Lover's Dilemma - 2 - Monday COCKtail 1/3

8.2K 995 119
                                    

Bagi Damayanti, tidak ada yang dapat mengalihkan perhatiannya dari pekerjaan. Mau seberat apa pun harinya, atau beban pikiran yang sedang ditanggungnya, pekerjaan selalu menjadi jalan keluar tercepat agar pikirannya teralihkan.

Pekerjaannya di salah satu bank swasta terbesar cukup menyita banyak waktu terutama kini dia memegang tidak hanya kartu kredit tetapi juga tabungan. Target gila-gilaan untuk pembukaan tabungan dam kartu kredit yang melambung tinggi mengakibatkan dia harus bekerja ekstra keras dan berpergian ke luar kota bergantian dengan teman-teman satu timnya.

Tapi, mau seberat apa pun, ia menikmatinya. Karier yang susah payah dirintisnya dari Management Trainee kini sudah membuahkan hasil dengan dia yang menjadi Vice President di usianya yang terbilang masih muda.

Tunggu, 38 tahun masih muda kan untuk jabatan itu?

Target selanjutnya adalah naik menjadi eselon dua dalam waktu lima tahun paling lama. Ambisius? Harus! Damayanti sudah mencurahkan banyak waktu untuk pekerjaannya, she practically has no social life. Kecuali teman-teman jan--euh sahabatnya.

Sudah setahun berlalu semenjak ia mendeklarasikan keinginannya memiliki pacar (karena bosan menjomlo) tapi tidak jua terlaksana karena waktunya tersita banyak oleh dokumen dan agendanya keluar kota yang mengantre macam semut. Oh, jangan lupakan tuntutan bosnya mengenai rekening perdana yang harus mencapai target. Semua itu membuat kepalanya mengebul karena harus mencari cara agar orang-orang tertarik.

Dan kini, matanya melirik pada perutnya yang masih rata di balik sack dress berwarna hitam favoritnya yang akan berulang kali dikenakan sebelum tidak muat lagi, ia tengah hamil di tengah jadwal terbang yang tinggi.

Semenjak dua hari lalu, Damayanti sudah menyimpan semua heels yang dimilikinya ke dalam kotak sepatu masing-masing dan mengeluarkan flat shoes yang dimilikinya. Hanya satu, berwarna beige dengan bagian depan berwarna hitam berlogo rumah mode kenamaan.

Ia sempat mengesah saat menyadari betapa minimnya koleksi sepatu flats yang dimilikinya. Bahkan sneakers pun hanya satu, berwarna putih dengan logo desainer di bagian samping. Tampaknya ia harus menambah koleksi flats dan sneakers untuk beberapa bulan ke depan.

Farras
The Jandas! Hari ini monday COCKtail mau di mana?

Pesan itu masuk dan lagi-lagi Damayanti mengesah. Ia bisa-bisanya lupa dengan kebiasaan mereka berkumpul di hari senin. Dan apa pula alasannya nanti saat menolak alkohol? Dia berdecak, bukan hanya karena memikirkan alasan tetapi juga pada kebiasaan Farras yang selalu memunjukkan kecintaannya pada penis di mana pun dia berada.

Damayanti
Harus ya c*ck-nya di-bold dan kapital semua?

Farras
Harus dong! Besar dan tebal adalah favorit gue!

Rhea
Gak sekalian panjang?

Farras
Okay, gue ralat. COOOOOOOOCKtail. Sesuai permintaan Madam Rhea yang mari kita doakan bisa mencicipi cokctailnya Anu.

Nadira
Harus ya bahasan kita soal ding dong?

Farras
Nadira sayang, P * N I S. Ayo ulangi bersama-sama, jangan karena sudah kelamaan gak digoyang jadi lupa caranya bilang p*nis.

Damayanti
Rhe, kick lagi dong ini orang. Atau kita buat grup sendiri deh. Jangan ajak Farras. Pusing gue bahasannya.
Dan kalau kalian mau, bisa mampir ke unit gue. Gue baru beli dua minggu lalu. Beda tower aja sama punya Rhea dan Nadi.

Farras
MAU! Tempat lo harus melalui ritual monday cocktail!

Rhea
Kok beli gak bilang-bilang? Kan gue bisa temenin lo nyari.

Damayanti
Nanti deh gue ceritain. Talk to you soon, gue dipanggil sama Bos.

11/1/21

Lover's Dilemma [FIN] Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang