Waktu berlalu Xiang Fei menjalani hidup nya dengan rutinitas yang terpola. Bangun mulai jam 3 pagi menjalani ritual mandi dan berhias dibantu oleh para dayang. Setelah itu ia akan dijejalkan berbagai macam makanan yang memenuhi meja, sementara para pelayan dan kasim berdiri di dekat tembok menatap ukiran lantai sambil membisu.Makan seorang diri tanpa ditemani seseorang merupakan hal aneh untuk Xiang Fei. Dulu dirinya akan ditemani oleh dayang Fan dan beberapa dayang lain sehingga dirinya tidak akan merasa kesepian.
Baiklah, Xiang Fei sudah tidak tahan lagi. "Ambil mangkuk kalian lalu duduk."
"Yang mulia?"
"Duduk dan makan bersamaku." Ulang Xiang Fei menyuapkan makanan nya tanpa menoleh.
"T-tapi anda tidak boleh-."
"Ini perintah." Setelah perintah itu terucap para dayang dan Kasim langsung bergegas duduk, namun tidak berani untuk memegang sumpit.
Xiang Fei menghela nafas, ia menatap keseluruhan dari mereka. Bibir nya mengukir senyum tipis.
"Yang mulia, anda tidak perlu melakukan ini bahkan kami sudah sangat bersyukur jika anda memberikan makanan sisa." Dayang Fan berkata dengan gesture tidak nyaman, takut jika seseorang datang dan menangkap pemandangan dimana pelayan duduk di meja yang sama dengan tuan mereka.
"Lupakan gelarku, tanpa mahkota ini pun aku sama seperti kalian jadi berhentilah bersikap kaku." Xiang Fei meletakan sayuran ke mangkuk dayang Fan.
...
Siang hari nya Xiang Fei keluar dari istana menggunakan pakaian sederhana hanya di temani oleh dayang Fan. Disana ia melihat sisi lain dari kehidupan rakyat nya.
Sama seperti kerajaan Hanzi yang makmur, disini mereka semua menjalani hidup dengan berbagai pola. Seorang pedagang yang berusaha menjajakan dagangan, pemuda yang menjualkan koran dan anak kecil manis yang menjual sekeranjang bunga.
Xiang Fei menghampiri anak itu, menundukkan tubuh nya untuk menjajarkan tinggi mereka. "Gadis kecil berapa harga setangkai bunga ini?" Tanya nya sambil mengambil sekuntum bunga krisan.
Gadis kecil itu terpaku saat melihat wajah cantik dihadapannya, sangat cantik sampai ia mengira tengah melihat seorang permaisuri. "1 koin tembaga. A-anda cantik sekali nona, seperti permaisuri kami."
Mendengar itu Xiang Fei tertawa kecil. "Kau sangat pintar mengambil hatiku, tapi aku bukan dia." Setidaknya untuk disini. "Sebagai hadiah untukmu biar aku membeli semua bunga ini." Xiang Fei mengambil alih keranjang bunga lalu menggantikan nya dengan kantung kecil berbordir.
Gadis kecil itu menganga, terkejut melihat begitu banyak nya uang yang diberikan. "Nona! Ini terlalu banyak! Anda bisa membayar saya dengan perak!" Gadis itu kembali mengusurkan kantong uang itu pada Xiang Fei yang menolak nya. "Sebentar lagi musim akan menjadi dingin, belilah beberapa pakaian, sepatu dan sapu tangan hangat baru. Ini hadiah untuk gadis tangguh sepertimu! Sampai jumpa."
Xiang Fei menepuk kepala gadis itu ringan sebelum melambaikan tangan nya untuk pergi.
"NONA TERIMAKASIH BANYAK! SEMOGA DEWA MEMBALAS KEBAIKANMU!"
Dayang Fan yang sedari tadi hanya diam tertegun melihat senyuman di wajah junjungan nya. Terlihat sangat cantik sekali, mungkinkah karena dirinya jarang melihat sang Permaisuri tersenyum dengan tulus? Walaupun baik hati tetapi kadang kala dia bisa melihat bahwa semua senyuman itu hanya digunakan untuk menunjukkan bahwa dirinya baik-baik saja.
Dia memang mendengar bahwa sang permaisuri merupakan putri dengan kebajikan surgawi. Membantu rakyat miskin, membangun sebuah panti asuhan, bahkan mengirimkan anak-anak pengemis itu ke akademi.
KAMU SEDANG MEMBACA
Empress Xiang Fei
RomanceTerdapat sebuah kisah tentang seorang gadis muda yang kelak akan menjadi seseorang yang paling berkuasa di seluruh daratan china. Gadis itu adalah putri Xiang Fei yang terkenal akan sifat lemah lembut, dan sopan santun nya. Kecantikan, kepintaran se...