48

2.4K 285 19
                                    

______________

"Sudah seperti yang ku duga akan sulit mendapatkan hatimu saat hanya dia yang ada dipikirkanmu."

-Xiang Fei-

______________

"Bukankah takdir begitu indah? Menyisakan bagian penuh derita pada orang baik tetapi memberikan kebahagiaan tiada batas pada orang jahat hingga akhir."

____________

Hari-hari Xiang Fei tinggal di istana dingin bersama dengan Dayang Fan yang setia menemani nya, tak sampai sebulan disana semenjak keputusan telah ditetapkan jika ia bersalah dan harus dihukum atas kesalahan nya.

Tapi hari ini berbeda tiba-tiba suasana istana dingin berubah ramai karena kedatangan Kaisar Guang Xi ke istana dingin seorang diri. Tampilan acak-acakan dan wajah kuyu dari Guang Xi meyakinkan semua orang jika pria itu tidak tega menganugerahi kematian untuk istrinya.

Xiang Fei memperhatikan semua itu dengan tenang bahkan bermenit-menit yang panjang diisi dengan keheningan yang sunyi. Xiang Fei akhirnya memaksakan dirinya untuk tersenyum, "Yang mulia apa kabar?" tanyanya.

Guang Xi menatap xiang Fei tak berdaya, seolah-olah untuk mengatakan sepatah kata saja terlalu sulit untuknya.
"Akulah yang membunuh Jendral Guan Yu, membiarkan nya sekarat di medan perang tak ku sangka ia mengirim surat padamu."

"...." Xiang Fei mendengar pengakuan mengejutkan itu tanpa bisa mengatakan apapun, selama ini orang yang di percaya oleh nya, orang yang ia kira penghapus duka ternyata adalah orang yang telah memberikan luka lebih banyak.

Sikap nya yang selalu baik dan menghormati Xiang Fei tak lain hanya karena sebuah kekuasaan? Kerajaan nya di bumi hanguskan menjadikan nya seorang Kaisar yang baru dikerajaan Himeji. Bukankah pria ini benar-benar perwujudan seorang monster?

Mengetahui pria yang dicintainya ternyata tidak semulia itu Xiang Fei malah merasa lega, hukuman kematian itu tak lagi mengerikan dimata Xiang Fei malah terasa seperti sebuah kebebasan.

Setelah ini Kaisar Guang Xi tetap akan menjadi seorang Kaisar yang menaklukan kerajaan-kerajaan disekitar nya, sedangkan dia hanya akan menjadi cerita dimana seorang Permaisuri pernah berusaha membunuh suami nya sendiri.

Bukankah takdir begitu indah? Menyisakan bagian penuh derita pada orang baik tetapi memberikan kebahagiaan tiada batas pada orang jahat hingga akhir.

Xiang Fei tersenyum bukan jenis senyum yang dipikirkan Guang Xi akan penuh dendam dan amarah, tapi senyuman tulus seolah-olah hari esok bukan lah kematian nya.

"Kenapa tersenyum?" kenapa kau tidak marah atau memakiku.

Xiang Fei melepaskan satu persatu perhiasaan yang melekat ditubuhnya lalu meletakan nya pada kotak, semua perhiasaan itu adalah pemberian Guang Xi. Menyisakan kalung dengan liontin cincin giok pada leher nya. "Aku tersenyum karena merasa lega."

"Lega?"

"Ya, kukira selama ini akulah yang telah mengkhianatimu tapi ternyata sebaliknya." sahut Xiang Fei sembari membakar dua tangkai dupa yang mengeluarkan aroma melati. "Kau membunuh Jendral Guan Yu karena kau tahu hanya dengan cara itu kau bisa mendapatkanku. Kau memilikiku tapi tidak dengan hatiku."

Guang Xi hanya terdiam tidak bisa marah karena yang Xiang Fei katakan adalah kebenaran. Mungkin dia memang memiliki raga Xiang Fei tapi tidak dengan hati nya yang tetap dimiliki utuh oleh pria itu.

"Lebih baik yang mulia beristirahat, selir Qiqi akan menemani anda." Ucap Xiang Fei pelan, ia bangkit berjalan menuju peraduan. Ia duduk dengan tenang melihat suaminya yang masih membeku di tempat.

"Akan lebih baik jika kau mengatakan kalau kau lah yang meletakan racun itu, aku akan berusaha untuk mengalihkan nya dengan hukuman lain." Suara Guang Xi terdengar membuat Xiang Fei tertawa. Lakon macam apa lagi yang ingin suaminya buat?

"Kau ingin aku berperan menjadi penjahat disaat bukan aku 'pembunuh' nya disini?" Ia berkata lembut, tatapan mata nya teduh sama sekali tidak ada dendam dalam sorot mata itu. "Bahkan sampai akhir kau tidak percaya padaku. aku lebih ingin berkumpul bersama mereka dibandingkan bertahan dengan kesengsaraan denganmu. Selamat malam yang mulia."

Setelah itu tanpa sempat menjawab apa-apa lagi kepala kasim datang menjemput kaisar. "Selir Qiqi telah menunggu anda yang mulia."

Guang Xi menatap punggung Xiang Fei yang memunggungi nya. ia menghela nafas dan pergi dari tempat itu.

.....

Samar-samar terdengar suara langkah kaki mendekat kearah ranjang, Xiang Fei menyadari tetapi memilih diam. mungkin saja setelah pergi dari sini Guang Xi berubah pikiran dan memilih untuk mengeksekusi nya sekarang juga.

"Yang mulia." Suara lirih bergetar itu berasal dari dayang fan yang membuat Xiang Fei bangkit. Ternyata seluruh dayang nya berada di dalam kamar bersimpuh dilantai, menatap nya dengan mata merah.

"Kenapa kalian kemari? ini sudah malam seharusnya kalian tidur." Tegur Xiang Fei. "Tidurlah dan besok kita semua akan makan bersama, jangan sampai terlambat karena.. karena.." Xiang Fei terbata genangan air memenuhi pelupuk matanya. Para dayang menangis bersujud pada Xiang Fei.

"Yang mulia ayo kita pergi ke suatu tempat yang jauh. Saya akan melindungi anda." Kata Dayang Fan menarik tangan Xiang Fei.

"Sudahlah, besok aku memang akan pergi dan melakukan perjalanan. aku sudah mengatur tuan baru untuk kalian." Xiang Fei mengusap kepala dayang Fan sayang.

Mereka semua tahu apa yang dimaksudkan dengan perjalanan. "Kalau begitu biarkan kami ikut untuk mengiringi anda ke surga."

"Jangan khawatir ketika aku pergi, keluarga ku akan menyambutku. Jadi kalian jangan ikut denganku."

Besok adalah hari ulang tahun Xiang Fei tepat dimana hari kelahiran sekaligus hari dimana ia akan menutup umur nya. Tampaknya semua meluapkan hari itu dan Xiang Fei tidak mengatakan apapun, lebih baik berpura-pura tidak tahu agar mereka tidak bertambah terluka.


Empress Xiang FeiTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang