Lover's Dilemma - 11 - Mudslide 2/2

3.7K 722 527
                                    

Pertanyaan yang membuat Damayanti terdampar di tempat ini adalah; mau makan apa? Kemudian muncul bayangan masakan Nadira yang selalu membuat lidahnya bergoyang kesenangan.

Maka di sinilah ia dan Handaru sekarang. Pria itu yang sibuk bermain cilukba dengan gadis kecil, sudah berlangsung selama setengah jam dan belum ada tanda-tanda kebosanan dari Himeka. Tiap kali ia memunculkan wajahnya dari balik pintu kamar, maka bocah itu akan tertawa kegelian sendiri melihat ekspresi aneh yang diberikan oleh Handaru. Mulai dari kedua pipi digembungkan, bibir dimonyongkan dan lain sebagainya.

"Gue gak masak banyak. Cuma sayur lodeh sama ayam goreng dan sambel bawang." Nadira membawakan makanan itu ke coffee table lalu kembali ke dapur kecilnya untuk membawakan piring.

Aroma ayang goreng langsung menusuk indera penciumannya dan membuat ia menenggak air liurnya. Ia bukannya tidak suka dengan daging, hanya saja malas untuk memakannya sehingga lebih sering makan salad yang dapat dibelinya melalui layanan ojek daring atau buat sendiri saat senggang.

Padahal, Nadira sudah menyiapkan meal plan untuknya di setiap trisemester. Lengkap untuk sarapan, makan siang dan makan malam sesuai dengan anjuran dokter saat kehamilannya dulu. Sangat terperinci hingga Damayanti terperangah. Kertas-kertas itu sudah terpajang dengan rapi di kulkasnya dengan magnet untuk membuka botol berbentuk penis yang dibawakan Farras saat dinas dulu.

Damayanti langsung mengambil nasi dan menyendokkan sayur, sambal serta ayam ke piringnya dan makan dengan lahap. Perutnya akhirnya terisi dengan sesuatu selain air putih dan juga sarapannya tadi.

Handaru yang berada di sebelahnya juga melakukan hal yang serupa setelah berbasa-basi pada Nadira.

"Kalian gak makan di kondangan?" Nadira menggendong Himeka dan meletakkan gadis kecil itu di pangkuannya.

Ia sempat bertanya-tanya dari mana Nadira tahu ia baru saja pulang kondangan, namun diurungkannya karena mengingat apa yang mereka kenakan. Dan lagi pula ini hari sabtu, weekend sangat identik dengan kondangan. Kalau tidak terlalu malas datang. "Iya, gak ada yang menarik dan gue mual."

"Jangan bilang lo gak makan dari pagi?" tanya Nadira penuh selidik. Damayanti menelan makanannya sebelum menjawab, "Iya, gue gak bisa makan."

Nadira berdecak mendengar jawabannya, "Bilang sama gue kalau mau makan sesuatu, Dam. Dari pada kelaperan gini, kasihan lo dan juga baby-nya." ucap Nadira sarat dengan rasa khawatir.

"Bukannya gak mau bilang, tapi memang baru kepikiran mau makan masakan lo tadi. By the way, ini enak. Ayamnya goreng biasa aja?"

Nadira menggelengkan kepala, "Diungkap dulu sama bumbu kuning baru dimasukin freezer. Gue ada nyetok di kulkas, tinggal goreng sebentar. Bawa aja ke unit lo, okay?"

Damayanti menganggukkan kepalanya dengan bersemangat. Rasa malu dan segannya pada ketiga sahabatnya sudah dibuang jauh-jauh. Jika ia ingin, maka ia akan mengakuinya secepat mungkin. Nadira langsung beranjak dari duduknya, menyiapkan apapun yang akan diberikan pada Damayanti ke dalam satu totebag. Kemudian dibawakannya pada Damayanti yang sudah selesai makan.

"Taruh aja di sink piring kotornya, ini bawa. Masukin ke freezer ayamnya. Gue sudah pisahin perporsi sekali makan biar gak defrost semuanya pas lo mau goreng. Ini bisa buat dua hari makan. Kalau lo bosen, bilang sama gue mau makan apa. Kalau bisa, nanti gue buatin." penjelasan Nadira membuatnya kembali pada kejadian beberapa bulan lalu. Bagaimana seorang pria bisa melukai wanita sebaik dan seperhatian sahabatnya ini?

Damayanti menganggukkan kepalanya, baru ia akan membawa pring kotornya ke sink, Handaru sudah mengambil piring itu dan mencucinya meskipun sudah dicegah oleh Nadira. "Tanggung, lagian gue sudah dikasih makan enak." ujarnya dengan nada bercanda.

24/3/21

Target komen 500 ya gaess, maaciw

Lover's Dilemma [FIN] Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang