata Kaisar lagi makin membuat Xiang Fei bersimpuh makin dalam.
"Yang mulia mungkin mereka memang tak memiliki hubungan darah dengan hamba, tapi hamba lahir dan besar di tanah Hanzi yang mana Xiang Fei harus berbakti pada nya." kata Xiang Fei lirih. "Tak ada yang salah dengan memanusiakan manusia lain itu yang dikatakan oleh mendiang Permaisuri."
"Kau terlalu baik, sama seperti ibumu hingga kebaikan itu malah berbalik menjadi petaka padanya."
Xiang Fei mengulum senyum meski matanya berkaca, ternyata luka itu masih basah meski hampir mengering. "Teruslah berbuat baik pada semua orang karena mereka manusia dan berhak untuk dimanusiakan. Sesederhana itu ayah."
Kaisar berjalan menjauh dari tahta, mengabaikan tatapan Ibu suri yang seolah-olah memperingatkan nya untuk tidak menghukum cucu nya.
"Xiang Fei." panggil Kaisar Baozai saat telah berada tepat dihadapan Xiang Fei yang masih terus bersimpuh tanpa mendongak sedikit pun, pandangan mata nya lurus pada granit hitam. "Sebagai seorang kaisar aku menganugerahkan gelar padamu sebagai putri dengan kebajikan surgawi."
Kembali suara terkesiap bergaung diseluruh balairung, gelar tinggi yang hanya dimiliki oleh orang-orang tertentu dan hanya diberikan oleh Kaisar membuat siapapun yang mendapatkan nya mendapat tempat spesial di istana. Tapi kata-kata selanjutnya dari kaisar kembali membuat mereka membisu.
"Tapi sebagai seorang Ayah menghukummu dengan berlutut di depan istana naga, agar kau lebih memikirkan diri sendiri. Ayah tahu kau mengorbankan banyak hal untuk membantu orang lain."
Ibu suri menggebrak kursi terlihat begitu marah pada putra nya. "Kau ... tega-teganya!"
"Xiang Fei akan melakukan nya." kata Xiang Fei tanpa membantah, tapi perkataan sang Ayah yang jelas memintanya untuk memikirkan dirinya sendiri dan sekali-kali bersikap egois tapi Xiang Fei tidak akan pernah mau melakukan nya.
_____
Hamba sahaya Xiang Fei yang menunggu diluar balairung terpekik saat mendengar jika junjungan mereka di hukum untuk berlutut di depan istana naga. "Putri biarkan kami yang menggantikan anda!" kata mereka khawatir.
Xiang Fei menggeleng, "tak perlu aku bisa menanggung nya sendiri." katanya manis.
Xiang Fei dituntun kasim menunju istana naga disana Xiang Fei langsung melaksanakan hukuman nya. Tanpa disangka seluruh hamba sahaya yang berjumlah puluhan itu ikut berlutut dibelakang nya tanpa mengatakan apapun.
"Jangan, kalian akan kelelahan nanti, sebaiknya kalian istirahat di istana Krisan." Xiang Fei mengusir hamba sahaya nya tak tega melihat mereka berpeluh karena matahari.
Melihat junjungan mereka yang begitu mulia para pekerja itu tetap keukuh berlutut disana menemani junjungan mereka. Lelah memaksa mereka pergi Xiang Fei menyerah dan membiarkan. Lahan depan istana naga itu seperempatnya penuh karena hamba sahaya Xiang Fei yang ikut menanggung hukuman nona mereka.
Ibu suri yang melihat itu tak sampai hati melihat cucu kesayangan nya dihukum karena kebaikan nya. Ia juga kagum pada sikap royal pelayan Xiang Fei. "Apa yang ingin kau lihat? Pemandangan dimana putrimu berlutut diikuti seluruh hamba sahaya nya?" kata Ibu suri yang geram pada putranya. Keluar dari balairung ibu suri memukul kepala Kaisar dengan kipas nya, jengkel.
"Ibu aku hanya ingin agar Xiang Fei tidak tersakiti." kaisar membela diri.
"Tapi caramu ini sama dengan menyakitinya! Aku tidak mau tahu, jika lewat dari jamuan minum teh cucuku masih dihukum. Segera persiapkan pemakaman untukku karena aku merasa nyawaku telah habis seribu tahun karena setetes peluh nya!" perintah ibu suri tak bisa di ganggu-gugat, jamuan minum teh tinggal setengah jam lagi.
Kembali pada Xiang Fei yang duduk nyaman diatas tanah tanpa peduli apakah hanfu nya akan kotor, sedari tadi ia memperhatikan keributan di istana naga dimana ayah dan nenek nya berada. Pastilah mereka tengah cekcok perihal hukuman dirinya.
Xiang Fei sendiri tak mempersalahkan hukuman ini selagi anak-anak yang dikirimkan nya ke akademi tidak dikeluarkan. Baru sebulan mengirim mereka kesana Xiang Fei mendapatkan surat dari salah satu anak asuh nya bernama Choi Nam yang mengabarkan jika ia mendapat nilai teratas, jika beruntung Choi Nam bisa lulus lebih dulu dan berkesempatan berkerja di instansi kerajaan sebagai mentri muda berbakat.
Xiang Fei cukup senang, ia akan membuktikan jika anak-anak yang terlihat tak punya harapan itu memiliki masa depan yang cerah.
Melamun dalam pikiran rencana masa depan untuk anak-anak itu, Xiang Fei dikejutkan dengan panggilan kepala kasim. "Putri hukuman anda telah selesai." katanya.
"Ini baru setengah jam."
"Memang, tapi hukuman anda telah selesai."
"Aku lebih suka duduk disini." kata Xiang Fei membuat kasim itu banjir keringat. Dia bahkan memohon agar sang Putri mau berdiri dari lantai penuh debu itu. Rasanya tatapan sengit dari Ibu suri telah melubangi belakang punggung nya.
"Putri tolong jangan mempersulit saya."
"Kenapa? Aku hanya ingin duduk disini." kapan lagi Xiang Fei bisa duduk semaunya tanpa diomeli oleh dayang-dayang nya.
KAMU SEDANG MEMBACA
Empress Xiang Fei
Любовные романыTerdapat sebuah kisah tentang seorang gadis muda yang kelak akan menjadi seseorang yang paling berkuasa di seluruh daratan china. Gadis itu adalah putri Xiang Fei yang terkenal akan sifat lemah lembut, dan sopan santun nya. Kecantikan, kepintaran se...