Pertanyaan itu membuat Damayanti menganggukkan kepala dan tersenyum.
Aksa dengan bersemangat memegang perutnya. Tangan Aksa berada di perutnya lama-lama hingga kedua alisnya mengkerut, "Kok belum nendang?"
"Masih nanti, sekarang dia masih terlalu kecil. Dulu waktu Aksa di perut Mami, Aksa nendang kenceng banget lho!" Ceritanya dengan bersemangat. Ia memiliki vidio yang dikirimi oleh Rhea, Farras dan Nadira saat kehamilan mereka dan menyimpannya di laptop, sesekali memperhatikan seluruh isinya sebelum ia membulatkan tekat ubtuk memiliki anak melalui donor sperma.
Kata tidak lama kemudian juga menyambangi mereka dan duduk di sisinya yang kosong. "Tante, mau pegang juga." katanya dan Damayanti menarik tangan anak gadis itu dan menaruhnya di perut. Mereka memegangi perut itu sambil berbicara berbisik-bisik dengan jarak yang sangat dekat dengan perutnya. Bahkan telonga Aksa menempel di perutnya. "Nanti main bareng, ya. Baik-baik di dalam sana. Jangan susah makan, biar tumbuh gede!" Salah satu bisikan Aksa yang terdengar di telinganya.
"Nanti aku ajarin karate biar gak ada yang gangguin kamu!" Kali ini giliran Kata yang berbisik.
Farras mengambil Himeka yang berjalan-jalan di pojokan lalu membawanya ke pangkuan Damayanti. "Ini sekalian, biar ngerasain jadi human playground." katanya dengan tertawa jahat lalu kembali menikmati masakan Nadira yang lain.
Himeka memutar badannya lalu mengikuti Aksa yang beberapa minggu terakhir menjadi role model-nya. Menempelkan pipi pada perut bagian depan Damayanti kemudian menepukkan kedua tangannya dengan pelan di sana. Kemudian suara kentut kecil terdengar dan membuat Himeka tertawa melengking.
"Jadi, ada apa dengan Bang Wira yang minta gue buat update informasi tentang lo hari ini?" Rhea menelungkupkan ponselnya. Kini perhatiannya sudah fokus sepenuhnya pada mereka.
"Ya mana gue tau, lo tanya sama dia lah. Palingan juga kayak ke lo dan Farras waktu hamil. Ribet sendiri." jawabnya, kedua tangannya memainkan surai Kata, Aksa dan Hime bergantian.
Nadira yang masih sibuk di dapur pun kini mengikuti obrolan mereka dengan menimpali, "Iya, dia juga nanyain lo sama gue, Dam. Not that I mind to answer ALL of his questions, tho." ia menekankan pada kata ALL dan itu berarti ada banyak pertanyaan yang ditanyakannya pada Nadira. Dan dalam kamus Wira, itu berarti superduper banyak.
"Kok gue gak ditanyain, sih?" Farras merengut di ujung ruangan.
"Karena lo paling ember." cerca Rhea yang membuatnya langsung protes, "Hei! Gue bahkan gak bilang apa-apa soal Anu ke lo!"
Rhea memutar bola mata, "Dan ini sebagai balasan karena gue kesal dia diem-diem soal Anu. Jadi, kalian ada apa?"
Damayanti mengernyit, "Gak ada apa-apa. Kenapa jadi gue yang diinterogasi sih? Gue gak pernah hubungin kalau bukan urusan kerjaan juga."
"Terus terakhir kali Bang Bra hubungin lo kapan?" Farras kali ini bertanya.
"Tadi subuh sampai pagi tadi." teman-temannya tampak akan mengatakan sesuatu tapi ia buru-buru menambahkan, "Sebelumnya karena gua kasih email soal kerjaan terus ngobrolin kerjaan terus gue ketiduran." katanya dengan menyensor informasi tentu saja. Tidak mungkin ia mengatakan mengenai hal yang membuatnya menangis. Tidak mau kalau sampai ketiga sahabatnya ini tahu ia terkadang iri pada apa yang mereka miliki.
Pandangan penuh curiga yang mereka berikan padanya membuat Damayanti mengesah. Ketiga sahabatnya ini tidak akan berhenti mengendus sekitar jika insting kepo-nya belum terpuaskan. Persis seperti anak anjing yang kini bergelung di dekatnya. "Kalian ngira gue sama Bang Wira punya hubungan? Puh-lease. Kalian bertiga hamil memangnya perlakuannya gak sama? Remind me, seberapa kesal Farras dan gue waktu Rhea hamil karena tiap keluar bareng pasti dia hubungin kita. Atau seberapa banyak telepon dari Bang Wira ke Rhea dan gue waktu Farras hamil. Bang Wira itu jelmaan Farras versi laki, suka banget nyampurin urusan orang." tandasnya yang diamini oleh ketiga sahabatnya.
24/4/21
Zero-Sum Love Rhea - sudah tamat
Cooperative Love Farras
Lover's Dilemma Damayanti
Sequential Love Nadira
KAMU SEDANG MEMBACA
Lover's Dilemma [FIN]
RomansaMay contain some mature convos & scenes. Menikah tidak ada dalam kamus Damayanti. Satu hal yang membuatnya menerima perjodohan dengan anak teman ibunya adalah karena bakti. Namun, keberuntungan berada di pihaknya ketika pria itu lari tunggang langg...