Lover's Dilemma - 21 - Poinsettia 1/2

3.9K 664 503
                                    

Berada di rumah Rhea untuk jangka waktu yang lama adalah siksaan bagi dirinya yang mudah sekali merasa gerah selama kehamilan

Ups! Gambar ini tidak mengikuti Pedoman Konten kami. Untuk melanjutkan publikasi, hapuslah gambar ini atau unggah gambar lain.

Berada di rumah Rhea untuk jangka waktu yang lama adalah siksaan bagi dirinya yang mudah sekali merasa gerah selama kehamilan. Astuti tidak memakai pendingin ruangan selain di dalam kamar. Pendingin yang ada di sana hanyalah kipas yang menggantung di langit-langit. Baru tiba saja keringat sudah mengucur keluar dari seluruh pori-pori di tubuhnya. Berada di dekat kipas dan juga angin dari kipas kertas di tangan kirinya sama sekali tidak membantu. Kaos yang terbuat dari katun juga tidak. Yang diinginkannya adalah melepas baju dan celananya serta membuka pintu kulkas lebar-lebar agar merasakan sedikit angin segar.

"Gerah, ya?" ujar pria yang duduk di sofa sebelahnya. Damayanti tidak berniat membalasnya karena kini ia sibuk mengipasi diri serta bersungut-sungut. "Minum jus jeruk. Tadi baru dibuat." lanjut Wira. Mengangsurkan segelas minuman berisikan cairan berwarna oranye yang langsung ditenggaknya hingga tetes terakhir.

Ia sudah menyelesaikan satu SKS saat sarapan tadi. Dan rumor mengatakan ia akan mendengar dua SKS saat makan siang karena variasi makanan yang lebih banyak. Begitu pula dengan makan malam. Damayanti tidak dapat membayangkan bokongnya yang panas serta telinganya yang akan mengeluarkan asap karena di-abuse sepanjang hari. Memikirkannya saja membuat kepalanya pening.

Melihat kesesengsaraannya membuat pria di sebelahnya tertawa dengan bahagia sedangkan ia mengerih. "Ketawa aja terus." sungutnya yang membuat tawa Wira semakin kencang. "Kamu bisa tiduran di kamar Rhea. Nyalain AC-nya aja supaya adem. Bawa baju ganti?"

Dan lagi-lagi ia mengerang, tidak terpikirkan sebelumnya untuk membawa baju ganti. "Gak bawa." petakanya adalaha baju lama Rhea tidak mungkin cukup dikenakannya, karena ukuran tubuh mereka yang berbeda.

"Nanti aku bawain kaosku. Kamu ke kamar Rhea aja dulu."

"Ibu lagi apa? Gak perlu dibantu?" Kepalanya menoleh ke berbagai arah untuk mencari wanita tua yang semenjak sarapan mengusirnya dari ruang makan dan dapur tidak terlihat lagi. "Ibu lagi keluar sebentar sama Mbak, buat cari bahan masakan. Beliau mau masak spesial karena kamu datang."

"Aduh, ngerepotin banget. Yang ada aja harusnya." ucapnya tak enak hati.

"Gak apa. Ibu seneng juga masak. Selama aku dinas atau Rhea gak minta tolong buat jagain Aksa, ibu jarang banget masak. Kasihan, hobi masaknya gak tersalurkan. Sana masuk kamar Rhea." Wira mengacak rambutnya. Dengan bersungut-sungut, Damayanti berdiri dan menuju kamar Rhea.

Tidak banyak yang berubah dari kamar itu. Masih sama seperti saat Rhea lajang. Hanya saja tidak ada barang-barang yang berantakan, semua tertata rapi dan tidak berdebu. Jelas sekali kamar ini sering dibersihkan setelah ditinggal pemiliknya belasan tahun lalu. Tempat tidur berukuran queen di sisi kiri, menempel dengan tembok. Tembok bagian atas kepala ranajng itu berisikan beberpa poster dari boyband lawas kesukaan mereka. Nsync, westlife dan backstreet boys yang didapat dari majalah-malah.

Damayanti tidak dapat menyembunyikan senyumnya ketika melihat wajah muda dari Justin Timberlake yang berambut panjang lengkap dengan keriwilnya seperti milik Himeka. Saat hamil memang Nadira kembali tergila-gila pada Justin, mungkin itu yang membuat Himeka memiliki rambut yang sama. Mungkin ia harus tergila-gila pasa seseorang yang menggemaskan atau rupawan agar anaknya mirip, pikirnya dengan tawa kecil.

Meja belajar yang berada di dekat pintu kini sudah tidak berisikan buku-buku sekolah atau pun diktat kuliah Rhea dulu. Meja itu bersih, yang bersisa hanyalah figura berisikan foto-foto. Dan beberapa foto lain yang tertempel di mejanya langsung yang didominasi dengan foto mereka berempat. Mulai dari foto berseragam yang super ketat dan pendek karena Farras sangat terampil dengan tangannya memermak pakaian hingga seragam yang penuh dencan coretan saat kelulusan SMA.

Foto-foto lainnya adalah foto saat mereka kuliah di salah satu universitas. Saat pertama masuk dan berfoto dengan tawa lebar dan yang terakhir adalah foto dengan toga yang berbeda warna karena memang jurusan mereka berbeda. Jari telunjuk dan jari tengahnya mengelus foto itu satu persatu dengan senyum yang tidak pernah lepas dari bibirnya.

Pintu kamar Rhea terbuka lalu kepala Wira muncul lalu disusul dengan tubuhnya. "Ini kaos teradem yang aku punya dan beberapa gantinya serta celana pendek." Pria itu meletakkannya di ranjang. Bukannya pergi, Wira malah duduk di atas ranjang. "Ngapain masih di sini? Sana keluar. Aku mau ganti baju terus tiduran."

5/6/21

5/6/21

Ups! Gambar ini tidak mengikuti Pedoman Konten kami. Untuk melanjutkan publikasi, hapuslah gambar ini atau unggah gambar lain.
Lover's Dilemma [FIN] Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang