Bunyi pesan masuk di ponselnya menarik fokus Damayanti dari layar komputernya. Satu harian ini ia hrus berkutat dengan budget yang dipangkas untuk keperluan divisi lain. Macam divisinya tidak perlu uang saja untuk berjalan. Oleh karena itu ia harus pintar-pintar untuk mengalihkan dana ke hal yang penting sehingga mau tidak mau memotong merchandise yang biasanya melimpah di berbagai event. Ucapkan sampai jumpa pada koper dan halo pada mug.
Bang Wira
Dam, rekanan Pak Surya minta dibuatkan kartu kredit. Urgent.Lalu Kontak dari rekanan yang dimaksudkan itu di bawahnya.
Apa sih yang tidak urgent di kantor ini? Pembagiannya hanya dua; urgent dan superduper urgent. Tidak ada yang biasa. Damayanti bersungut-sungut namun tetap mengerjakannya karena tahu Riska, sekretaris Wira, sedang cuti. Pria itu anti meminta tolong pada sekretaris lain karena tidak mau mengganggu juga tidak enak hati pada bosnya. Meskipun posisinya masih dibawah Prawira. Damayanti mengatur jadwal untuk mengantar aplikasi dan dokumen apa saja yang diperlukan pada supir kantor agar dapat langsung pergi dan menunggu.
Setelah selesai ia mengabari Wira, lalu kembali berkutat pada pekerjaannya yang lain. Namun pesan masuk lainnya dari Wira membuatnya berhenti mengetik. Sumpah deh, dia harus mematikan mode suara dan getar di ponselnya supaya dapat bekerja. Tapi itu tidak mungkin. Segala sesuatu yang penting selalu dikomunikasikan melalui pesan singkat ponsel.
Damayanti mengesah, membuka pesan dari pria itu. Hanya gambar salah satu film di salah satu aplikasi streaming.
Me
Apaan?Bang Wira
Nonton itu, yuk. Malam ini.Me
Emangnya abang udah pulang? Bukannya masih sampai minggu depan?Prawira pergi ke luar kota untuk urusan pekerjaan esok paginya setelah pulang mengantar Damayanti. Dan yang dia dengar-dengar, pria itu tidak akan pulang hingga minggu depan karena sedang pelatihan.
Bang Wira
Nonton bareng dari zoom aja, share screen.Me
Gak bisa, ada jadwal sama Rhea dkk buat ngumpul.Pria itu mengirimkan gambar salah satu wine berwarna pink. Le Petit Chavin Rose Non-Alcoholic Rose Wine, tertulis di sana.'
Bang Wira
Kamu bisa minum itu. Minta sama Farras deh, aku nitip beliin sama dia kemarin.Me
Bang, aku itu gak perlu diurusin lho. Sumpah. Kalau aku mau minum wine yang non-alkohol, aku bisa cari dan beli sendiri.Bang Wira
Iya, tahu. Tapi nanggung, kemarin Farras nanya jenis wine buat kamu terus aku rekomendasiin itu. Ujung-ujungnya dia minta ditransfer duit buat beli botol-botol lainnya.Sudut bibir Damayanti berkedut karena membaca akal-akalan dari Farras. Pesan lainnya masuk dari pria itu.
Bang Wira
Sabtu ke nikahan sama siapa?Me
Sama Handaru.Bang Wira
Okay. Malam nanti setelah selesai dengan Rhea kabarin ya. Temenin aku nonton.Me
Hubungin Nadi aja deh.Bang Wira
Dia mana bisa diajak nonton. Pasti nemenin Hime tidur. Lagian itu film horor, mana bsia Nadi nonton gituan.Me
FarrasBang Wira
Nemenin laki tidur.Me
RheaBang Wira
Baru sampai title aja dia langsung tidur.Damayanti mengerang dengan kesal. Rhea memang tidak bisa diajak nonton tengah malam. Suara genderang perang pun terdengar seperti lullaby baginya.
Me
Fine! Nanti aku hubungin.Bang Wira
Gitu dong. Sampai jumpa malam nanti, Dam!Damayanti menaruh ponselnya tanpa memberikan balasan.
4/3/21
Target chapter 10 1/2 & 2/2 masing2 komen 400 yaw man teman
KAMU SEDANG MEMBACA
Lover's Dilemma [FIN]
Storie d'amoreMay contain some mature convos & scenes. Menikah tidak ada dalam kamus Damayanti. Satu hal yang membuatnya menerima perjodohan dengan anak teman ibunya adalah karena bakti. Namun, keberuntungan berada di pihaknya ketika pria itu lari tunggang langg...