49

2.6K 278 4
                                    

(Flashback 4 tahun yang lalu)

Guan Yu mendapatkan perintah untuk pergi ke wilayah pembrontakan sebagai syarat untuk menikahi gadis yang ia cintai.

Terlalu berat rasanya untuk meninggalkan gadis itu sendirian disana, apalagi saat mengetahui jika Xiang Fei memiliki hobi untuk melamun.

Gadis yang cintai nya adalah putri seorang kaisar yang sangat dicintai semua orang, ia menekan semua perasaan itu semenjak pertama kali dibawa kekaisaran oleh guru nya.

Bagaimana sang putri yang saat itu melihat nya sedang dilatih dengan keras lalu memberikan sapu tangan nya. Bagaimana berbeda nya sikap gadis itu pada seseorang, selalu bersikap rendah hati dan melihat semua orang sebagai manusia tanpa mendewakan derajat nya.

Selama perjalanan Guan yu tak bisa menahan senyuman nya setelah berhasil mencuri sebuah ciuman dari tunangan nya. Hal itu menjadi bahan guyonan para tentara.

"Dia seperti malaikat." Gumam Guan yu ketika jenderal Bei bertanya pada nya tentang tuan putri.

"Kau sangat mencintainya kan? Begitu pula sang putri ... Kalian sama-sama beruntung mendapatkan satu sama lain." Jendral Bei tertawa puas melihat wajah merah Jenderal Guan Yu yang biasanya terlihat dingin.

"Setelah kita kembali kau akan menikahi tuan putri dan aku akan menjadi ayah! Astaga begitu sempurna untuk dibayangkan." Jenderal Bei tertawa lagi, tawa seorang calon Ayah.

Mereka berusaha keras di tempat itu, tak ada hari tanpa mengangkat pedang dan menjaga nyawa agar dapat pulang untuk bertemu dengan orang yang berada dirumah.

Setahun berlalu sejak itu, Guan Yu sering mendapatkan surat dari Xiang Fei yang menanyakan kabar nya dan menceritakan keseharian nya di istana. Guan Yu benar-benar tak bisa menahan perasaan nya jika itu menyangkut tunangan nya.

Sesekali ia akan menatap cincin nya dan mendapatkan sorakan penuh iri dari para tentara yang kesepian.

'Berjanjilah untuk pulang dengan selamat untukku'

Tentu Guan Yu masih ingat dengan janji nya. Tinggal sebulan lagi maka ia akan kembali bertemu dengan gadis itu, gadis yang pertama yang membuat nya jatuh.

Tapi kadang kala harapan dengan kenyataan sering kali berbeda jauh. Malam itu tiba-tiba sekolompok tentara menyerang perkemahan Guan Yu yang lengah, setelah berhasil menundukan wilayah itu.

Pasukan Jenderal Guan Yu berusaha memukul tentara itu mundur. Pemberontakan berubah menjadi perang mematikan yang menggelora.

Banyak dari pasukan Guan Yu dan lawan yang berjatuhan, menyisakan genangan darah yang menyebar. Guan Yu menangkis serangan Jendral musuh yang berusaha membunuh nya.

Semua prajurit ini diluar perkiraan, ada orang lain yang berkerja dibalik semua ini yang artinya adalah ada satu kerajaan yang berkhianat.

Api menggelora disekitar mereka, menyebabkan hawa panas dengan api yang membumbung setinggi kepala. Seseorang mencul dari balik lidah api, menyerang Jendral Guan Yu yang sudah kehabisan tenaga.

"Sepertinya malam ini kau akan kehilangan hidupmu dan juga tuan putri." kata Guang Xi yang mencul dengan menyeringai licik setelah berhasil membuat luka ditubuh Guan yu.

Guan Yu mengusap darah disudut bibirnya. "Kau adalah Pangeran dari Himeji?! Kau mengkhianati perjanjian itu!"

"Benar, akan kubuat kekaisaran Hanzi menjadi puing-puing ... Sementara kau akan kehilangan tunanganmu."

Seperti pemantik ketika Xiang Fei disangkut pautkan Guan Yu langsung menyerang. Padahal luka di tubuh nya sudah sangat parah.

Keduanya terlibat pertarungan sengit, masing-masing telah memiliki luka parah di tubuh mereka.

Guang Xi berniat mengakhiri peperangan ini dengan menusuk dada sang Jendral, tapi siapa sangka jika Guan yu juga bergerak cepat dengan menusuk perut hingga kedua pedang mereka menembus.

Tubuh Jenderal Guan Yu meluruh. "Ughk! seketika Guan yu memuntahkan cairan merah beraroma besi dari mulutnya.

"Sudah kukatakan kau akan kehilangan hidupmu, sayang sekali aku akan merebut kerajaanmu dan juga tuan Putri yang kau cinta." Kata Guang Xi dengan suara terbata, meski ia terluka tetapi tidak separah Guan yu.

Guan Yu tidak bisa menghalau Guang Xi yang pergi bersama tentara nya.

Terlalu banyak darah, satu persatu anggota tubuhnya mati rasa. Guan Yu tidak yakin ia bisa bertahan dengan luka separah ini.

Guan Yu berusaha menyandarkan tubuh nya pada tembok, ia mencari sesuatu dikantung nya menemukan kertas kosong dan pena ... memang sebelumnya ia akan membuat surat balasan untuk Xiang Fei sebelum pemberontakan tiba-tiba muncul.

Sulit untuk Guan Yu menulis disaat nafas nya sudah tak lagi beraturan. Ia tak bisa membuat gadis itu menunggunya tanpa kabar...

Gaun Yu ingin mengungkapkan rencana Guang Xi tetapi ia tidak sanggup lagi untuk menulis, ia terbatuk mengotori kertas itu dengan darah nya..

Teruntuk putriku

Maaf jika aku tak bisa menyampaikan ini dengan baik, tapi kuharap kau akan membaca ini hingga akhir..

Kuharap ini tidak akan menjadi surat terakhir yang kuberikan padamu. Nyatanya, aku tak mampu. Aku merasa menjadi bajingan berengsek yang terpaksa harus meninggalkan luka untuk kesekian pada putriku..

Yang inginku sampaikan aku mencintaimu, tapi maaf karena tidak bisa memenuhi janjiku untuk kembali dengan selamat..

Kukembalikan cincin itu kepada pemilik hatiku, kuharap setelah ini akan ada pria lain yang mencintai dan menjagamu lebih dariku..

Tetaplah tersenyum apapun yang terjadi putriku..

Guan Yu melepaskan cincin nya, memanggil elang pengantar surat dan mengikatkan surat itu bersama cincin nya.

Setelah itu Guan yu kembali bersandar pada tembok, ketika jenderal Bei berlari datang menghampiri nya.

'Kau harus berjanji menemuiku'

'Kembalilah dengan selamat'

Suara-suara Xiang Fei bergema dikepala Guan Yu, dia terkekeh pelan menertawakan dirinya yang tidak menepati janji pada gadis yang dicintainya.

Jendral Bei berusaha mengguncang tubuh Guan Yu. "Guan Yu bangun hei! Kau tidak bisa meninggalkan tuan putri seperti ini!" Tapi tubuh Guan Yu tak lagi bergerak lalu jantung tak lagi berdetak.

"Dewa kumohon! aku sudah cukup kehilangan anak dan istriku, jangan buat aku kehilangan sahabatku juga!!" Teriakan jenderal Bei membuat para tentara yang tersisa berlutut sebagai hormat terakhir pada sang Jendral Guan Yu.

Empress Xiang FeiTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang