Lover's Dilemma - 19 - Mockmosa 2/2

3.3K 598 220
                                    

Ucapnya seraya memasukkan kode unitnya kemudian membuka pintu

Ups! Gambar ini tidak mengikuti Pedoman Konten kami. Untuk melanjutkan publikasi, hapuslah gambar ini atau unggah gambar lain.

Ucapnya seraya memasukkan kode unitnya kemudian membuka pintu. Menyuruh William yang masih linglung untuk memasuki unitnya sementara ia berhadapan dengan Wira.

“Habis mampir dari unit Rhea, jagain Aksa yang ditinggal pacaran sama Rhea dan Janu. Hubungin kamu, tetapi gak dapat balasan.” Wira mengangkat ponselnya lalu menggoyangkan dengan perlahan. Damayanti memang tidak mengecek ponselnya selama di rumah orangtuanya tadi. Ponselnya berada di dalam tas kecil yang ia letakkan di dapur. Ponselnya berisikan beberapa pesan dari para sahabatnya serta dua panggilan tidak terjawab dari Wira. “Aku gak pegang ponsel selama di rumah orangtua. Sorry. Ada apa?”

“Gak ada, hanya mau cek kabar kamu dan ajak makan malam dengan Aksa tadi. Kalau gitu aku pulang dulu. Bye.” Dan hanya begitu saja Wira berlalu dari sana. Bahkan ia tidak sempat bertanya apa pria itu sudah menunggu lama atau tidak. Atau sekedar berbasa-basi menawarinya kopi. Namun, keinginan menguliti William lebih besar dari rasa penasarannya sehingga ia memasuki unitnya, dan mulai membombardir pria itu.

“Rasanya, ini bukan kesepakatan kita di awal? Atau saya ada salah tangkap?” Ia melemparkan tasnya ke sisi lain sofa. Membuat William terlonjak dan kembali ke dunia setelah sibuk sendiri dengan pikirannya.

I’m freaked out, okay? Saya belum siap bilang kalau saya punya pasangan dan itu lelaki. Belum lagi ada orangtuamu dan saya tidak tahu bagaimana tanggapan mereka apalagi tanggapan orangtua saya jika ada yang tahu. Ibu saya punya penyakit jantung, saya gak siap kalau beliau mati berdiri di sana.” William berkata dengan wajah yang tertutup kedua tangannya. Ia tahu pria itu menyesali apa yang dikatakannya tadi, tapi itu tidak dapat menghilangkan kekesalannya.

Damayanti menghela napas panjang, menyugar rambutnya dengan kesal, “Saya tidak ada niatan membuka orientasi seksualmu karena itu bukan urusan saya. Saya berniat menolak dengan mengatakan saya hamil. Itu cukup sebagai alasan. Dengan begitu kita berdua bisa melenggang pergi dari hal ini.”

“Sa-saya kira kamu akan mengatakan mengenai orientasi seksual saya. Jadi, saya menyela dan mengatakan hal itu.” Pria itu kini mengerang, menabrakkan bahunya pada sandaran sofa dan melihat ke langit-langit. Tubuhnya terlihat lebih kecil dari saat pertama ia melihat William. Tidak ada lagi binar percaya diri yang terpancar keluar dari tubuhnya, ia seperti jendral yang baru saja pulang dari medan perang dengan kekalahan. Atau setidaknya kehabisan lebih dari setengah prajuritnya.

“Saya tidak mau ada kencan lanjutan. Saya tidak mau ada pertemuan dua keluarga lagi dan kamu harus bertanggung jawab untuk memutusnya. Kamu bisa katakan kalau saya hamil kekeluargamu. Dan itu bukan anakmu. Saya akan katakan hal yang serupa juga pada keluarga saya.” putusnya dengan cepat. Damayanti menepukkan tangannya. “Sekarang keluar, saya perlu istirahat.” Jari telunjuknya menunjuk pintu keluar.

“A-a out.” Ujarnya saat William hendak mengeluarkan suara. Mendorong pria bertubuh besar itu hingga keluar dari unitnya. Wiliam membalikkan badan. “Atau kita bisa benar-benar menikah, mengakui anakmu sebagai anakku.”

Seluruh gerakan Damayanti terhenti. Dadanya terasa panas mendengar ucapan yang terlontar dari bibir William. Mungkin ia sudah terlalu baik dengan tidak menggilasnya hidup-hidup sehingga makhluk di hadapannya ini meminta jantung setelah diberikan hati. “And what? Kamu mau membuat saya menjadi tameng agar kamu bisa berpacaran dengan leluasa? Agar kamu terbebas dari orangtuamu yang mengejarmu untuk menikah dengan permpuan? God, you need to man up or cut your dick into half. And I’m too damn good to be your mistress.” tutupnya seraya membanting pintu tepat di muka William. Pria itu pantas mendapatkannya. Atau mungkin lebih, seperti lemparan pisau.

5/6/21

5/6/21

Ups! Gambar ini tidak mengikuti Pedoman Konten kami. Untuk melanjutkan publikasi, hapuslah gambar ini atau unggah gambar lain.
Lover's Dilemma [FIN] Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang