Lover's Dilemma - 6 - Old Fashioned, Neat 2/2

4.3K 768 116
                                    

"Karena kita ada di topik ini, sekalian aja ya, Pak." Damayanti berdeham, "Saya sedang hamil. Ini saya kasih tahu sebelum perut saya besar."

"Kapan kamu nikahnya?" Tanya Ben dengan wajah bingungnya. Ekspresi Prawira juga tidak jauh berbeda dari pria itu.

Damayanti mendengkus, "Gak harus menikah buat bisa hamil. Kalau Bapak ingat, saya pernah cuti satu bulan, itu buat ..." ia menjelaskan poin-poin penting yang bisa diketahui orang lain, sisanya untuk dirinya sendiri. "Terakhir tindakan di Singapura untuk IUI dan voila, jadi. Tapi saya sudah tanya dokter kandungan, tidak masalah untuk terbang dinas nantinya."

"Berapa bulan?" Kali ini giliran Wira yang bertanya.

"Satu, Pak."

Prawira menganggukkan kepalanya beberapa kali. "Ben, keluar sebentar."

"Kalau lo lupa, ini ruangan gue, Wir." Ben memundurkan tubuhnya ke punggung kursi dengan satu alis naik. Mereka bertatapan lama hingga Ben menyerah dan keluar ruangannya dengan gerutuan.

"Orang tua kamu gimana?" Tanya Wira langsung setelah pintu tertutup. Berteman lama dengan Rhea dan mayoritas masa remajanya habis di sekitar tiga sahabat dan satu kakak laki-laki dari sahabatnya membuat Wira tahu betul bagaimana kunonya orang tua Damayanti. "Gak gimana-gimana. Kan mereka belum tau, Bang." jawabnya.

"Karena itu kamu pindah?"

"Salah satunya."

"Yakin kamu tinggal sendiri? Gak mau sama Ibu aja? Rhea waktu hamil mabuk berat lho, bed rest bolak balik." tawar pria itu. Ibu di sini adalah ibunya Rhea dan Wira. Mereka dekat dengan wanita itu dan kerap kali menjadikan rumahnya untuk tujuan kabur. Karena, terakhir kali dirinya kabur dan tidak pulang berhari-hari, wanita tua itu menjewernya hingga kupingnya berwarna merah keunguan. Katanya, "Kalau mau kabur gitu kabari Ibu dong! Atau kabur ke sini aja, Ibu gak bilang-bilang ke orang tuamu nanti!" Padahal apa esensinya kabur kalau bilang-bilang ke orang lain? Tapi ia senang sebab ada orang yang mengkhawatirkannya.

"Gak deh, Bang. Aku bisa sendiri kok." tolaknya. Wajah khawatir Wira masih ada di sana. Ia cukup yakin ada banyak pertanyaan yang hendak ditanyakan tapi diurungkannya.

"Hubungi aku kalau kamu perlu apa-apa. Jangan makan sayur doang, makan daging juga su--"

"Supaya sehat dan gak gampang sakit." potong Damayanti. Kalimat yang sama dan selalu diucapkan Wira dari dulu jika ia sudah mulai tidak enak badan. Perhatian-perhatian kecil yang selalu didapatkannya dari orang lain dan bukan keluarganya sendiri.

Wira berdecak, "Kamu i--"

"Itu susah banget sih dibilangin." ini juga sama. "Bang, aku bukan anak kecil dan tolonglah kalimatnya lebih variatif dikit."

Pria itu menghela napas dengan gusar dan melihat ke arah perutnya, "Itu bu--"

"Bukan anak Bang Bra! Gila ya aku udah dapat pertanyaan ini dua kali hari ini. Habis ini siapa lagi yang mau nanya sama aku? Ku lempar piring sekalian!" ujarnya ketus.

Prawira kini terkekeh, "Dua? Wow, aku gak tahu kamu sexually active."

"Kayak Abang gak aja. Dipikir aku gak pernah dengar kali selentingan di sana sini."

Kali ini pria itu tertawa, "Anak kecil jangan sok tahu!" Ia mengacak rambut Damayanti dengan kedua tangannya yang besar.

"Bang! Rambutku berantakan!" Damayanti memukul tangan pria itu hingga ia melepaskannya, "Anak kecil apaan sih? Aku sudah mau punya anak nih! Situ menang umur doang!"

"Hamil bikin kamu cerewet dan responsif ya. Ada bagusnya juga." Wira berdiri dari kursinya. "Soto daging apa sop iga?" tanyanya. Menyebutkan olahan daging yang biasanya lumayan dapat dinikmatinya. Tapi kali ini ia sama sekali tidak mau memakan keduanya. Membayangkannya saja sudah mual. "Steak, medium rare." jawabnya asal.

"Mana bisa ibu hamil makan yang gak matang, Damayanti!" Protesnya keras. Untuk ukuran lelaki lajang, Prawira tahu betul dos and don'ts untuk ibu hamil karena dulu Rhea sering kali merepotkannya ketika hamil Aksa. Farras juga kerap kali mengatakan ingin makan sesuatu tapi harus pria itu yang belikan dan antarkan. Akal-akalannya saja untuk mengerjai Wira sebenarnya, tapi selalu dikabulkan olehnya meskipun dengan gerutuan.

"Ya gak makan kalau begitu." Damayanti berdiri dan melenggang keluar dari ruangan Ben.

28/1/21

28/1/21

Ups! Gambar ini tidak mengikuti Pedoman Konten kami. Untuk melanjutkan publikasi, hapuslah gambar ini atau unggah gambar lain.
Lover's Dilemma [FIN] Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang