aku punya akun Karyakarsa dan ada cerita baru di sana. Buat yang suka badboy, sila ke akun Dadodado. Ceritanya sampai tamat (dengan pov laki-laki, lengkap kap kap kap) di sana+sekarang sudah setengah jalan. Sampai jumpa di Karyakarsa!“Selamat pagi, Cantik!” Laptop yang dikenakannya tertutup, digantikan dengan wajah Handaru yang tersenyum lebar. Ia bersyukur laptopnya sudah dalam mode auto save atau ia akan dengan senang hati menusukkan salah satu pulpen di mejanya pada leher pria itu.
“Ke mana aja lo baru muncul sekarang?”
Handaru menggunakan kedua tangannya untuk menopang dagu, bermaksud tampak imut tapi justru amit di matanya. “Gue ikut Bapak ke beberapa daerah terus digeret ke pertemuan di luar juga. Biasa, orang sibuk. Beliau maksudnya bukan gue, gue mah tetap jadi kacung.” Handaru memutar kursi yang dudukinya sekali, “Jadi, ada gosip apa aja selama gue pergi? Ada hal menarik apa yang gue perlu tahu di sini?”
“Sejak kapan gue dengerin gosip di sini?” Damayanti mengambil dokumen yang bertumpuk di mejanya, tidak sampai sepuluh dokumen tetapi ia harus membaca dan mengecek angkanya sebelum diberikan pada Ben.
“Benar juga, lo gak pernah dengerin gosip. Padahal bagian menyenangkan dari kerja kantoran itu skandalnya lho, Dam.”
Ia mengernyit mendengar penuturan Handaru, “Gak tertarik sama sekali.” Tukasnya dengan lirikan lalu kembali berkutat dengan dokumen.
“Sure, kecuali lo yang jadi sasaran gosipnya.” Perkataan Handaru membuat pulpennya mengambang di atas kertas. Handaru melanjutkan ucapannya begitu sadar perhatian Damayanti kini tidak terpecah lagi, “Gue yang di luar kantor aja sampai tahu, Dam. Cerita soal perut lo yang membuncit.” Ia mengikuti mata pria itu yang melirik ke perutnya yang tersembunyi di balik meja.
Ia tidak pernah bertubuh kurus seperti sahabatnya, tubuhnya cenderung lebih berisi ketimbang ketiga sehingga ia dapat menyembunyikan kehamilannya hingga perutnya benar-benar membesar. Tetapi semenjak memasuki trisemester ketiga dan pola makannya yang teratur, beratnya bertambah dengan pesat dibandingkan sebelumnya. Ia harus menyalahkan Wira atas usahanya untuk mendekati Damayanti dengan berbagai macam perhatian berbentuk makanan yang bahkan tidak membuatnya mual.
“Biarin aja.” Ia berusaha terdengar secuek mungkin.
“Terus, ada selentingan juga kalau Pak Wira itu bapaknya.” Handaru berdecak lalu menangkat kedua tangannya, “Don’t kill the messenger.”
“Gosip makin ngaco aja.”
“Beberapa orang lihat perhatiannya dia ke lo dan gimana dia bawain makanan.”
“Orang-orang bakal ngomongin apa pun yang mereka mau. Beberapa minggu juga sudah bosen ngomongin.” Ia mengucapkannya sebagai doa, karena ia tidak mau menjadi bahan gunjingan dari orang-orang yang memiliki banyak waktu lebih dibanding bekerja atau lebih suka membicarakan kehidupan orang lain ketimbang mengurus hidupnya sendiri.
KAMU SEDANG MEMBACA
Lover's Dilemma [FIN]
RomanceMay contain some mature convos & scenes. Menikah tidak ada dalam kamus Damayanti. Satu hal yang membuatnya menerima perjodohan dengan anak teman ibunya adalah karena bakti. Namun, keberuntungan berada di pihaknya ketika pria itu lari tunggang langg...